Maaf kalau ceritanya aneh. Cerita ini itu dulunya saya buat menggunakan nama tokoh 'Yuuta dan Kanna'. Tapi karena book saya yang 'cerpen aksara sastra udah selesai' jadinya saya pindahin cerpen ini ke book utaite dan saya mengganti nama kedua tokoh itu menjadi 'Amatsuki dan si gadis yang tidak diketahui namanya'.Selamat membaca 😁
Dua tahun telah berlalu dengan sangat cepat, membuat seorang gadis berambut hitam ini semakin frustasi pasalnya ia sama sekali tidak bisa berbuat apapun untuk menyatakan perasaan yang selama ini ia pendam kepada anak lelaki yang menjadi pentolan disekolahnya itu.
Pagi ini seperti biasa dia bangun dari tidur panjangnya. Entah mengapa ia memutuskan untuk memotong pendek poni rambutnya. Mungkin karena semalam ia memimpikan dirinya sedang menatap langit berbintang dengan ditemani anak lelaki itu. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana penampilannya di mimpi malam tadi. Jadi secara tidak sadar ia memutuskan untuk meniru penampilan dirinya yang ada di dalam mimpi tersebut. Mungkin saja itu merupakan suatu petunjuk agar dirinya bisa semakin dekat dengan sang pujaan hati.
"Ahh.. gawat! Udah jam segini? Bisa-bisa aku telat." Gadis itu melirik sekilas jam persegi bertelinga kucing yang ada di atas meja.
Dengan terburu-buru ia bergegas pergi menuju ruang makan, mengambil satu helai roti dan langsung memasukannya kedalam mulutnya. Karena kedua tangannya ia gunakan untuk mengambil tas dan membawa buku.
"Sayang, kamu yakin gak mau sarapan dulu?" Gadis yang dipanggil tadi menggangguk pelan.
"Aku udah makan roti kok, Ma. Aku berangkat dulu, udah telat soalnya." Wanita paruh baya itu tersenyum melihat tingkah anak perempuannya.
Gadis itu berlari secepat yang ia bisa, saat sampai di sekolah ia mulai sedikit bisa bernafas lega. Untunglah ia tidak telat.
Saat dirinya berada di belokan koridor, ia bisa melihat kerumunan orang-orang yang sedang berbincang-bincang.
"Lihat! Hari inipun Kuroneko tampak cantik seperti biasanya."
"Kuro-chan kamu ganti gaya rambutmu ya? Terlihat cocok."
"Makasih." Kuroneko tersenyum manis menanggapi teman-teman sekolahnya yang selalu memuji penampilan dirinya.
Kuroneko tertawa kecil dalam pikirannya. Padahal aslinya Kuroneko ini adalah seorang otaku yang setiap hari hobinya membaca buku. Dirumahpun penampilannya sangat berbanding terbalik dengan saat dirinya berada disekolah. Saat dirumah ia hanya memakai kaos polos berlengan dengan rambut yang ia kepang menjadi dua bagian, tak lupa kacamata bacanya yang selalu ia pakai jika berada dirumah.
Bagaimana jadinya jika semua teman-temannya melihat sosok dirinya saat sedang berada dirumah? Kuroneko bergidik ngeri membanyangkannya.
"Gimana kemarin, lancar? Kamu berdua sama Amatsukikan disuruh bantuin Ketua Osis buat persiapan acara festival sekolah nanti. Enaknya bisa berduaan sama Amatsuki-kun."
Amatsuki adalah lelaki terkeren dan terpintar yang ada di sekolah. Siapa sih yang tidak senang berduaan dengannya. Sayangnya Kuroneko tidak mendapatkan kesempatan tersebut.
"Eh? Kita gak berdua kok, ada anak Osis yang lain juga."
"Kenapa pake acara malu-malu segala. Kalian berdua itu cocok kok. Kita semua pasti setuju kalau misalkan kamu sama Amatsuki jadian. Iya,kan teman-teman?"
Semuanya mengangguk setuju, kecuali gadis dengan rambut hitam yang tidak sengaja bertemu Kuroneko sang primadona sekolah di depan kelas mereka.
Ya, tentu saja dia tidak akan menyetujui hal itu. Karena ia juga menyukai Amatsuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
ContoAku hanya ingin membagikan kisah ini pada kalian. Kisah cerita yang mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan kisah cerita yang lainnya.