11. Be my?

8.4K 1K 67
                                    

Mirelen[part 11]

|||

Mirele membuka matanya perlahan, tangan gadis itu terangkat, meraba dahinya yang masih terdapat handuk kecil di atasnya. Mirele beralih bangun dari tidurnya, gadis itu terkejut saat mendapati sosok lain yang menemaninya di kamar itu. Tepatnya tidur di kursi dengan wajah yang tenggelam di tempat tidur.

"Kak Galen!" Mirele mengguncang lengan cowok itu yang membuat si empu menggerakkan badannya, rambut cowok itu sedikit berantakan, dan Mirele terkekeh kecil saat melihat wajah bangun tidur cowok itu.

"Ih ileran!"

Galen meraba sudut bibirnya, cowok itu menatap Mirele tajam.

"Bercanda." Mirele kembali terkekeh.

Galen tak mengubris, cowok itu menatap intens ke arah Mirele yang masih terkekeh. Mata gadis itu menyipit, wajah pucatnya menjadi lebih berwarna sebab gadis itu tertawa.

"By the way kak Galen ngapain di kamar gue?" Mirele melirik ke arah jam dinding yang terpajang di tembok kamarnya "Jam 4?" Mirele menatap Galen

"Kak Galen tidur semalaman di sini?"

Galen berdehem.

"Lo ga ngapa ngapain gue kan?!!"

Galen berdecak. Gadis ini tengah sakit-pun masih suka ngegas.

"Gue ga bakal ngapa ngapain orang sakit." Tukas Galen.

"Siapa yang sakit?" Mirele terbata.

"Lo."

"Gue?" Mirele menunjuk dirinya sendiri. "Gue ga sakit!"

Galen berdecak "Lo sakit-pun gak bakal pernah ngaku sakit."

Apa maksud cowok itu? Apa Galen tau-

"Kemarin lo hujan hujanan. Gue anter lo pulang, trus setelah sampai di rumah lo pingsan."

Mirele bernafas lega. Gadis itu menganggukkan kepalanya. Kepalanya masih berdenyut pusing. Gadis itu meletakan handuk kompresan itu ke dalam baskom yang ada di atas nakas lalu memilih beranjak dari tempat tidur.

Jalan gadis itu sempoyongan. Galen menangkap tubuh Mirele yang hendak terjatuh.

"El, Lo masih pusing."

Mirele memejamkan matanya, kenapa rasanya ia begitu lemah saat ini? Kenapa harus di depan Galen?

"Gue bisa kak," Mirele berusaha melepas genggaman Galen, tapi tenaga gadis itu tidak seberapa dibanding Galen. Mirele memilih untuk berbaring kembali di atas tempat tidur dengan bersandar di kepala ranjang dengan bantuan Galen yang masih menahan tubuhnya.

"Lo haus?"

Mirele menggeleng. "Lo pulang aja deh kak, udah pagi. Nanti lo telat sekolah. Sekarang hari senin. Lo ga boleh telat upacara."

Galen tak menyahuti gadis itu.

"Lo ngapain natap gue terus sih kak? Wajah gue lagi ga bagus sekarang." Mirele menutup wajahnya menggunakan bantal.

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang