35: Harus memilih

58 13 139
                                    

"Ini rumah siapa?"

Aisha bertanya saat sudah masuk ke dalam rumah yang Abhimanyu masuki begitu saja dengan santai, gadis berpikir kenapa Abhimanyu bisa membeli rumah secepat itu?

"Anggap saja rumah sendiri." balas Abhimanyu santai dengan mendudukkan tubuhnya di sofa.

Aisha mengangguk-angguk. "Oh rumah mu... Sejak kapan? Tapi bukankah kau punya apartemen disana--"

"Bukan rumah ku." Sela Abhimanyu menjelaskan.

Aisha menatap Abhimanyu datar. "Lalu? Rumah siapa? Kenapa kau santai sekali menyuruhku masuk ke dalam dan mengatakan anggap saja rumah sendiri lalu duduk begitu saja dengan kaki di atas!" Cerocos Aisha.

Abhimanyu ternganga mendengar cerocos Aisha dengan nada ketus itu. "Ya kan aku hanya--"

Bugh!

Aisha melembabkan tas sampingnya kepada Abhimanyu dengan kesal, menyela ucapan pria itu juga.

"Gila ya!" Desis Aisha tajam.

Aisha ternganga kepada Abhimanyu padahal pria itu yang di lempari barang.

"Apanya yang gila?" Abhimanyu ternganga keheranan sembari mengelus dada nya kaget.

"Tidak di apartemen mu! Tidak di rumah barumu! Kau tetap menyimpan fotoku sebanyak ini! Untuk apa sih! Meresahkan banget!" Ujar Aisha sembari menunjukkan foto-fotonya yang di pajang di dinding––lumayan banyak.

Abhimanyu memegang keningnya pasrah, padahal ini bukan rumahnya dan lelaki itu juga sudah menjelaskan nya pada Aisha tapi gadis itu tetap saja mengatakan jika ini rumah Abhimanyu.

"Ya memangnya kenapa aku menyimpan fotomu?" Goda Abhimanyu sembari menghampiri Aisha.

"Kenapa?" Aisha menatap Abhimanyu gemas, "kau ini hanya mantan tunanganku! Masa nanti--"

Abhimanyu segera menyimpan telunjuknya dibibir Aisha menghentikan perempuan itu berbicara.

"Aku yakin ending nya kau akan tetap bersamaku." Tekan Abhimanyu memperdekat jarak diantara mereka.

Aisha malah tertawa. "Hahaha! Lucu banget! Jangan terlalu--"

"Kita sama-sama berharap! Bukan aku saja." Sela Abhimanyu serius sembari memegang salah satu tangan Aisha lalu mengecup punggung tangan perempuan itu.

"Lebih baik kau bilang pada Raihan yang sebenarnya tentang perasaan mu, sebelum ini semakin jauh... Aku tunggu jawabannya, malam ini... Jika kau memilih ku maka aku dengan senang hati akan sangat bahagia namun jika kau memilih Raihan, maaf berarti aku harus menjauh darimu." Tambah Abhimanyu masih dengan tatapan serius.

Aisha terdiam tak membalas ucapan Abhimanyu.

"Malam ini..." Abhimanyu mengingatkan Aisha lagi.

Aisha memilih menjauh dari Abhimanyu lalu duduk.

Keduanya langsung menghening––duduk berdampingan namun tak mau mengeluarkan sepatah katapun, yang satu bingung harus bagaimana dan yang satunya lagi menunggu kepastian, tak mungkin kan dirinya harus menunggu tanpa adanya kepastian.

Namun suara langkah kaki dari tangga mengalihkan perhatian mereka berdua.

Disana ada seorang pria yang tengah menatap kedua manusia yang tengah di landa bingung oleh perasaan.

"Ayah?" Aisha membelalak tak percaya kala melihat Fahmi––ayahnya tengah menatapnya dengan senyuman tak pudar.

Fahmi segera turun dan menghampiri putrinya.

"Anak perempuan ayah..." Fahmi segera memeluk Aisha dengan erat––penuh kerinduan.

"Maafkan aku yah..." Aisha rasanya sangat malu karena pergi begitu saja saat ayahnya baru saja pulang dari penjara.

Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang