Kuroyami 黒闇

410 27 12
                                    

Kegelapan ini semakin menenggelamkan jiwanya, bahkan sampai memaksa tubuhnya untuk ikut memasuki kegelapan itu sendiri. Jiwanya perlahan-lahan mulai terasa begitu ringan bagai kapas yang terbawa angin. Sedangkan tubuhnya terasa begitu berat seperti ada sebongkah batu besar yang menindih tubuhnya.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Dimana dia berada saat ini?

Kenapa semuanya begitu gelap?

Kegelapan ini membuat dirinya takut. Apa yang harus ia lakukan untuk keluar dari keadaan ini?

Bergerakpun rasanya sangat sulit, apa ia harus meninggalkan raganya disini dan mencari jalan keluar dengan jiwanya saja. Ia tidak bisa melakukan itu, ia tidak mau meninggalkan raganya begitu saja. Apa jadinya nanti jika ia tidak bisa ketubuhnya sendiri? Lagipula belum tentu ada jalan keluar digegelapan ini. Sejauh mata memandang hanya ada kegelapan, anehnya perlahan demi perlahan ketakutan itu mulai hilang, yang ada hanya rasa nyaman.

Seharusnya memang begini.

Pikirannya entah sejak kapan telah menyatu dengan kegelapan. Matanya perlahan-lahan mulai tertutup. Nyaman. Rasa nyaman itu sepenuhnya berhasil menenggelamkan seluruh jiwa dan raganya dalam kegelapan. Namun sedetik sebelum kejadian itu terjadi, sebuah suara berbisik pelan ditelinganya, "Apa benar ini yang kau inginkan?"

Seketika suara itu membuatnya tersadar dengan apa yang sedang ia lakukan. Matanya yang tadi tertutup, perlahan mulai terbuka, kesadaran yang sempat hilang, mulai kembali, begitupula dengan ketakutan yang tadi sempat hilang mulai kembali lagi.

Seharusnya beginikan?

"Aku tahu, bukan cuma aku yang terjebak disini. Tunjukan dirimu padaku!" Suaranya bergema dalam kegelapan.

Sunyi.

Tak ada tanda-tanda kehadiran seseorang. Apa suara itu hanyalah ilusi? Tidak mungkin, jelas-jelas ia mendengar dan juga merasakan seseorang berbisik pelan ditelinganya.

"Hey! Jawablah! Aku mohon, tunjukan dirimu. Aku sangat butuh bantuanmu untuk keluar dari sini." Suaranya mulai terdengar putus asa. Sepertinya ini sia-sia saja.

Apa seharusnya ia tenggelam saja bersama kegelapan yang sedang mengurungnya ini. Rasa takut kembali menghantui, berkali-kali lipat dari sebelumnya.

"Kau itu penakut sekali dan juga lemah." Dirinya tersadar dari lamunannya.

Suara bisikan itu lagi. Terdengar sangat menjengkelkan. Apa yang baru saja suara itu katakan? dan kenapa baru sekarang, suara itu menunjukan sosoknya. Sosoknya terlihat begitu kecil, mungkin sekecil serangga.

"Yosei?" Ia terkejut kala melihat bahwa sosok suara itu ternyata adalah seorang peri yang baru pertamakali ia lihat seumur hidupnya. Sebenarnya dia ada dimana? Apakah dunia tempat ia tinggal berbeda dengan dunia yang ada disini? Jelas-jelas di dunianya peri itu hanyalah sosok fiksi yang hanya ada dalam sebuah buku dongeng. Tapi lihat apa yang ada dihadapannya saat ini. Benar-benar membuat kepalanya pusing.

"Kenapa kau terlihat kebingungan begitu?" tanya peri kecil.

"Kau masih bertanya kenapa? Semuanya jelas terlihat membingungkan. Cepat keluarkan aku dari sini!"

"Muri."

"Kenapa?"

"Karena kegelapan ini adalah dirimu sendiri."

"Apa maksudmu?" tanyanya.

Peri kecil itu menghela nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaannya, "Kau benar-benar tidak tahu apa-apa ya? Selain penakut ternyata kau itu bodoh juga."

"Jangan meledekku! Cepat jawab saja pertanyaanku, bagaimana bisa aku keluar dari sini."

"Itu mudah, tergantung dirimu juga sih. Kau hanya perlu membayangkan kegelapan ini menghilang dari pandanganmu."

"Jangan membodohiku. Jika yang kau katakan itu benar harusnya aku sudah keluar dari tadi."

"Mungkin cara membayangkanmu salah."

"Terus yang benar bagaimana?"

"Aku juga tidak tahu." Jawaban dari peri kecil itu membuatnya begitu emosi. Ingin rasanya dia membakar peri kecil itu layaknya serangga. Tapi niat itu ia urungkan setelah melihat wajah polos peri kecil itu. Kawaii...

"Ekhm.. jadi menurutmu apa yang harus aku lakukan?"

"Pertama, mungkin kau harus membayangkan bahwa kegelapan ini adalah dirimu sendiri. Setelah itu cobalah perlahan-lahan untuk mengubah kegelapan menjadi cahaya. Mungkin ini terdengar sulit untuk dipahami olehmu, jadi...."

"Oke aku mengerti. Jadi berhentilah mengoceh, aku akan memulainya." Setelah mengatakan hal itu, dia kemudian mencoba menuruti apa yang peri kecil itu katakan padanya.

Pertama bayangkan bahwa kegelapan ini adalah dirinya. Ini lebih sulit dari yang ia perkirakan. Jika sampai ia terbawa suasana ia pasti sudah menyatu dengan kegelapan itu sendiri. Agar hal itu tidak terjadi dibutuhkan konsentrasi ekstra dari sebelumnya.

Saat ini tubuhnya terasa begitu ringan, sedikit demi sedikit ia tidak merasakan apapun, yang ada hanyalah kehampaan dan juga kesunyian. Teman dari kegelapan.

Setelah ini, bagaimana caranya mengubah kegelapan ini menjadi cahaya? Hanya satu yang sempat terlintas dipikirannya.

Sosok peri kecil itu mengingatkannya pada seseorang yang sangat ia cintai. Sosoknya bagaikan cahaya yang menerangi dirinya dalam kegelapan. Kenapa dia baru mengingatnya sekarang?

Perlahan kegelapan yang mengurungnya, menghilang. Digantikan dengan cahaya yang begitu menyilaukan, membuatnya terbangun dari kegelapan malam yang abadi. Dia kembali ke dunianya.

⚫⚫⚫

ps: Dikarenakan kuota paket internetnya habis tanggal 26 nanti, jadi kemungkinan besar setelah tanggal itu gak akan bisa update cerita dulu. Gomen 🙏
Oleh karena itu, sebisa mungkin besok, besok, dan besoknya lagi sebelum tanggal 26 aku bakal update ceritaku yang udah selesai kutulis.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang