Mirelen [part 32]
***
Malam sudah menampakkan sinar temaram yang berasal dari bintang yang bertaburan di langit hari itu. Galen menutup pintu kamarnya hati-hati, kemudian melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit.
"Papa sama mama lagi ada di rumah om Ary." Ujar Gibran. Cowok dengan setela casual itu baru saja tiba di dekat Galen.
"Lo ada telfon mereka? Lo gak bilang apa-apa kan?"
Gibran merotasikan bola matanya dengan malas. "Kali ini gue ada di pihak lo."
Galen mengangguk, mengeluarkan kunci motornya dari saku celana kemudian memilih melangkah menuju ke luar rumah dengan Gibran yang mengekor di belakangnya.
"Lo bawa mobil. Jangan coba-coba bawa motor kesana." Tukas Galen dengan cepat ketika melihat Gibran hendak melangkah menuju motor sport yang terparkir rapi di dekat mobil.
Gibran menghela nafas lesu. "Gue gak suka bawa mobil malem-malem."
"Gak ada hubungannya." Ketus Galen. "Gue gak mau lo diliat sama Heros disana."
Gibran memilih menganggukkan kepalanya. "Gue ambil kunci mobil dulu," Cowok itu melangkah memasuki rumahnya kembali, meninggalkan Galen yang memilih memasang helm fullface ke kepalanya.
Beberapa menit kemudian Gibran kembali dengan membawa kunci mobil di tangannya, sebelum masuk ke dalam mobil, langkahnya terhenti mendengar ujaran Galen.
"Jangan keluar dari mobil. Lo cukup diem di dalem sampai gue selesai."
"Hm," Sahut Gibran.
***
"Kenapa sih El? Makanan itu dimakan, bukan diaduk-aduk gitu."
Mirele tersadar dari lamunannya, terlihat wajah Ralin yang memandang jengah ke arahnya. "Lo ada masalah? Bengong terus,"
Mirele menggeleng. "Gue cuma gak mood makan lin, gue tidur aja ya."
Keduanya tengah berada di rumah Ralin. Mirele memilih untuk menginap malam ini di rumah Ralin, selain karena dia tidak betah dirumah karena papanya yang terus memarahinya dengan alasan tak jelas, Mirele juga khawatir dengan Galen yang malam ini dia tau bahwa Galen akan balapan dengan Heros.
"Lo gak makan dari tadi sore. Lo mau sakit hah!?"
Mirele meletakkan mangkok makanan di atas meja, gadis itu berdiri dari duduknya dan merebahkan dirinya di atas tempat tidur Ralin.
Ralin menghela nafas, "Lo mau makan apa? Biar gue beliin."
Mirele menggeleng lemah.
"Trus lo kenapa? Gak mungkin lo gini kalau gak ada masalah. Lo berantem sama kak Galen?"
Tak ada gelengan atau anggukan yang Ralin dapati dari Mirele. Gadis itu hanya menatap plafon kamar dengan pandangan kosong.
"Kak Galen ditantangin balapan sama Heros."
Ralin menautkan alisnya bingung, dengan cepat dia berpindah tempat menjadi duduk di atas ranjang dekat Mirele yang tengah berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirélen [END]
Teen FictionKisah mereka dimulai ketika Mirele dipertemukan dengan Galen, kakak kelas yang menabraknya di halaman sekolah. Galen itu warna baru bagi Mirele, sementara Mirele itu kepingan puzzle bagi Galen. Keduanya seperti dua ujung tali berbeda yang disambung...