21. Foxy

5.8K 801 42
                                    

Mirelen[part 21]

•••

• Gue.. bisa jauh lebih licik dari lo.

Gudang belakang sekolah ini begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gudang belakang sekolah ini begitu sepi. Mirele menoleh ke kanan dan kirinya, memastikan sekali lagi, apakah benar tidak ada orang lain sekitarnya.

"Gue punya feeling gak bagus. Pasti ada hubungannya sama yang dibilang Kencana tadi." Mirele tau, saat langkahnya memasuki gudang tersebut, sama saja artinya Mirele menjerumuskan dirinya ke kandang macan.

Benar saja, pintu gudang tua itu ditutup oleh seseorang. Tidak ada pencahayaan apapun di dalam gudang itu, Mirele meraba sekitar, berharap menemukan sesuatu.

"Aura.... Ternyata lo bener-bener licik."

"Tapi lo.... Juga bodoh."

Mirele mengeluarkan ponselnya, cahaya dari layar ponsel sedikit tidaknya menerangi gudang gelap itu. Mirele menyalakan kamera, berjalan menjauh sedikit lalu meletakkan ponselnya di atas sebuah meja. "Lo main-main sama orang yang salah, Aura."

Lalu Mirele menyembunyikan keberadaan ponselnya dengan sebuah vas yang ditemukannya, Mirele memposisikan ponselnya dengan benar, kamera belum menyala, Mirele tinggal menghitung waktu, lalu dia akan menyalakan kamera itu dan apapun yang dilakukan Aura akan terekam jelas disana.

***

"Lo udah pastiin kan di gudang sana gak ada sinyal sedikitpun?"

Sinta dan Gege mengangguk. "Tenang Ra, gue udah cek sama Gege tadi. Disana sama sekali gak ada sinyal. Baik di semua jaringan."

Aura menerbitkan senyum miring, gadis itu duduk di bangkunya dengan tenang. "Mirele bakalan kekunci lama disana..."

"Kapan kita bakalan main-main sama dia? Gue gak sabar pengen Jambak rambut tu anak."

"Tenang beb, sabar... Permainan yang menarik perlu waktu. Pulang sekolah kita bakalan puas main-main sama cewek rese itu." Tukas Gege.

***

Aruna memandang ponselnya lamat-lamat, wajahnya terlihat datar, gadis cantik itu memilih meletakkan ponselnya ke atas meja lalu memandang lurus ke arah depan, dimana Galen, Robby, Ava, Jay baru saja masuk ke dalam kelas.

"Galen!"

Keempat cowok itu sama-sama menoleh ke arah Aruna. Gadis itu mendekat, tersenyum menatap Galen. "Kamu sibuk?"

Galen menggeleng. "Kenapa?"

"Temenin aku ke kantin, mau?"

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang