10. What's wrong with you?

10.7K 1.2K 167
                                    

Mirelen[part 10]

|||

“Hei, gimana El? Saya lihat kamu fresh banget hari ini.”

Mirele tersenyum, gadis itu mengangguk. “Dengan melupakan sejenak fakta tentang apa yang saya alami, saya seperti menjalani kehidupan normal, dok.”

Dokter Harine Velita. Dokter cantik itu ikut senang dengan ujaran Mirele. “Saya senang melihat kamu senang, El.”

“Terimakasih dok,”

“Berbaringlah, saya akan memeriksa keadaan kamu terlebih dahulu,” Mirele mengangguk, melepas alas kakinya lalu berbaring di atas brankar ruangan serba putih itu.

“Kamu sudah berhenti merokok, kan?”

Mirele mengangguk menjawab “Sudah dok,”

“Bagus. Ada kemajuan, saya berharap banyak sekali agar dengan perlahan kamu akan lekas membaik, El. Saya akan berusaha sebaik mungkin. Tetapi urusan takdir, Tuhan yang mengatur.”

Mirele termenung. Gadis itu memperhatikan dengan seksama ke arah Dokter Harine yang dengan telaten memeriksanya.

“Saya engga merasa terbebani dengan kenyataan ini. Apa saya jahat dengan diri saya sendiri, dok?”

Dokter Harine membisu. Dokter cantik itu kemudian mengangkat senyumnya perlahan. “Yang dapat mengerti diri kamu hanyalah dirimu sendiri El. Orang lain gak akan pernah merasakan apa yang kamu rasakan walau saya sendiri mencoba memahami kamu.”

Mirele masih setia memandang wajah Dokter Harine dengan seksama.

“Saya bangga sama kamu, karena hingga detik ini, kamu masih menjadi gadis kuat yang tidak pernah mengeluh,”

“Rasanya mengeluh saja percuma dok,” Mirele menjeda kalimatnya. “Saya ingin berjuang, walau orang lain ga mengharapkan itu.”

“Stttt,” Dokter Harine menggeleng. Tak suka dengan kalimat terakhir Mirele.

“Saya selalu senang saat kamu kuat berjuang melawan penyakit ini, El. Jangan menganggap jika kamu sendirian. Ada saya, ada teman teman kamu.”

Mirele mengangguk, terkekeh kecil “Terimakasih dokter,”

***

“YEYYY KAK EL DATANG LAGI!! YEY!”

Mirele dengan dua paper bag di tangannya tersenyum cerah ke arah adik adik yang menyambut kedatangannya dengan gembira.

“Adik adik, lihat nih, kak El bawain sesuatu buat kalian.” Mirele duduk di rerumputan hijau danau itu. Gadis itu meletakkan dua paper bag besar di samping tubuhnya.

“WAHHHH, ADA BUKU DONGENG!” Cia berseru senang saat mendapat buku dongeng tentang putri tidur dari Mirele.

“Sisil dapet krayon nih! Warnanya banyak banget kak El.”

“Iya dong sayang, nanti kalian semua pakai semua ini untuk belajar mewarnai dan membaca bareng ya? Ada buku tulis sama alat alat tulis juga buat kalian belajar Menulis.”

“ASIK!!” Keenam anak itu sibuk membongkar isi paper bag yang dibawa Mirele.

“Terimakasih banyak ya kak El. Karena kakak, Edo dan adik adik bisa belajar banyak. Kami yang awalnya gak bisa membaca jadi lancar membaca, Edo yang gak bisa menulis jadi belajar menulis.”

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang