The Werewolf Game part 1

570 33 7
                                    

Apa jadinya jika permainan yang sering mereka mainkan ini, justru malah membuat mereka merasakan apa yang dinamakan ketakutan akan kematian yang sesungguhnya.

✿✿✿

Gelap, hanya kegelapan yang dapat ia rasakan. Dimana ini? Apa yang terjadi. Terakhir kali yang dia ingat adalah ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah bersama sahabatnya.

Perempuan bernama Kirie ini perlahan membuka kedua matanya. Apa dia tadi tertidur?

“Dimana ini?” tanya Kirie entah kepada siapa.

Matanya masih menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar yang remang-remang. Ini masih lebih baik daripada yang tadi. Kirie mengecek handphonenya, tidak ada sinyal. Alisnya berkerut, bingung. Sebenarnya dia ada dimana?

“Ponselku gak ada sinyalnya?!” Kirie menoleh, di belakangnya dia melihat seorang perempuan dengan seragam sekolah yang berbeda dengan seragam sekolah miliknya sedang melakukan hal yang sama dengan apa yang tadi dilakukannya.

“Punyaku juga.” Perempuan berseragam itu menghela nafas, lalu menghampiri Kirie.

#Ceklek

Suara pintu terbuka, dan otomatis membuat Kirie dan juga perempuan berseragam itu menoleh secara bersamaan pada sumber suara. Cahaya perlahan-lahan memasuki ruangan.

Saat pintu dibuka Kirie baru menyadari bahwa bukan hanya dirinya dan perempuan itu saja yang ada disana. Kira-kira ada lebih dari lima orang dan termasuk sahabatnya juga ada disana, terduduk diujung dengan wajah ketakutannya.

Mereka semua berdiri, lalu satu persatu dari mereka keluar dari ruangan gelap itu. Kirie membantu sahabatnya yang bernama Kuroneko itu untuk sama-sama keluar dari sana.

“Kirie-chan, sebenarnya kita ada dimana?” tanya Kuroneko takut.

Kirie menggeleng, tidak tahu. Manik matanya melihat kesekeliling, bangunan ini cukup luas. Seperti sebuah bangunan hotel atau apartemen yang sudah lama tidak ditempati. Namun, tempatnya cukup bersih.

Ditengah-tengah ruangan ada sepuluh kursi yang melingkar dan di dekatnya ada sebuah televisi berukuran kecil.

Salah satu pemuda yang berjalan didepannya tadi, menghampiri kearah televisi itu.

“Sebaiknya kau tidak menyentuhnya.” Pemuda bersurai raven itu mencoba untuk memperingati dengan menghampiri si pemuda berseragam sekolah.

“Tidak masalahkan.” Pemuda berseragam bernama Sou menjawab acuh, pandangannya masih tertuju pada televisi didepannya. Karena penasaran Sou menekan tombol yang ada di bawah televisi itu.

“Tunggu! Jangan melalukan hal-hal dengan seenaknya. Kita belum tahu situasi kita saat ini.” Pemuda Raven bernama Soraru lagi-lagi mencoba menghentikan tiga orang yang mencoba keluar dari ruangan ini.

Layar televisi menyala dan menampilkan sebuah tulisan. Soraru segera membacanya.

“Jangan meninggalkan ruangan ini! Itu yang tertulis dilayar.” Kata Soraru sambil menunjuk kearah layar televisi.

Semua mata kini tertuju padanya.

Layar televisi kembali menampilkan tulisan.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang