さようなら (Selamat Tinggal)

257 23 0
                                    


Hai, tunggu aku!” Nanamori secepatnya memutuskan panggilan telepon yang baru saja diterimanya itu.

Dengan langkah terburu-buru ia menuruni tangga rumahnya.

Pikirannya saat ini hanya tertuju pada keadaan orang yang baru saja meneleponnya di tengah malam ini. Tidak biasanya orang itu menghubungi dirinya. Apalagi ditengah malam seperti ini. Hal itu, tentu saja membuat Nanamori sedikit khawatir. Ditambah dengan suara serak khas orang baru menangis yang terdengar diseberang telepon.

Dia menangis? Ditengah malam? Kenapa? Nanamori sama sekali tidak bisa membayangkan hal itu terjadi padanya. Nanamori sangat mengenal orang itu. Nanamori tahu kalau temannya itu orang yang benar-benar ceria dan penuh semangat. Dari dulu selalu seperti itu. Nanamori tidak pernah melihatnya bersedih apalagi sampai menangis.

“Tooi-chan! Kau ada di rumahkan?” Nanamori dengan tidak santai membuka pintu rumah temannya.

Ia tanpa sungkan mulai memasuki ruang tamu, dan Nanamori tidak menemukan sosok yang dicarinya. Jadi ia memutuskan untuk mengecek kamar perempuan itu.

“… Tooi-chan apa kau ada didalam? Aku masuk ya?!” Nanamori membuka pintu kamar Tooi secara perlahan.

Kamarnya terlihat berantakan.

Diatas meja terdapat banyak obat-obatan yang Nanamori sendiri tidak tahu obat apa itu. Manik matanya segera beralih kearah tempat tidur.

Tidak ada siapa-siapa.

Tempat tidur itu kosong.

Matanya kini melihat ke sekeliling kamar sampai ke sudut-sudutnya, untuk mencari keberadaan gadis bernama Tooi. Apa Nanamori melupakan sesuatu?

“Tooi-chan?”

Nanamori berjalan perlahan kearah beranda kamar yang terbuka. Ia punya firasat buruk tentang ini dan benar saja, sosok yang dicarinya itu ditemukan tertidur lemas dilantai beranda. Dengan cepat Nanamori langsung menghampiri gadis itu yang masih mengenakan piyama tidurnya. Nanamori sangat khawatir melihat keadaan temannya itu.

“Tooi! Tooi! Daijoubu? Nee… Tooi-chan!” Nanamori mencoba untuk memanggil nama temannya, namun gadis itu sama sekali tidak merespon panggilannya.

Hal itu membuat Nanamori semakin mengkhawatirkan keadaan Tooi. Ia tidak ingin kehilangan orang yang ia sayangi. Nanamori masih belum sempat membahagiakannya.

“Tooi… jangan tinggalkan aku sendiri!”

Tidak terasa satu tetes air matanya keluar, saat Nanamori memeluk Tooi dengan erat. Seolah jika ia melepaskannya, gadis itu akan menghilang dari dunia.

◉◉◉

Saat ini Nanamori sedang berada di rumah sakit, menunggu gadis itu tersadar dari tidur panjangnya.

Sudah hampir dua belas jam lamanya dari waktu Tooi dibawa ke ruang rawat inap ini, namun tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan terbangun dari tidurnya. Padahal dokter yang memeriksanya, bilang kalau Tooi baik-baik saja. Jika benar begitu, lalu kenapa Tooi masih belum membuka matanya?

“Tooi… me wo samashite!”

Entah itu keajaiban atau bukan, gadis bernama Tooi itu perlahan mulai membuka kedua matanya.

“Nanamori-kun?”

Nanamori yang masih menunduk sambil menggenggam erat tangan Tooi itu, mengangkat wajahnya. Senyuman terukir diwajah tampannya, saat melihat gadis yang ia sayangi itu membuka kedua matanya.

“Ini? Rumah sakit? Eh... bagaimana bisa?!” Tooi segera bangkit dari tempat tidurnya, namun Nanamori telah lebih dulu menghentikan tindakan Tooi.

Kisah Tentang MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang