2. Aldenra's

17.5K 1.6K 223
                                    

Mirelen[part 02]

•••

Skors?? Gibran di skors gara gara belain gue?” Mirele menghela nafasnya. Gadis itu meletakkan tas sekolahnya di atas meja, lalu duduk dengan pandangan kosong.

“Udah, jangan nyalahin diri sendiri terus. Gibran juga gak masalah–”

“Tapi gue masalah!” Mirele setengah membentak “Kalau bukan gara gara Gibran liat gue nangis. Gue yakin dia gak akan di skors kaya gini,”

“El, udah. Sekarang tenangin diri lo dulu, Ka Fazan nungguin lo di depan kelas.” ujar Ralin, teman sekelas Mirele dan Gibran.

“Ngapain dia nunggu gue?” Mirele berucap sinis “Dia udah permaluin gue depan banyak orang. Gue gak mau ketemu dia.”

“El, ayolah, dia udah bolak balik ke kelas ini beberapa kali nungguin lo dateng. Mungkin aja dia sadar kalau dia salah.”

Mirele berdiri dari duduknya dengan ogah ogahan. Gadis itu berjalan ke arah pintu kelas, mendapati sosok Fazan dan pandangan mereka langsung bertemu.

“Apa?”

“Gue minta maaf,”

Mirele terkekeh kecil. Minta maaf? “Gak perlu.” sahutnya datar.

“Maafin gue. Gue kesel sama lo karena gue gak suka liat cewek kasar–”

“Trus cuma cowok yang boleh kasar, cewek enggak?” Mirele terkekeh “Lucu ya. Di dunia ini selalu aja cowok yang apa apa dimaklumi. Sementara cewek? Apa cewek harus anggun, gak boleh kasar kasar?”

“Bukan maksud gue gitu.”

“Udahlah kak. Gue gak butuh maaf lo. Gue udah biasa digituin,” Mirele masuk kembali ke dalam kelasnya. Saat Fazan hendak mengikuti langkahnya, cowok itu langsung dihadang beberapa teman laki laki yang sekelas dengan Mirele.

***

“Lo pada mau soto gak? Gue yang traktir deh sekarang. Bebas, anggep aja PJ dari gue” Ujar Ralin yang disambut sorak teman temannya.

“Nah, gini dong jadi temen. Kalau ada apa apa, traktir, baru berguna.” Ucap Ivan.

“Gue seperti biasa Lin. Soto sama es teh.”

“Gue samain.”

“Lo gimana El? Mau soto juga gak? Yakali engga, kan makanan favorit lo ini.”

Mirele mendongkak, gadis itu mengangguk “Gue soto dua sama es jeruk tiga.”

“Busettttt,” Keempat temannya kompak menganga.

“Lo udah di traktir, gatau diri lagi El.” Ujar Putra.

“Gapapa kok El. Gue paham sama lo, perut lo kan perut karung,” Rika tertawa.

“Gak usah banyak bacot. Lo niat traktir gue gak Lin?” Tanya Mirele menatap Ralin.

“Iya sih El gue niat traktir lo, tapi lo kesannya kayak morotin gue.”

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang