32 : Khawatir

72 11 88
                                    

Suasana malam ini terdengar sangat riuh, ada yang bernyanyi diiringi musik dengan volume yang sangat kencang, hingga teriakkan orang-orang dan juga suara tawa para remaja yang tengah berkumpul dengan kawan-kawannya.

Melihat para perempuan yang di sebrang sana yang terlihat sedang tertawa membuat Aisha merindukan sahabat-sahabatnya dulu.

Sudah beberapa tahun mereka tidak bertemu lagi, bahkan Aisha tidak pernah tahu tentang kabar mereka.

Apakah Saira sudah mempunyai seorang anak?

Apakah Alia sudah menikah?

Dan apakah Sarah sudah balik lagi dengan Juan?

Itulah pertanyaan Aisha yang selalu membuatnya tersenyum membayangkannya sahabat-sahabatnya.

Dirinya juga ingin tahu jika Saira sudah memiliki seorang anak, apakah anaknya perempuan atau laki-laki? Dan siapa namanya.

Lalu Aisha juga ingin tahu apakah Alia akan menikah dengan Baginda Raja terhormat atau malah dengan orang lain tapi yah, Aisha berharap jika pria itu Raja––mereka dulu tidak seharusnya berpisah sama dengan dirinya dan juga Abhimanyu.

Dirinya juga ingin tahu, bagaimana perjuangan Juan mempertahankan cintanya, apakah berhasil mendapatkan hatinya Sarah kembali? Atau malah gagal? Aisha berharap jika Juan berhasil––walaupun ia Juan agak-agak menyebalkan tapi pria itu sekalinya cinta langsung tulus, tidak main-main.

Melihat Aisha yang tengah senyum-senyum sendiri membuat Raihan yang ada di depan perempuan itu segera membuyarkan lamunan Aisha dengan menepuk pundak perempuan itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Raihan kebingungan, tidak biasanya perempuan itu senyum-senyum seperti tadi bahkan malah biasanya jarang tersenyum apalagi untuknya.

Aisha cengengesan. "Aku baik-baik saja..."

"Lalu senyum-senyum?" Goda Raihan.

"Sudah gila, pake tanya lagi!" Cetus Aisha sebelum memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Jangan-jangan ada pria lain? Yang membuatmu tersenyum?" Curiga Raihan terlihat posesif.

"Bukan," Aisha tertawa pelan, "aku hanya mengingat teman-teman ku di tempat ku dulu... Aku ingin tahu kabar mereka." Jelas Aisha sembari menggelengkan kepalanya terheran-heran.

"Kau mau menelepon nya?" Tawar Raihan.

"Sayangnya aku tidak ada nomer ponsel mereka." Balas Aisha tanpa menoleh.

"Sosial media mereka?"

"Boleh pinjam ponselmu?" Kali ini Aisha yang bertanya dengan antusias.

Raihan tersenyum bahagia kala melihat Aisha terlihat bersemangat seperti itu. "Apa yang tidak untuk kesayangan ku, ini." Raihan memberikan ponselnya kepada perempuan itu.

Aisha segera membukanya, ia amat terkejut kala melihat wallpaper milik tunangannya itu, disana terlihat jelas jika itu foto dirinya dan juga pria itu.

Aisha segera membukanya, ia amat terkejut kala melihat wallpaper milik tunangannya itu, disana terlihat jelas jika itu foto dirinya dan juga pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aisha Story's [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang