Melody no Uta

142 15 0
                                    


MELODI itu terdengar bagai serpihan sayap malaikat yang jatuh menggambarkan kesedihan mendalam. Tetes air hujan pagi itu mengiringi melodi indah namun menyayat hati itu, dengan sempurna.

Pemuda dengan iris bagai permata secepatnya berlari mencari lantunan nada yang membuat dirinya terpesona dalam sekali dengar. Ia terus mencari. Bunyi hujan membuatnya sulit untuk memastikan dimana persisnya suara itu berasal. Tapi dia tidak menyerah.

Beberapa menit ia mencari di gedung lantai dua yang nampak sepi dimana ia berada. Hingga akhirnya ia berhenti di depan ruang kelas bertuliskan '2-2', ini adalah ruang kelasnya. Siapa kira-kira yang dapat membuat melodi seindah itu? Apa dirinya mengenal orang yang memainkannya?

Musik berhenti saat pintu ruang kelas terbuka. Hanya ada suara hujan yang makin terdengar jelas.

"Hei, kenapa berhenti?" Ia berjalan menghampiri sosok yang duduk di dekat jendela.

Pemuda dengan surai keemasan itu menoleh, mata mereka bertemu. "Jel-kun?" ia dengan cepat menyembunyikan alat musik yang sempat ia gunakan tadi.

Pemuda yang di panggil Jel memiringkan kepalanya ketempat yang dijadikan sebagai tempat menyembunyikan alat musik oleh pemuda itu. "Ayo mainkan lagi!" Ucap Jel, raut wajahnya nampak memohon.

Tangannya dengan cepat menarik alat musik itu keluar dari tempat persembunyian. "Ayo mainkan!" Jel kembali berseru, manik matanya menatap pemuda bersurai keemasan yang sedang duduk di depannya.

Root, pemuda dengan surai keemasan itu menundukan kepalanya. Dia ragu untuk menerima permintaan Jel.

"Kenapa kau sangat ingin aku memainkan musik tadi?" tanya Root pelan, seperti bisikan.

"Apa?" Jel mendekatkan dirinya pada Root.

Root berdiri, membuat Jel terkejut dan tubuhnya refleks menabrak meja yang ada dibelakang.

"Apa yang kau sukai dari melodi yang kumainkan?" tanyanya datar.

Jel memandang keluar jendela. Langit masih menghitam, hujan masih belum menunjukan tanda-tanda akan berhenti. Jel tersenyum, ia lalu mengalihkan pandangannya pada Root yang sedang terdiam menunggu jawaban darinya.

"Aku suka melodimu, apa itu belum cukup untuk dijadikan alasan?!"

Root terdiam sebentar. Ia masih memikirkan perkataan Jel.

"Baiklah," putus Root akhirnya.

Jel tersenyum mendengar keputusan Root. Ia lalu duduk di kursi yang ada di depan meja pemuda itu. Wajahnya tampak sangat bahagia.

Root yang melihatnya tanpa sadar menyunggingkan sebuah senyuman yang jarang sekali ia tunjukan. Jel terkejut melihatnya. Baru kali ini ia melihat seorang Root tersenyum. Benar-benar mengejutkan.

Iringan melodi yang keluar dari alat musik yang sedang dimainkan Root, menyadarkan kembali Jel dari keterkejutannya.

Tanpa sadar, alunan melodi itu telah membuat Jel bergumam pelan mengikuti nada melodi yang dimainkan Root.

Harmoni yang tercipta diantara mereka berdua, seakan mampu menghipnotis siapapun yang mendengarnya. Terasa sangat serasi dan indah.

Padahal ini adalah pertama kalinya mereka berdua saling berbicara. Tapi ketika Root memainkan alat musik diiringi senandung lagu dari Jel, mereka berdua terlihat seperti sudah saling mengenal sangat lama.

Terlihat sangat akrab.

Beberapa bulanpun berlalu dengan sangat cepat.

Jel dan Root menjadi semakin dekat, mereka mulai membahas musik bersama-sama.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang