27

6.8K 720 123
                                    

Keesokan harinya Donghyuck siap mendengar penjelasan. Ia dan Donghyun berpisah karena jadwal mereka yang berarti salah satu dari mereka terpaksa pergi ke sekolah lebih awal. Kali ini giliran Donghyuck. Ketika ia meninggalkan rumah, saudari perempuannya masih tidur. Menariknya. kemarin Donghyun pulang ketika Donghyuck sudah tidur. Mereka bahkan tidak sempat berbicara. Donghyuck tidak yakin tapi ia merasakan bau darah dari Donghyun tapi mungkin itu hanya imajinasinya. Imajinasi bisa terjadi saat kita sedang tidur.

Jika Donghyun dicoret dari daftar orang yang harus memberikan penjelasan, maka target berikutnya adalah Mark. Laki-laki itu masih belum membaca pesannya tapi ia adalah orang pertama yang dilihat Donghyuck ketika datang ke sekolah. Donghyuck sudah siap untuk menghampiri Mark, tidak peduli apakah itu karena kekesalannya atau karena kegembiraan dan kebahagiaan karena akhirnya melihat alpha itu lagi. Namun, ketika hanya berjarak beberapa langkah lagi, ia menenangkan diri dan perlahan mendekati temannya. Ia sedikit menyentuh bahu Mark dengan ujung jarinya dan bahkan tanpa perasaan, senyum mulai terbentuk di bibirnya. Memang, ia senang bisa bertemu Mark.

Matanya yang berbinar bertemu dengan mata dingin Mark dan senyum dari wajah Donghyuck dengan cepat menghilang. Mark mencoba mengubah ekspresinya menjadi sedikit ramah tetapi hampir mustahil.

"Kau kenap—"

"Selamat pagi, Hyuck. Maaf, jika aku terlihat sedikit aneh dan menjauhimu hari ini. Jangan pedulikan aku, aku hanya lelah." Mark memotong ucapan Donghyuck. Senyuman yang diperlihatkan Mark kemudian dipaksakan, Donghyuck melihatnya karena sudut bibirnya yang berkedut.

"Seharusnya kau tetap di rumah. Kau terlihat lelah ... Maksudku, benar-benar lelah."

"Tidak apa-apa, aku lebih baik di sekolah daripada tetap di rumah," katanya dengan makna lain dan sesuatu yang tersembunyi dalam suaranya.

"Baiklah jika kau berkata begitu."

Segera mereka harus berpisah saat bel berbunyi, memanggil agar ke kelas masing-masing. Donghyuck pergi ke kelasnya dengan kepala penuh pikiran. Ia siap untuk menginterogasi Mark, tetapi alpha itu benar-benar tampak lelah dan Donghyuck tidak bisa menahannya tetapi ia mengalah. Mark tidak seperti itu sebelumnya, jadi kemarin pasti telah terjadi sesuatu.

Dengan pemikiran itu, Donghyuck mengikuti Mark kemana-mana, hampir sama seperti yang dilakukan alpha itu dulu. Mark berbicara seperti biasa dengan topik yang sama yang mereka berdua sukai. Padahal, itu berbeda. Kata-katanya tidak lagi ceria dan hangat, cenderung pendek dan tidak memiliki semangat. Donghyuck hanya mengangguk, menunggu waktu yang tepat ketika ia akhirnya akan bertanya pada Mark apa yang terjadi padanya.

Akhirnya, kesempatan itu datang ketika istirahat makan siang dimulai. Donghyuck menyeret Mark ke meja favorit mereka. Ia berusaha diam dan tidak mengganggu sebisa mungkin, melihat betapa lelahnya alpha itu. Mark memiliki lingkaran hitam yang terlihat di bawah matanya dan itulah alasan utama Donghyuck merasa khawatir, meskipun kepribadian Mark yang biasa juga tidak terlihat. Ketika Mark duduk di belakang meja, alpha itu menumpukan tangan di dahi miliknya dan berkedip beberapa kali hanya untuk menghilangkan rasa lelah dan, mungkin, kantuk. Alih-alih duduk di depan Mark seperti biasanya, Donghyuck memilih tempat di sebelahnya.

Donghyuck mulai makan sambil melirik ke arah temannya yang melihat ke meja seolah ada yang lebih menarik dari makanan dan urusan omega itu. Itu mengkhawatirkan. Donghyuck ingin bertanya j apa tapi tiba-tiba menjadi malu dan takut. Itu bukan urusannya, mengapa ia bahkan ingin tahu? Ia harus melakukannya seperti omega lainnya, yaitu jangan ikut campur, dan lebih baik menghibur Mark saja.

Tiba-tiba beberapa hal mulai menjadi lebih baik dan Donghyuck merasakan bagaimana kesadaran itu menghantamnya. Beberapa ingatan dari hari kemarin melintas di benaknya dan Donghyuck berhenti mengunyah camilan. Tubuhnya menjadi kaku ketika memikirkan tentang apa yang mungkin terjadi kemarin. Apa karena Aisha Mark menjadi seperti itu? Apa karena Aisha dan pembicaraan mereka kemarin? Tapi apa yang mereka bicarakan di sana? Bahkan jika Donghyuck menanyakan pertanyaan itu, sepertinya ia sudah tahu apa yang terjadi. Itu jelas dari sudut pandangnya. Mereka berdua tampak kesal dan tegang saat itu dan sekarang Mark tampak sedih seolah-olah ada sesuatu yang tidak beres.

[Terjemah] MATCH MADE IN HELL | Markhyuck Omegaverse ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang