13. W/him

8.9K 1.1K 183
                                    

Mirelen[part 13]

|||

Hoodie putih oversize, hotpants, sepatu vans adalah pakaian ternyaman bagi Mirele. Gadis itu menuju motornya, menghidupkan mesin lalu melajukan motor matic itu keluar dari pekarangan rumahnya. Malam ini ia akan berkunjung ke apartemen maminya. Mami kandungnya di sebuah apartemen yang lumayan jauh dari arah rumahnya.

Mirele menghentikan sejenak motornya ke pinggir ketika mendengar notifikasi ponselnya.

Kak Galen

Kata tante Jovi lo keluar. Kmn?

Ke rumah pacar gue.

Lo punya brp pacar?

Berapapun pacar gue, lo gaperlu tau.

Jangan pulang malem malem
Cuaca di luar lagi ga kondusif
Jangan bandel, El.

Iya kak Galen.

Lagi jalan?
Yaudah jangan dibales pesan gue
fokus aja.

Oke pak.

Iya. Nanti bales pesan gue pas udah
sampai aja.

Iya boyfie🐲
Read.

Mirele meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas lalu kembali fokus menyetir. Gadis itu tertawa kecil. “Itu beneran cowo gue?”

“Cowo sebulan doang.” Lanjut Mirele dengan kekehannya.

Lima belas menit kemudian mirele sampai di basement apartment. Gadis itu turun dari motor lalu mulai masuk ke dalamnya.

Unit apartment maminya berada di lantai lima. Gadis itu memasuki lift dengan tangan yang menenteng totebag.

Mirele menekan beberapa digit angka lalu pintu apartment maminya terbuka dan Mirele masuk ke dalamnya.

Sepi dan gelap. Maminya kemana?

Mirele menyalakan saklar lampu. Berjalan ke arah ruang tengah lalu meletakkan totebag di atas meja.

“Mi, mami dimana? El dateng.”

Bertepatan dengan panggilan Mirele, seorang wanita cantik dengan long dress keluar dari dalam sebuah kamar.

Mirele tersenyum, maminya membuka tangannya lebar lebar pertanda menyambut Mirele ke dalam pelukannya.

“Mami kangen banget sama kamu sayang,”  Arina mengeratkan pelukannya sayang kepada sang putri. Wanita yang masih sangat cantik dan awet muda itu mengelus surai Mirele dengan sayang.

“El juga kangen banget sama mami. Maaf ya mi baru sempet kesini.”

It's oke dear. Mami juga minta maaf gak ngunjungin kamu.”

“Gapapa, El paham mami sibuk.” Arina tersenyum mendengarnya, wanita itu membawa Mirele menuju ke ruang utama dengan menarik tangan putrinya itu.

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang