Rasa Sakit

183 10 1
                                    


Rasa sakit itu kembali menghantuiku. Menyesakan. Aku tidak sanggup menahannya lagi. Mengapa? Bukankah aku sudah menemukan penggantinya? Bukankah aku sudah memutuskan untuk melupakannya? Bukankah aku sekarang sudah bahagia? Kenapa jadi begini? Apanya yang salah dari diriku?

Saat melihatnya dengan yang lain, hatiku sakit. Saat dia berbincang dan tertawa bersama kekasihnya, aku merasa sedih. Kenapa bukan aku? Kenapa harus dia?

Apakah ada yang salah dengan diriku?

Aku dan dia sudah mempunyai kisah cinta masing-masing. Aku tahu itu. Tapi, dilubuk hatiku aku masih belum bisa melupakannya. Sungguh. Berapa kalipun aku mencoba untuk melupakannya, namun rasa itu tetap ada, tidak mau menghilang.

Apa yang harus aku lakukan?

Maafkan aku.

Perasaan bersalah ini, selalu membayang-bayangi diriku.

Aku harus bagaimana?

Hari inipun, saat aku tidak sengaja melihatnya sedang menyapa kekasihnya itu, lagi-lagi dadaku merasa sesak.

Ada rasa sedikit iri dan tidak suka melihat mereka berdua bersama.

"Ohayou~''

"Ohayou,'' jawabnya sambil membalas pelukan dari sang kekasih. "Kapan kau datang? Hm?!'' Tanyanya sambil sedikit merenggangkan pelukan mereka.

Si kekasih tersenyum, ''baru saja.''

"Kenapa kau tidak mengabariku sebelumnya?''

"Aku ingin membuat kejutan.''

"Maa.. kalau begitu, rencanamu kali ini berhasil. Aku sangat senang melihatmu kembali.''

"Hontouka? Aku memutuskan untuk kembali secepatnya, karena aku merindukanmu.'' Si kekasih terlihat malu-malu saat mengucapkan hal itu.

Aku yang kebetulan ada disana, duduk di salah satu kursi ruang kampus hanya bisa melihat iri pada si kekasih.

Kenapa bukan aku yang berada diposisi itu?

Ingin rasanya aku pergi dari sana, tapi itu akan membuat suasananya semakin buruk. Karena semua yang ada di kelas ini tahu bahwa dia adalah cinta pertamaku. Dan dia juga sepertinya menyadari perasaanku ini.

Maka dari itu aku hanya bisa menahan rasa sakit yang menyesakan dadaku ini, seperti hari hari sebelumnya. Itu hal yang mudah bukan? Lagipula aku sudah terbiasa merasakan sakit ini.

"Ore mo aitai,''

"Un.''

Jika ingin bermesraan, bisakah kalian melakukannya ditempat lain?

❀❀❀

Musim dingin kali ini, terasa lebih dingin dari musim sebelumnya. Aku memutuskan untuk keluar dimalam bersalju yang sangat dingin ini. Aku keluar bukan karena ingin. Jika bukan karena dia yang menyuruhku untuk menemaninya kesuatu tempat. Aku juga tidak akan memutuskan untuk pergi.

"Maaf membuatmu menunggu,'' katanya ketika sampai di depanku.

Aku hanya tersenyum.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang