20. El

6.3K 841 217
                                    



Update cepet nihhhh...

Kalau udh ada draft, bawaannya gatel pengen publish🌞

Absen lagi, kalian asal mana nih? Aku Bali, ada yang sama???

Mirelen[part 20]

•••

Kedua orang itu duduk dalam hening yang melanda di antara mereka. Atmosfer terasa mencekam, Gibran memalingkan pandangannya ke arah Galen kala mendengar suara nyamuk di dekat telinganya yang sangat menggangu.

"Kali ini kita harus jadi saudara yang baik."

Galen menoleh, ditatapnya sang adik datar. "Kali ini... Oke,"

Gibran mengangguk. Lalu berdiri dari duduknya melangkah menuju lemari pakaian. "Kak- Ah anjing jijik gue!" Gibran mengacak rambutnya frustasi. "Tidur berdua sama lo kayak tidur sama malaikat maut tanpa nyawa."

Galen memutar bola mata malas. Difikir dirinya Sudi tidur sama orang macam Gibran? Selain berisik, Gibran tidur gak bisa diem.

"Lo tidur di karpet. Gue di kasur." Kata Galen yang memilih merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Gibran yang tak terima mendekati Galen. "Len, kali ini lo harus bersikap sebagai Abang yang baik, jadi lo harus ngalah sama gue."

Galen memandang Gibran sebentar. "Ogah." Lalu cowok itu merebahkan dirinya di tempat tidur dengan nyaman. Ditariknya selimut menutupi seluruh badannya.

"Galen!"

"Gue gak mau tidur di karpet!"

"Gal-"

Lemparan bantal Bernard bear mengenai wajah Gibran dengan sekali lemparan. "Berisik!" Galen kembali menutup wajahnya mengenakan selimut.

Gibran mengambil boneka kepala Bernard bear itu dengan dongkol. "Pantes lo ngomong nanggung-nanggung, suka Bernard bear ternyata." Gibran tertawa.

"Diem Hello Kitty." Balas Galen yang seketika membuat Gibran mengatupkan mulutnya.

"Gue buang semua koleksi Hello Kitty punya lo, mau?" Ancam Galen tak tanggung-tanggung. Ancamannya nyatanya mampu membuat Gibran bungkam.

***

"Mami....."

Arina terbangun dari tidurnya. Keringat membasahi sisi wajah wanita itu. Pandangannya langsung menyamping, menatap ke arah bingkai foto Mirele yang ada di atas nakas.

"El mau pulang, tapi mami gak papa El tinggal?"

Setetes air mata luruh dari matanya, Arina tidak mengerti mimpi apa dia malam ini. Mirele? Ada apa dengan anaknya?

Arina meraih ponselnya di atas nakas, jemari lentik itu mencari nomor Mirele untuk dihubunginya.

Perasaannya sangat tidak karuan, dia.. tiba-tiba sangat merindukan sosok putrinya itu.

"Halo mi..."

"El..." Bibir wanita itu bergetar, matanya menerjap.

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang