Mirelen[part 26]
•••
Sesuai ucapan Gavin, Galen benar-benar memenuhi perkataannya dengan membawa Mirele datang ke rumahnya. Saat ini keduanya tengah berada di dalam mobil Galen- atau lebih tepatnya ada tiga orang disana, Gibran duduk di belakang.
"Puter balik deh kak, gue kayaknya sakit perut."
Galen melirik Mirele sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan.
"Gue beneran sakit perut, soalnya lagi ada tamu. Takutnya bocor disini, kan mobil lo yang-"
"Gak usah banyak alesan."
Mirele mendengus kesal, dia beralih memutar badannya menghadap Gibran yang asik pada ponselnya di belakang. "Bran, balik ke rumah gue aja ya? Gue sakit perut."
Gibran membuang fokusnya dari ponsel ke arah Mirele. "Lo boongan apa beneran?"
"Gue beneran lah!" Raut Mirele memang sedikit tidak meyakinkan, tapi Gibran menurunkan pandangannya ke perut Mirele yang sedikit diremas kuat oleh gadis itu.
"Perut lo beneran sakit nih?"
Mirele mengangguk. Gibran ini ragu karena raut Mirele tetap datar, kayak gak ada sakit-sakitnya.
"Len, El sakit perut katanya."
"Dia boong."
Dengan kesal Mirele memukul lengan Galen. Ini orang dibilangin gak percaya sih. "Gue beneran sakit perut kak Galen, ih sumpah, lo kira gue boongan karena nervous bakalan ke rumah lo? Enggak! Perut gue beneran sakit."
Sekarang raut wajah Mirele berubah, keringat dingin mulai sedikit terlihat di wajah gadis itu. Mirele kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil, tangannya masih meremat perutnya yang sakit.
Galen melirik ke samping, keraguannya mulai sirna kala melihat ekspresi gadis itu.
"Lo beneran sakit perut?"
"Iya lah!"
Galen mengulurkan tangannya ke arah lengan Mirele yang sejak tadi memeluk perutnya- lebih tepatnya mencengkeram.
"Jangan digituin, ntar tambah sakit." Galen beralih meletakkan telapak tangannya tepat di depan perut Mirele, diusapnya pelan perut itu. Mirele hanya diam, Gibran yang melihatnya beralih buang muka.
"Masih sakit?"
"Gak!" Mirele menjauhkan tangan Galen dari perutnya, gadis itu buang muka ke arah jalanan membiarkan Galen yang terkekeh kecil setelahnya.
Sekitar lima menit kemudian mobil Galen berhenti berjalan. Mirele mengamati sekitar. "Ini bukan rumah lo kan?"
"Gue mau beli sesuatu dulu di sana, lo tunggu disini."
Mirele hanya mengangguk. Galen keluar dari mobil, berjalan menuju pusat perbelanjaan itu dengan berlari kecil.
Mirele memutar tubuhnya, melihat Gibran yang fokus pada ponsel dengan kedua telinga yang disumpal Airpods.
Saat merasakan nyeri di perutnya datang lagi, Mirele meringis kecil, tangannya kembali memeluk tubuhnya, lalu kepalanya bersandar pada kaca mobil.
Sekitar tiga menitan, Galen kembali, cowok itu membawa sekantong tas belanja dan menyerahkannya pada Gibran yang ada di belakang.
"Nih, minum." Galen menyerahkan sebuah minuman pereda nyeri yang hanya dilirik oleh Mirele.
"Kok lo tau soal minuman ini?" Mirele menerimanya, pandangannya masih fokus pada Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirélen [END]
Teen FictionKisah mereka dimulai ketika Mirele dipertemukan dengan Galen, kakak kelas yang menabraknya di halaman sekolah. Galen itu warna baru bagi Mirele, sementara Mirele itu kepingan puzzle bagi Galen. Keduanya seperti dua ujung tali berbeda yang disambung...