21 : Perhatian mama

57 13 85
                                    

"Aisha mana?" tanya Sonia karena perempuan itu tidak melihat Aisha untuk sarapan ataupun membersihkan ruangan––padahal waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi.

"Di kamarnya belum keluar, mungkin semalam bergadang." balas Haris dengan matanya yang terus menatap layar ponselnya seraya menggigit roti coklat.

"Oh..." Sonia merasa tidak enak hati––perempuan itu terus melirik kamar Aisha yang ada di atas––pintunya masih tertutup rapat bahkan tidak ada suara sama sekali.

"Ma, aku mau berangkat ya." kata Haris yang sudah siap, "aku juga pulangnya pasti malam, ada pekerjaan penting." tambahnya memberitahu.

"Mau bekel rotinya?" tawar Sonia.

"Boleh ma, yaudah aku manasin motornya dulu." Setelah mengatakan itu, Haris langsung pergi keluar sedangkan Sonia langsung menyiapkan bekal untuk putranya.

Ketika selesai menyiapkan bekal untuk Haris, Sonia malah berjalan menuju kamar Aisha––untuk memastikan jika gadis itu baik-baik saja.

Tok Tok Tok

"Aisha..." panggil Sonia pelan.

Tidak ada sahutan, membuat Sonia mengetuk pintunya lagi, "Aisha..."

"Iya ma..." Terdengar suara Aisha.

Ekspresi Sonia langsung berubah, terlihat lega dan menormalkan nafasnya dulu sebelum masuk ke kamar Aisha.

Ceklek

"Aisha! Bukannya beres-beres! Kau malah tidur-tidur seperti ini! Kau ini anak gadis! Cepat bangun sarapan terus beres-beres!!" bentak Sonia marah––tidak seperti tadi.

"Mama aku tidak enak badan..." ucap Aisha terlihat lemas.

Seketika Sonia panik, perempuan itu langsung menghampiri putrinya dan memegang kening Aisha memastikan nya.

"Ya ampun panas," Sonia semakin panik, lalu perempuan itu segera pergi ke dapur untuk mengambil air es dan sebuah kain untuk mengompres putrinya.

Selang beberapa menit, Sonia datang dan terduduk di pinggir ranjang dekat Aisha lalu mulai mengompres kening Aisha secara pelan-pelan.

Setelah beberapa kali mengompres Aisha seraya mengusap rambut putrinya, Sonia beralih mengambil selimut yang ada di lemari lalu menyelimuti Aisha, walaupun sekarang Aisha sudah memakai selimut tapi Sonia memberikan nya selimut lagi.

Sonia kembali mengompres putrinya sambil berkata. "Kenapa bisa panas begini? Padahal kemarin-kemarin kau baik-baik saja..."

Aisha tidak menjawab, gadis itu memejamkan matanya tapi masih mendengar suara Sonia yang begitu khawatir padanya.

"Mama buatkan bubur dulu..." Sonia kembali pergi ke dapur dengan terburu-buru.

Haris yang melihat itu kebingungan lalu bertanya. "Ada apa ma?"

"Aisha sakit, mama mau buatkan bubur dulu..." balas Sonia tanpa memandang Haris.

Pria itu segera menghampiri kamar adiknya untuk memastikan keadaan Aisha.

Ceklek

"Aisha..."

"Hm..."

Haris menghampiri Aisha lalu memegang kening perempuan itu. "Mau kerumah sakit?" tawar Haris.

Aisha menggeleng. "Tidak kak, aku hanya perlu istirahat saja... Lagipula kakak kan ada pekerjaan."

"Tidak apa-apa, kakak tunda dulu pekerjaannya, kita ke rumah sakit ya?" ujar Haris lembut sambil sesekali mengusap rambut adiknya itu.

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang