Perfect Love

567 40 39
                                    

Hallo saya kembali lagi 😄
Udah dua minggu lebih ya?
Sebagai permintaan maaf saya, saya akan update tiga cerita sekaligus hari ini. Selamat membaca 😎

Cerita ini tidak ada hubungannya dengan judul *mungkin

※※※

Senra berlari dengan terburu-buru, memasuki lift lalu menekan tombol angka 8. Pintu lift terbuka. Senra dengan langkah cepatnya berlari menuju kamar nomor 202, tempat dimana kekasihnya berada.

“Sakako-chan?!” Senra begitu terkejut dengan apa yang dilihatnya. Kekasihnya berciuman dengan laki-laki lain, dibelakangnya. Apa ini berarti Sakako mengkhianatinya?

Sakako yang menyadari kehadiran Senra sama terkejutnya. Dia segera menjauhkan diri dari lelaki bersurai coklat yang sempat memeluknya tadi. Sakako harus segera menjelaskan tentang kesalahpahaman ini.

“Senra-kun, ini tidak seperti yang kau lihat...”

“Maaf, sepertinya aku telah mengganggu waktu kalian, aku harus pergi. Silahkan kau lanjutkan!” Senra berbalik, pergi.

Sakako berusaha untuk mengejar kekasihnya, namun tangannya ditahan oleh lelaki bersurai coklat itu.

“Biarkan dia pergi!” Sakako mengangguk, wajahnya terlihat sedih. Lelaki bersurai coklat itu menarik Sakako kedalam pelukannya, berusaha untuk menenangkan perempuan itu.

Sementara itu, Senra yang masih berharap bahwa Sakako akan mengejar dirinya, tetapi nyatanya tidak. Semakin membuat perasaannya hancur. Apa Sakako lebih memilih lelaki itu dibanding dirinya? Senra bahkan tidak ingin mengetahui jawaban yang akan menyakiti dirinya itu.

Padahal Senra sangat mengkhawatirkan Sakako, dia sampai meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk itu hanya untuk memastikan keadaan Sakako yang tiba-tiba saja menghubungi dirinya lewat Line, dan mengatakan bahwa kemungkinan Sakako tidak bisa pergi berkencan dengannya besok. Karena Sakako sedang tidak enak badan. Tapi nyatanya? Sakako justru sedang bermesraan dengan laki-laki lain.

“Aku membutuhkannya.”

Senra membutuhkan seseorang yang dapat memahami kesedihannya. Senra membutuhkan seseorang yang dapat menghiburnya. Dan yang ia butuhkan saat ini adalah sahabatnya. Senra membutuhkan Shima.

🥀🥀🥀

Shima meletakan secangkir coklat panas yang ia buat diatas meja. Matanya masih tidak bisa ia alihkan dari sosok lelaki tinggi itu. Entah Shima harus senang atau tidak dengan kehadiran sosok itu. Ia masih tidak tahu harus memulai pembicaraan seperti apa. Shima takut dengan apa yang akan dibicarakan Senra.

“Shima-kun arigato.” Ada rasa sedikit senang didalam hati Shima saat lelaki dengan rambut pirang itu, mengambil secangkir coklat panas yang telah dibuatnya. Apalagi dia juga mengucapkan terimakasih padanya.

Shima memutuskan untuk duduk, disamping lelaki itu, “Apa ini tentang Sakako-san?” Lelaki itu mengangguk ragu.

Shima tersenyum sekilas, ada rasa sesak didalam sana. Lagi-lagi nama itu yang berhasil membuat sosok laki-laki yang sangat ia kagumi ini memasang wajah sedihnya.

“Apa yang terjadi?” tanya Shima.

Senra, si lelaki itu melirik sekilas pada Shima. Lalu dengan cepat ia menghabiskan coklat panas yang ada ditangannya, setelah itu ia letakan cangkir itu diatas meja.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang