10

10.2K 1K 111
                                    

Ketika Jeno dan Jaemin mengatakan bahwa mereka akan mengawasi Renjun dari jauh, Donghyuck berpikir bahwa mereka akan berjarak beberapa meter darinya. Tapi alpha itu berjalan tepat di belakang mereka dengan celah kecil yang bahkan tidak bisa dianggap sebagai celah. Donghyuck yakin ia bisa merasakan napas panas dan cemburu mereka di lehernya dan itu semakin tidak nyaman.

Renjun tampak tidak peduli sama sekali. Ia berbicara dengan Donghyuck seolah-olah mereka sedang sendirian, sama sekali mengabaikan para alpha yang mengikutinya seperti anak ayam. Ia harus terbiasa dengan mereka yang menempel padanya seperti lem. Donghyuck merasa itu melelahkan tetapi jauh di lubuk hatinya, ia menginginkan hal yang sama. Ia juga ingin seseorang mengikutinya seperti itu tetapi tidak dengan cara yang menyeramkan. Ia menginginkan orang yang protektif dan perhatian seperti teman-teman Renjun.

"Pertama, kau perlu mengontrol pandanganmu itu. Terlihat menakutkan saat kau melihat orang seperti itu." Renjun berbicara saat mereka berjalan di koridor. Donghyuck merasa seperti seorang selebriti ketika semua murid memberikan jalan untuk mereka lewati. Ia mengira itu karena dirinya, tapi ternyata itu Jeno, alpha darah murni yang mereka kagumi sebanyak itu. "Cobalah untuk melembutkannya sebanyak yang kau bisa. Bisakah kau mencobanya?"

Donghyuck berhenti dan menghadap Renjun, mencoba untuk memelototinya tetapi ia tidak bisa melakukannya karena Renjun tidak membuatnya marah sama sekali. Bagaimana kau bisa marah pada seseorang dengan wajah polos itu? Renjun membalikkan badannya sehingga ia bisa menghadapi Jaemin. Alpha itu memandang Donghyuck dengan wajah tanpa emosi, hanya ekspresi kosong. Donghyuck membenci ekspresi mengerikan yang segera berubah menjadi menakutkan dan kejam sehingga ia memberinya tatapan tajam.

"Ya Tuhan! Jaemin pasti takut padamu!" Renjun menutupi mata Jaemin, membuat alpha itu tersipu. "Jangan menakut-nakutinya seperti itu!"

Donghyuck heran dengan efek Renjun pada alpha. Ia hanya menyentuh Jaemin dan alpha itu terpesona. Donghyuck merasakan perasaan jahat yang aneh tetapi ia segera menyingkirkannya. Donghyuck ingin menjadi seperti Renjun. Pasti hidup akan jauh lebih mudah baginya.

"Coba lihat dia dengan lebih lembut sekarang."

"Kurasa aku tidak bisa."

Ia tidak merasakan simpati apa pun terhadap salah satu alpha kecuali ayah dan saudari perempuannya. Ia menemukan semua orang mesum yang sama, yang hanya peduli pada keinginan mereka.

"Cobalah."

Donghyuck memelototi Jaemin lalu sedikit melembutkan tatapan matanya.

"Coba lagi." Renjun membimbing dengan ekspresi serius. "Sempurna. Sekarang coba tetap seperti itu pada semua orang di sekitar."

"Seperti ini?" Donghyuck tersentak. Raut wajahnya tampak begitu lembut sehingga orang bisa salah paham. "Tidak! Orang mungkin akan mengira aku menginginkan mereka di tempat tidurku."

Jeno panik dan dengan cepat menutup telinga Renjun seolah-olah ia belum pernah mendengar apa pun tentang itu dalam hidupnya. Jaemin mendecakkan lidahnya dengan kesal dan dengan malas menatap Donghyuck.

"Kami tidak ingin kata-kata cabulmu merusak telinga Renjun yang polos."

"Aku tidak percaya dia selugu itu." Donghyuck memutar matanya. Bagaimana mungkin seorang laki-laki berumur delapan belas tahun tidak pernah mendengar hal-hal seperti itu? Ia omega, ia pasti tahu tentang itu lebih dari alpha.

"Kau harus percaya karena dia adalah personifikasi dari kata polos," kata Jaemin. Donghyuck ingin menertawakan ini, tapi wajah serius alpha itu mencegahnya.

Renjun melepaskan tangan temannya dari telinganya dan menatap Donghyuck dengan mata yang berkilauan.

"Omega harus terlihat seperti itu. Kami diciptakan untuk menjadi manis dan baik hati sementara alpha kuat dan tegas. Omega biasanya tidak melakukan hal-hal seperti yang kau lakukan."

[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang