31: Kenyataannya

61 13 85
                                    

Karisma tengah di landa kecepatan akibat Aisha belum pulang juga sampai sekarang padahal sebelumnya perempuan itu berangkat sore hari lalu pulang ke rumah di antar Raihan tepat di depan rumah namun sampai pagi seperti ini Aisha bahkan belum pulang.

Aisha juga tidak mungkin tersesat di depan rumahnya sendiri namun kemana perempuan itu pergi?

Karisma hanya takut jika Aisha kabur dari rumah dan kembali keluarga Ardana.

Bukannya Karisma tidak suka Aisha bertemu dengan keluarganya tapi Karisma hanya takut jika keluarga itu memisahkannya dari putri satu-satunya.

"Mommy... Aisha pasti baik-baik saja." Raina menenangkan Karisma yang sedari tadi berjalan bulak-balik ke kanan dan ke kiri secara bergantian.

"Baik-baik saja bagaimana? Dia mau kemana? Aisha tidak punya teman disini kecuali kau dan Raihan." Jelas Karisma.

"Tapi kak--"

"Mom,"

Ucapan Raina tersela dengan panggilan Bagas dan kedatangan Raihan.

"Nak Raihan, bagaimana kejadiannya?" tanya Karisma cemas tanpa memikirkan basa-basi lagi.

"Aku sudah mengantarkan Aisha pulang sampai rumah, tepat di depan dan aku juga melihat Aisha melangkah maju ke dalam namun aku tidak tahu juga kejadian selanjutnya." ujar Raihan menjelaskan, pria itu tidak habis pikir––bagaimana mungkin Aisha bisa hilang sedangkan ia mengantarkan perempuan itu sampai rumah.

"Bagaimana jika Aisha kabur?!" Pikir Karisma yang tak ingin hal itu terjadi.

Raina yang ada disana terdiam beberapa saat, yang di pikirkan Karisma juga ada dalam benaknya. Bagaimana pun ia tahu jika Aisha benar-benar ingin pergi dari tempat ini.

"Aku akan cari Aisha!" Ucap Raihan sebelum pergi kembali meninggalkan ruangan tersebut.



---






Suara burung berkicau sedangkan kedua manusia yang sedang saling pandang ini tidak mengeluarkan se-patah katapun. Pandangan mereka juga tidak teralih kan, Abhimanyu terus menatap Aisha dalam sembari menyuapi bubur buatannya dan Aisha juga tak kalah menatap Abhimanyu dalam.

Sudah 4 tahun berlalu mereka tidak bertemu––mungkin ini pelampiasan rindu yang selama ini terpendam oleh masing-masing.

Rasanya aku tidak percaya, kini kau hadir di depan mataku... Gumam Aisha di dalam hatinya.

Apakah ini mimpi? Aku melihat Aisha ku disini bersamaku gumam Abhimanyu dalam hatinya.

Drttt

Suara deringan ponsel Abhimanyu mengalihkan perhatian––mereka berdua langsung mengalihkan pandangannya dengan canggung. Abhimanyu sendiri juga memilih untuk mengangkat telepon dari Raihan.

"Kau dimana Yaar!" Ucap Raihan di sebrang sana dengan suara yang gelisah.

Abhimanyu mengernyit. "Ya di apartemenku."

"Lah tidak kerja?"

Pandangan Abhimanyu beralih lagi pada Aisha lalu berkata. "Aku akan cuti dulu untuk beberapa hari."

"Cuti untuk apa?"

"Untuk hidupku."

"Iya tahu, kau masih hidup tapi cutinya untuk apa? Kau mau kemana?"

"Kan sudah ku bilang, untuk hidupku!" Kesal Abhimanyu.

"Lah apa salahnya, kau memang masih hidup tapi cutinya?"

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang