Mirelen[Part 31]
***
Pandangannya meneliti ke tempat ini dengan seksama. Mirele kemudian menoleh ke arah Galen yang berdiri menjulang di sampingnya, dia tidak tahu Galen ingin membawanya kemana. Disini gelap, terdengar suara air mengalir tak jauh dari sana, yang Mirele tebak berasal dari danau.
“Ayo,” Galen menarik pelan tangan Mirele, menggenggamnya menuntun Mirele memasuki danau itu, yang entah apa yang akan mereka cari disana.
“Kok gelap banget sih kak? Lo gak bisa cari tempat yang terangan dikit?”
“Lo kan suka gelap.” Balas Galen yang menurut Mirele tidak nyambung sama sekali.
“Tapi ini nyeremin. Balik aja yuk.”
Galen tidak merespon. Tetap pada tarikannya yang membawa Mirele semakin masuk ke dalam danau tersebut dan semakin jelas pula suara air dari pendengaran mereka.
“Dingin, mending kita pulang.”
Galen hanya menoleh sekilas.
“Kak—” Perkataannya sukses berhenti begitu matanya menangkap cahaya yang dihasilkan dari lilin di atas meja yang di set sedemikian rupa dengan dua kursi yang saling berhadapan, berada tepat di pinggir danau.
Galen membawa Mirele yang masih mencerna itu semua mendekati meja itu dengan pelan, setelah ada di dekat sana, Mirele tidak juga membuka suara, matanya meneliti meja dan kursi itu dalam-dalam.
“Bad dinner from bad boyfriend.”
Mirele mengalihkan fokusnya ke arah Galen yang terlihat memasang senyum kecilnya.
“Gue harap lo suka.” Lanjutnya yang membuat Mirele merenung.
“Ini kak Galen yang nyiapin?”
Galen menggeleng. “Ada, tapi bukan gue.”
“Tapi, buat apa?”
Galen beralih berdiri di belakang Mirele, gadis itu tidak tahu apa yang ingin Galen lakukan, hanya saja, ia merasakan Galen menyingkap rambut panjang terurainya menjadi ke samping, Mirele hendak berbalik untuk menatap cowok itu, tapi Galen menahan bahunya.
“Lo ngapain?”
Galen tak menjawab, Mirele seketika terdiam kala merasakan sesuatu melingkari lehernya yang kosong. Pandangannya menunduk, tak bisa berkata-kata mendapati kalung perak dengan desain berupa inisial ‘G’ melingkar indah di lehernya.
Galen membalikkan tubuh Mirele menghadap ke arahnya ketika selesai memasangkan kalung itu kepada Mirele. Mirele menatap ke arah Galen yang lagi-lagi memberinya senyum tipis.
“Disimpen. Jangan di lepas,”
Kembali Mirele menunduk memperhatikan kalung cantik yang menghiasi lehernya itu. “Buat gue?”
“Iya.”
“Kak Galen yang beli?” Kini Mirele memilih memandang wajah Galen yang juga tengah memandanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirélen [END]
Teen FictionKisah mereka dimulai ketika Mirele dipertemukan dengan Galen, kakak kelas yang menabraknya di halaman sekolah. Galen itu warna baru bagi Mirele, sementara Mirele itu kepingan puzzle bagi Galen. Keduanya seperti dua ujung tali berbeda yang disambung...