Donghyuck segera membuka matanya saat merasakan angin malam yang dingin dan aroma familiar yang terdiri dari aroma pedas namun manis secara bersamaan. Matanya bertemu dengan mata milik Mark yang menatapnya dari atas.
Donghyuck panik dan dengan cepat duduk, membuat kepala keduanya terbentur tepat di dahi. Mereka berdua mengerang tapi Donghyuck segera berdiri.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Donghyuck berteriak, siap untuk melawan seorang alpha yang masih dengan tenang duduk di bangku sembari mengusap dahinya.
Donghyuck mengamati tubuhnya sendueu dan terkejut ketika mendapati dirinya mengenakan hoodie. Jika ia ingat dengan benar, ia tidak memakainya sebelumnya.
"Duduk santai di sini?" Mark menjawab sambil mengangkat alis.
"Tidak, kau pasti berbuat lebih! Kenapa aku berbaring di pahamu?"
"Tenanglah." Mark terkekeh. "Kupikir berbaring di bangku sendirian akan terlalu menyedihkan."
"Kenapa aku memutuskan untuk tidur di taman?" Donghyuck berteriak tetapi segera memerah saat ia mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Ia menangkup pipi merahnya dan menggelengkan kepala, ingin membenturkan kepalanya di bangku bodoh yang diduduki Mark, untuk melupakan apa yang telah ia lakukan. Ia melirik ke arah Mark dan semakin memerah ketika ia melihat alpha itu dengan senyum bodoh di wajahnya.
"Lupakan apa yang terjadi! Hapus semua itu dari ingatanmu!" Donghyuck berteriak sembari menutup matanya. Ia ingin menenggelamkan diri di pusat bumi.
"Itu tidak akan mudah."
"Berhenti! Jangan katakan apa pun!"
"Oke, oke! Tenang, aku hanya akan tetap menyimpannya di antara kita." Mark mengangkat tangannya seperti menyerah.
Donghyuck menutup mulutnya sambil memelototi Mark dengan tatapan aneh. Tapi ia segera melembutkannya dan menghela napas dalam-dalam. Ia tidak bisa marah karena Mark adalah orang yang telah menyelamatkannya. Jika bukan karena Mark, Donghyuck tidak tahu nasibnya seperti apa. Merasa malu, ia melihat ke bawah, gugup memainkan jarinya dengan cemberut.
"Terima kasih telah menyelamatkanku," ucapnya dengan suara yang begitu pelan tapi Mark tetap mendengarnya. Mark kebetulan tidak memiliki pendengaran yang buruk. Ia memiliki telinga yang berkembang sangat baik sehingga bisa mendengar hal-hal pelan di sekitarnya.
"Tidak perlu berterima kasih padaku. Semua orang akan melakukan hal yang sama." Mark berucap, tapi dengan cepat menambahkan, "Yah, tidak semua orang kecuali mereka yang—"
"Aku mengerti. Kau adalah salah satu alpha yang bisa menahan diri alih-alih bergabung dengan mereka." Donghyuck berkata dengan kepahitan yang masuk akal dalam suaranya saat ia mengacu pada malam itu. "Terima kasih."
"Aku tidak membela mereka atau bagaimana, tapi memang sulit bagi alpha untuk menahan diri saat omega mengeluarkan feromon—"
"Aku tidak melakukan itu, aku bersumpah. Aku mengonsumsi supresan. Alpha itu menyerangku ketika aku benar-benar masih waspada." Donghyuck berucap. Jika dipikir-pikir, itu lebih salah lagi ketika mereka melakukan itu dengan mengabaikan fakta bahwa Donghyuck tidak sedang heat. "Tapi supresan itu semakin lemah saat kau muncul."
"Supresan itu mungkin terlalu lemah untukmu. Kau perlu mengonsumsi supresan yang lebih kuat agar tidak mengalami hal seperti itu lagi." Mark menjelaskan dengan nada serius.
Tapi ada sesuatu yang tidak bisa dimengerti Donghyuck. Itu ada di kepalanya bahkan ketika ia melamun, tanpa malu-malu menanyakan hal-hal nakal kepada Mark. Ia tidak bisa mengerti mengapa Mark tidak menyerah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️
Fanfiction🔞 [TERJEMAH] Donghyuck pikir ia adalah seorang alpha meskipun belum mendapatkan statusnya. Namun tanpa bisa ia duga, di suatu malam yang mengesalkan, ia mendapatkan status gender sekundernya sebagai seorang omega. Story by: minniemism (wattpad) Ter...