Bunkasai hanya tinggal menghitung hari lagi. Beberapa hari yang lalu Nanamori sempat cemas dengan apa yang akan terjadi pada pentas drama kelasnya itu, jika pemeran utamanya diperankan oleh Mafu. Tapi sepertinya Nanamori terlalu berlebihan dalam mengkhawatirkan pria albino itu yang bisa saja membuat kacau acaranya.Tidak seperti tahun lalu, tahun ini Mafu terlihat sangat bersemangat dan dia juga sangat serius dalam menjalani latihannya.
Semua orang di kelasnya sampai dibuat terkejut dengan perubahan sifat Mafu itu. Semoga saja Mafu benar-benar berubah.
“Ama-chan, bisa kamu bantu Sakatan dalam menghapal naskahnya? Aku ingin menemui Kirie-chan sebentar. Ada naskah yang tidak aku mengerti.” Ucap Mafu sambil berjalan membawa naskah ditangan kanannya keluar dari ruang kelas.
Amatsuki mengangguk kecil, “jangan terlalu lama. Jika sudah selesai cepatlah kembali!” Katanya sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari pekerjaan yang sedang ia lakukan.
Mafu mengangkat tangannya yang bisa diartikan sebagai 'ok', tanpa melihat kearah Amatsuki. Diambang pintu ia sempat tersenyum sekilas.
Nanamori menghampiri Amatsuki, ia yang mendengar percakapan barusan segera meminta Amatsuki untuk menghentikan aktifitasnya itu dan menyuruh Amatsuki untuk pergi menemui Sakata yang sedang latihan sendirian di atap sekolah. Pekerjaan yang sedang dikerjakan Amatsuki itu biar Nanamori yang mengerjakannya. Lagipula Nanamori sudah selesai dengan tugasnya.
“Maaf selalu merepotkanmu, Nao-kun.” Amatsuki mengambil naskah fotocopyan yang ada dimeja Mafu. Lalu secepatnya ia pergi menemui Sakata.
“Jangan khawatirkan itu.” Nanamori tersenyum melihat punggung Amatsuki yang kian menjauh dari pandangan matanya. Nanamori merentangkan kedua tangannya, sebelum akhirnya ia berkutat menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan Amatsuki itu.
❂◉❂
“Amatsuki-kun!” Yang dipanggil menoleh, memberhentikan langkahnya. “Apa kamu melihat Root-kun?” Tanyanya.
Amatsuki menggeleng, tidak tahu.
“Begitu ya? Gawat juga sih, semua daftar peralatan untuk bunkasai nanti ada padanya. Aku harus segera mencarinya. Kalau begitu Amatsuki-kun, aku pergi dulu!”
“Semoga beruntung, Eve-kun!” Teriak Amatsuki pada Eve yang sudah berbalik pergi untuk kembali mencari Root.
Amatsuki melanjutkan perjalanannya menuju atap sekolah. Koridor nampak masih sangat ramai, padahal ini sudah jam pulang sekolah. Sepertinya masih banyak kelas yang belum selesai mengerjakan persiapan untuk acara bunkasai nanti. Jadilah mereka memutuskan untuk tetap berada lebih lama di sekolah.
Saat Amatsuki menaiki tangga menuju atap, dia tidak sengaja melihat Kirie dan Root yang sedang membawa beberapa peralatan, mungkin itu peralatan dari pihak OSIS untuk acara bunkasai nanti.
Tunggu dulu!
Bukankah masing-masing dari mereka berdua sedang dicari seseorang?
“Kirie-chan, Root-kun!”
Mereka berdua menoleh pada Amatsuki.
“Ah, Amatsuki-san. Ada apa?” Kirie bertanya dengan sopan. Karena Amatsuki adalah kakak kelasnya. Tentu saja dia harus bersikap sopan di depan kakak kelas, kan?
“Mafu sedang pergi menuju kelasmu.” Jawab Amatsuki.
“Oh begitu ya. Setelah aku membawa ini ke ruang OSIS, aku akan langsung menemuinya. Jaa aku permisi!” Kirie membungkuk sekilas, memberi hormat. Ia lalu kembali melanjutkan perjalanannya. Begitupula dengan Root.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tentang Mereka
Cerita PendekAku hanya ingin membagikan kisah ini pada kalian. Kisah cerita yang mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan kisah cerita yang lainnya.