11: Mengungkapkan perasaan

94 15 103
                                    

Sudah pukul 12 malam tapi suasana villa masih sangat ramai––sebagian juga tertidur di kamarnya sedangkan yang lain masih heboh di tempat acara.

Seperti sekarang, Aisha tengah berbicara tak jelas di panggung dengan menggunakan pengeras suara, sedangkan Alishkaa dan Saira sibuk menarik-narik Raja dengan bahagianya sampai-sampai Raja kebingungan dan takut juga.

Abhimanyu yang baru saja menenangkan Juan dan Haris langsung terkejut ketika melihat apa yang terjadi di tempat itu.

Abhimanyu terkejut, ketika melihat adiknya seperti orang mabuk sambil menarik-narik Raja.

Namun sebelum sampai kesana, suara seseorang membuatnya menghentikan langkahnya.

"Hei Abhimanyu!" panggil Aisha di pengeras suara––di belakang Abhimanyu ada anak-anak yang lain yang masih sepenuhnya sadar dan sama terkejutnya dengan Abhimanyu.

"Kau pria paling menyebalkan yang pernah ku temui! Tapi... Kau juga pria yang paling tampan yang pernah ku temui..." ujar Aisha membuat semua yang ada disana terkaget-kaget bahkan Abhimanyu membulatkan matanya tak percaya.

Ini sungguh Aisha yang mengatakannya?

"Di saat teman-teman ku mengagumi Raja, tapi aku malah mengagumi ketampanan Abhimanyu..." tambahnya cemberut.

"Abhimanyu... Kau juga bukan hanya tampan! Kau juga superhero ku! Kau selalu melindungiku disaat yang tepat! Selalu! Padahal kita saling membenci tapi tapi tapi kenapa kau menolongku terus?"

"Superhero ku! Dengar itu?"

"Pokoknya superhero ku hanya Abhimanyu! Yang lain jangan ikut-ikutan! Kalian pilih saja Raja, tapi jangan berharap banyak karena Raja mencintai A--"

"Aisha!" Sela Raja melotot, pria itu berteriak karena tidak ingin rahasianya terbongkar di depan publik.

"Apa?!"

"Kau turun..." suruh Raja lembut.

"Tidak mau! Aku masih mau mengutarakan hatiku kepada Abhimanyu tersayang..." Aisha mengatakan itu sambil menatap Abhimanyu dari kejauhan.

Abhimanyu sendiri, hanya terdiam sambil memandangi Aisha.

Raja berbisik pada Abhimanyu. "Aisha mabuk..."

Abhimanyu langsung melotot ke arah Raja. "Apa?! Apa kau bilang?! Kenapa?"

"Aku aku--"

"Hei Abhi! Lihatnya pada ku!" Aisha terlihat seperti anak kecil yang merengek.

"Abhimanyu... Kau ini sebenarnya manusia yang paling membuatku penasaran tapi sayang... Sikap mu sama seperti kak Haris, hobi nya marah-marah! Jarang berbicara lembut padaku! Padahal aku perempuan! Seharusnya kau berbicara lembut padaku..."

"Kau juga seharusnya bersikap manis padaku... Jangan asem, datar dan so cool, biasa saja! Bisa?!"

Aisha terus mengoceh sesukanya.

Shanti yang sedari tadi memperhatikan Aisha, kini menatap adiknya kaget karena adiknya terlihat seperti orang mabuk––sambil mengelai manja di pundak Raja, disisi lain, Saira juga bersandar manja di pundak Raja sebelahnya lagi.

Shanti segera menghampiri adiknya. "Astaga Alishkaa!" Shanti segera menarik Alishkaa dan membawanya masuk ke dalam.

Sedangkan Saira masih tetap bersandar manja di pundak Raja tetapi dengan segera Alia jauhkan dengan Raja.

"Kau mabuk?! Astaga Ra, ingat dosa!" kata Alia menyentil Saira.

"Aww... Sakit, Raja lihat perempuan itu menyentil ku..." rengek Saira mengadu.

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang