08: Aku dan kau

98 15 82
                                    

"Aisha mana?" tanya Haris karena tidak melihat Aisha dimana-mana, bahkan bakso yang perempuan itu beli sudah hampir dingin.

"Ke kamar mandi mungkin," jawab Aditya terlihat santai.

Shanti terlihat terheran-heran. "Tadi di mobil, Aisha mengoceh ingin bakso yang pedas tapi sekarang malah di diamkan baksonya? Dasar!" Shanti menggeleng kepalanya.

"Eh tunggu-tunggu kamar mandi? Aisha tidak ada di kamar mandi," kata Shanti memberi tahu--perempuan itu baru dari kamar mandi.

"Apa?"

Shanti mengangguk. "Di kamar mandi tidak ada siapa-siapa, sungguh..." Shanti terlihat bersungguh-sungguh.

"Eh Abhimanyu juga tidak ada..." Haris menatap sekeliling--pria yang sedari tadi muncul dimana mana sekarang malah hilang begitu saja.

Juan sedikit berdehem--pria itu mengatur nafasnya dan berkata. "Tadi aku mendorong Abhimanyu agar Abhimanyu memeluk Aisha tapi mereka malah berantem..."

"Lalu?"

Juan menggaruk tengkuknya. "Aku kabur karena takut di salahkan."

"Dimana berantemnya?"

Juan menunjukkan ke arah selatan. "Disana, dekat hutan..."





---







Abhimanyu membuka matanya secara perlahan--matanya menatap ke kanan dan ke kiri--badannya pun terasa berat--seperti sulit bergerak.

Abhimanyu melihat ke samping nya--disana Aisha sedang terbaring tak sadarkan diri.

Pria itu segera bangun, ada ranting-ranting yang menghalangi lalu membuangnya jauh-jauh.

Abhimanyu mencubit dirinya sendiri. "Aku masih hidup?"

"Sakit ternyata... Aku masih hidup ternyata."

Dan dengan segera, Abhimanyu langsung menghampiri Aisha.

"Aisha..."

"Shasha..."

"Sha..."

Panggil Abhimanyu sambil menggoyangkan pundak Aisha.

Tetapi tidak ada respon apa apa dari perempuan itu, alhasil itu membuat Abhimanyu panik.

"Aisha bangun... Sha," Aisha tetap tidak bangun, Abhimanyu semakin panik.

"Apa aku harus memberikan nafas buatan?" gumam Abhimanyu.

Abhimanyu buru-buru menggeleng. "Tapi dia kan tidak tenggelam..."

"Tapi..." Abhimanyu berpikir lagi--apa sebaiknya dia memberikan nafas buatan? Atau tidak?

Mau tak mau, Abhimanyu harus memberikan nafas buatan untuk Aisha sekarang.

Abhimanyu mendekatkan dirinya dengan Aisha, menatap perempuan itu sebenarnya--posisinya sekarang, Abhimanyu dan Aisha hanya berjarak beberapa senti saja--sangat dekat, jantung Abhimanyu pun berdetak tak karuan.

Abhimanyu menutup matanya dan hendak memberi nafas buatan namun belum sempat itu terjadi--Aisha yang tadi pingsan malah menampar Abhimanyu.

Plakk

"Sialan kau!" Aisha memundurkan tubuhnya--walau kakinya terasa sakit namun karena panik--perempuan itu memilih mundur saja.

Abhimanyu memegangi pipinya yang terasa panas--hendak berbuat baik pun selalu di salah artikan oleh Aisha. Untungnya Abhimanyu punya tingkat kesabaran--yang selalu menjadi kebanggaan nya.

"Aku hendak--"

"Hendak mencium ku kan? Aku tahu pria mesum seperti mu Abhi, kau mesum dan kau mencari kesempatan di dalam kesempitan! Kurang ajar sekali kau!" cerca Aisha tak terima--perempuan itu terus mundur tanpa terbangun dari posisi terbaringnya.

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang