Mirelen[part 12]
|||
“Be my boyfriend.”
“Jadi cowok gue selama sebulan.” Lanjut Mirele yang membuat Ava dan Jay yang mendengar itu membulatkan bibir. Teman teman sekelas Galen juga ikut berbisik bisik.
“Tentu.” Galen tersenyum, menyandarkan punggungnya di kursi dengan tatapan yang masih terfokus ke manik Mirele.
“As you wish, girlfriend.”
Niat hati membuat Galen bungkam dan berharap Galen tidak akan memenuhi permintaannya kenapa malah menjadi begini? Kenapa Galen menyanggupi? Astaga. Mirele merasa keadaan menjadi terbalik.
“Ekhem. Jadi lo berdua jadian nih?” Jay melipat kedua tangannya di bawah dada.
“Yah Mirele sold out.” Ucap Ava meluruhkan bahu.
“Pas. Tanggal jadian kalian cakep. 14 Februari, Valentine day. Bisaan banget deh.”
Mirele diam. Ini kenapa jadi gini?
“Sebulan, cuma sebulan.” Mirele kemudian berdiri, meninggalkan kelas itu dengan perasaan tak karuan. Sial.
***
Berita tentang Galen dan Mirele yang berpacaran tersebar luas beberapa saat kemudian di SMA Dewara. Teman teman sekelas Galen pelakunya, termasuk Ava dan Jay yang menyebarkan.
Mirele yang tengah berada di dalam toilet sekolah setelah selesai mengganti seragamnya dengan kaos olahraga tiba tiba dicegat oleh dua orang siswi yang merupakan kakak kelas Mirele.
“Heh jalang. Pelet apa yang lo kasi ke Galen, hah?”
Tubuh Mirele dihempas hingga terbentur tembok. Sheril pelakunya, anak kelas duabelas MIPA 2.
“Gausah sok cantik deh lo. Muka pas pasan doang bangga.”
Mirele ga terima dong dikatai seperti itu. Apa katanya, jalang? Beuh, gak ngaca dulu cewek ini.
“Heh lampir. Ngaca dulu deh sebelum ngatain orang. Mentang mentang kakak tingkat aja sok berkuasa. Lo kira gue takut?” Mirele membalas mendorong Sheril sama seperti apa yang Sheril lakukan terhadapnya. Satu teman Sheril yang sejak tadi bersama Sheril membantu gadis itu.
“Lo gapapa she?” Jia menenangkan Sheril yang tampak emosi.
“Kurang ajar banget lo jalang!” Sheril hendak memukul Mirele, tetapi lebih dulu tangannya dihempas oleh Mirele.
“Lo yang kurang ajar. Gaada kerjaan banget ngelabrak orang. Masih jaman? Gausah sok keras!”
Sheril menahan emosinya mendengar jawaban Mirele yang tidak ada takut takutnya terhadapnya.
“Lain kali kalau mau sok keras jangan sama gue deh tante. Ga malu lo sama umur? Ngelabrak gajelas padahal Kak Galen bukan siapa siapa lo juga. Gini nih kerjaan jalang yang sebenarnya, ngelabrak orang padahal lo bukan siapa siapa. Malu maluin banget lo.”
Ralin masuk ke dalam toilet. Gadis yang sudah berganti dengan pakaian olahraga itu menatap Sheril dan Mirele bergantian.
“Kenapa El?” Ralin tak paham melihat wajah marah Sheril.
“Ga penting. Orang sok keras niat labrak gue.” Ralin menahan tawa, melihat ekspresi Sheril dan Jia membuatnya paham.
Sebelum pergi, Mirele kembali menatap Sheril “Satu lagi, kalau mau cari lawan, saran gue liat dulu lawannya. Jangan asal labrak, oke?” Mirele kemudian menepuk pundak Sheril yang membuat Sheril semakin terbakar amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirélen [END]
Teen FictionKisah mereka dimulai ketika Mirele dipertemukan dengan Galen, kakak kelas yang menabraknya di halaman sekolah. Galen itu warna baru bagi Mirele, sementara Mirele itu kepingan puzzle bagi Galen. Keduanya seperti dua ujung tali berbeda yang disambung...