DeMys-Siapakah pembunuhnya (chapter 2)

89 9 1
                                    

Tiba-tiba saja sebuah suara 'bip' berbunyi. Membuat para anggota Demys mulai bergerak secara otomatis.

Jel dan Satomi buru-buru membereskan peralatan mereka kedalam tas.

Satomi menatap Colon, Hanatan, Anku, dan Root yang sudah siap dengan barang bawaan mereka.

"Kalian Benar-benar mau ikut?" tanya Satomi memastikan.

"Bagaimana dengan mereka?" Satomi menunjuk kearah anggota polisi yang tengah kebingungan itu.

"Ah... maaf membuat kalian kebingungan. Saat terdengar bunyi seperti tadi itu artinya kami harus segera turun tangan untuk mengatasinya. Maaf... kalian bisa memulai rapatnya tanpa kami. Tenang saja kalian boleh menggunakan tempat ini atau tempat lainnya. Percakapan kalian akan tetap terhubung dengan alat komunikasi milik Jel. Jadi jangan khawatir." Satomi mulai menjelaskan kepada para polisi itu.

Dia lalu meminta Jel untuk mengencek lokasi yang harus dikunjungi.

Negara Italia kah? Cukup jauh juga.

"Jaa.. minna kalau kalian ingin ikut misi kali ini, tsuitekoi! Ingat misi ini mungkin saja berbahaya dan melibatkan pemerintahan yang ada disana. Apa kalian masih ingin pergi? Jika kalian tetap disini, kalian bisa bergabung dengan para polisi itu untuk memberikan solusi bagaimana cara menangkap dua organisasi kejahatan yang ada di kota Tokyo ini."

Satomi dan Jel masih menunggu jawaban dari teman sesama anggota Demysnya itu.

Jet pribadi milik keluarga Jel sudah menunggu di luar sana.

"Lebih baik aku ikut saja." Anku ikut berdiri. "Mungkin aku bisa berguna." Tambahnya.

Satomi mengangguk kecil, lalu tersenyum samar.

Melihat reaksi Colon, Hanatan dan juga Root yang diam saja. Satomi tahu mereka tidak ingin ikut menjalankan misi ini.

Pandangannya beralih pada para anggota polisi. “Begini saja, aku berikan kalian dua pilihan. Tetap disini membahas Mafia dan Utopia atau ikut dengan kami?”

Jel yang mendengar hal tersebut cukup terkejut. Satomi yakin ingin melibatkan para polisi ini dengan urusan mereka?

Sebelum dirinya pergi Satomi menghampiri Colon.

“Tidak apa-apa jika kau tidak ingin ikut.” Satomi menepuk punggung Colon pelan.

Lalu ia merogoh saku bajunya. “Hora! Jika terjadi sesuatu gunakan tombol itu. Salah satu pelayan Jel pasti akan langsung datang membantu.”

Satomi menyerahkan sebuah benda yang bentuknya mirip pulpen dengan diatasnya terdapat gambar banana, yang berguna sebagai tombol.

Itu adalah alat buatan Jel. Alat yang digunakan untuk memanggil para pelayannya.

Satomi menghela nafas beratnya. Tak ada reaksi apapun kah? Padahal dia berharap semuanya dapat pergi kesana.

Wakatta... jaa.. berarti hanya aku, Jel, dan Anku saja yang pergi kah?”

Satomi melirik kearah Colon.

“Apa benar kau tidak ingin ikut? Bukankah kau bilang ingin pergi ke sana?”

Lalu pandangannya beralih pada Root.

“Jika kau tetap disini, aku titip mereka padamu.” ucap Satomi menunjuk pada para anggota polisi yang masih duduk terdiam.

Pandangan matanya kini beralih pada Hanatan.

“Hanatan-san aku titip mereka semua ya.”

Setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang