Jangan pernah menjadi 'dia' dalam hubungan orang lain.
|||
On mulmed, Galen Arvind Aldenra.
•
•
•
Mirelen[part 08]•••
Mirele mendudukkan dirinya di sofa merah yang berada di dalam sebuah club mewah yang tengah dikunjunginya. Gadis dengan dress pendek berwarna dark blue itu menurunkan sedikit dress di atas lututnya agar menghindari sedikit tidaknya hal aneh aneh yang memancing mata lelaki untuk menatapnya.
"El, gabung ke dance floor yuk. Udah lama lo gak dansa bareng kita kita."
Mirele menggeleng. Menolak ajakan temannya yang bernama Lizzy itu. Jika bukan karena desakan teman SMP- nya yang mengajak reuni di club ini, Mirele juga males untuk datang sebenarnya.
"Lo mah ga asik El." Celetuk cowok yang baru saja menghampiri mereka. Namanya Roland, kekasih Lizzy.
"Diem! Kalau El gamau gak usah dipaksa, lo enjoy aja El. Nanti yang lainnya pada dateng kok, gue sama Roland kesana ya."
Mirele mengangguk. Lizzy dan Roland berlalu untuk bergabung dengan yang lainnya ke dance floor, meninggalkan Mirele yang entah akan melakukan apa disana. Teman temannya yang lainnya sibuk dengan kegiatannya masing masing.
"Red wine?" Seorang laki laki casual menyodorkan sebuah gelas berisi red wine ke hadapan Mirele. Gadis itu mendongak, merasa asing dengan laki laki itu.
"Engga." Tolaknya.
"Gue Dimas, kakaknya Lizzy." Ujar Laki laki itu yang memilih duduk di samping Mirele yang tampak sedikit tak nyaman.
Tentang fakta itu, Mirele bahkan baru mengetahui jika Lizzy memiliki kakak laki laki. Wajar, Mirele tak pernah datang ke rumah Lizzy selama mereka bersahabat tiga tahun di SMP.
"Lo Mirele. Bener?"
"Iya," Sahut Mirele seadanya. Matanya menjelajah untuk menemukan sosok Lizzy yang tampak bahagia meliuk liukkan tubuhnya di dance floor.
"Ga gabung sama yang lain?"
Mirele menggeleng.
"Mau Rokok?" Mirele menoleh begitu mendengar ucapan Dimas. Laki laki itu menyodorkan satu batang rokok bersama pematiknya.
"Gue ga ngerokok,"
Dimas terkekeh kecil "Kata Lizzy, dulu lo gak bisa kalau gaada rokok."
"Itu dulu-" Ya. Dulu Mirele memang perokok. Dimulai dari jaman kelas tiga SMP hingga lulus. Gadis itu juga peminum dan sering keluar masuk club semenjak berteman dekat dengan Lizzy semasa SMP.
Memang sangat liar, tapi Mirele sudah merubah pergaulannya semenjak SMA.
"Udah lama ga ngerokok? Wow, lo hebat."
Mirele diam. Tak membalas ucapan Dimas, hingga Dimas yang merasa diabaikan berdehem singkat. Meneguk wine yang ada di dalam gelas kecil ditangannya lalu kemudian bersandar di punggung sofa. Dengan tangan kanannya yang berada di belakang pundak Mirele.
"Gue mau ke toilet dulu deh kak," Mirele berdiri, mulai melangkah meninggalkan Dimas yang terdiam menatap punggung Mirele yang menjauh.
Sementara disisi lain, Mirele saat ini sudah berdiri di depan cermin yang berada di dalam toilet di club itu. Gadis itu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, lalu mendial nomor Ralin untuk menghubungi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirélen [END]
Teen FictionKisah mereka dimulai ketika Mirele dipertemukan dengan Galen, kakak kelas yang menabraknya di halaman sekolah. Galen itu warna baru bagi Mirele, sementara Mirele itu kepingan puzzle bagi Galen. Keduanya seperti dua ujung tali berbeda yang disambung...