🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌
Jin Wook memutuskan untuk pulang saat mengetahui kedatangan Lee Seung Heon sesudah sarapan. Dia hanya lelah berdebat. Lelaki itu segera berpamitan pada semua orang, dan sebelum pergi, Ha Na sempat mengajaknya bicara sejenak di teras depan rumahnya.
"Aku minta maaf. Kamu pasti merasa terbebani".
Wanita itu terlihat bersalah bahkan atas sesuatu yang tidak dia lakukan.
Jin Wook menggeleng pelan, senyum tipis muncul di kedua sudut bibirnya. "Ani. Yoon Ha Na aku bukan tipe orang yang suka memaksakan diri, jika aku sudah merasa tidak nyaman pada seseorang maka aku akan berusaha bicara terlebih dulu dan menghindari orang tersebut. Aku benar-benar menikmati sarapan pagi ini bersama saudara-saudaramu" tukasnya. Menatap lurus-lurus wajah Ha Na. Satu tangan dimasukkan ke dalam saku depan celana jeans.
"Sungguh. Syukurlah kalau begitu" Ha Na menundukkan kepala sejenak, tersenyum simpul sambil menyelipkan sehelai rambut ke balik telinga. Terlihat sangat manis.
"Akan ku jemput pukul tiga siang nanti. Jika undangannya masih berlaku".
Ha Na mendongak kaget, tak menyangka Jin Wook bersikap sungguh-sungguh. "Tentu saja. Baiklah, pukul tiga. Akan kutunggu" kali ini ia tersenyum lebih lebar. Terlihat bersinar seperti matahari.
Jin Wook berpamitan lagi, lantas mulai berjalan menuruni undakan tangga marmer teras depan rumah Ha Na. Saat ia sudah separuh perjalanan menyebrangi halaman depan, terdengar suara maskulin memanggil namanya. Jin Wook segera berhenti untuk melihat, rupanya orang itu adalah Lee Seung Heon.
Lelaki itu berlari mendekati Jin Wook, lalu berdiri berhadapan hanya dalam jarak tak kurang dari satu meter.
"Kim Hyeongsa, aku mau minta maaf".
Telinga kanan Jin Wook seketika menegak. Dia tak salah dengar kan? Seorang Lee Seung Heon yang terhormat meminta maaf padanya.
"Tindakanku semalam padamu memang di luar batas. Seharusnya aku bertanya lebih dulu dan tidak bersikap kekanakan. Tapi menurutku kamu tetap salah di bagian tidak meminta izin terlebih dulu pada keluarga Ha Na. Ha Na adalah sumber cahaya bagi keluarga ini, jika hal buruk sampai terjadi lagi padanya maka keluarga Yoon akan benar-benar hancur" Seung Heon seketika terdiam, menyadari ia masih sedikit emosional.
Jin Wook menghembuskan nafas pelan. Ia memilih tidak menjawab dulu dan menunggu Seung Heon menyelesaikan semua perkataannya.
"Pada intinya seperti itu. Dan maaf juga karena sikap tidak profesional ku selama ini saat berada di kantor".
Seung Heon terlihat berjuang keras meredam egonya. Dan entah kenapa Jin Wook merasa tergelitik.
Mau diakui atau tidak, Jin Wook sadar alasan Seung Heon akhirnya mau berdamai dengan dirinya pasti karena Ha Na, dan sejujurnya Jin Wook sangat menghargai sikap jantan Seung Heon yang mendatanginya secara langsung untuk berbicara seperti sekarang.
Ada jeda beberapa menit sampai akhirnya Jin Wook membuka suara. "Saya juga ingin minta maaf. Lee Gwajangnim. Dari awal saya sudah memberikan kesan yang salah serta membuat anda dan anggota lain salah paham. Lain kali saya akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Dan soal semalam, saya juga sudah meminta maaf secara langsung pada kakak serta adik Ha Na. Tak akan terulang lagi, itu janjiku".
Seung Heon terlihat terkejut atas pernyataan jujur Jin Wook barusan. Mereka berpandangan. Netra keduanya bertemu. Seung Heon terlihat berusaha membaca isi pikiran Jin Wook saat ini melalui sepasang mata kelam letnan tersebut, namun Jin Wook yakin kalau Seung Heon tak akan menemukan kebohongan di sana.
Jin Wook jadi orang pertama yang menjulurkan tangannya lebih dulu ke depan sambil berkata. "Saya ingin kita memulai awal yang baru. Sebagai rekan kerja sekaligus demi Yoon Ha Na".
Netra Seung Heon menyipit. Atensinya terbagi antara tangan Jin Wook dan wajah lelaki itu. Kemudian setelah terlihat menimbang-nimbang, Seung Heon membalas jabatan tangan Jin Wook cukup erat, diikuti seulas senyum penuh arti.
"Baiklah. Awal yang baru".
Keduanya melepaskan jabatan tangan mereka secara bersamaan. Jin Wook lalu segera berpamitan kepada Seung Heon.
Sebelum masuk ke dalam mobil yang ia parkir di dekat pintu pagar, Jin Wook sempat menoleh sekali, mendapati cara Seung Heon menatapnya sudah lebih kalem tidak segarang sebelumnya. Mendadak hati lelaki beralis lebat tersebut menjadi lebih lega. Seakan satu beban terangkat dari pundaknya. Ia bergegas masuk ke dalam kendaraan lalu mulai menyalakan mesin.Satu rintangan sudah terlewati. Sambil mendesah Jin Wook menatap pantulan dirinya pada cermin kaca tengah lalu berkata lirih.
"Yoon Ha Na, mengapa berteman denganmu terasa sesulit ini. Tapi tidak masalah. Meski berat aku bakal bisa mengatasinya. Karena kamu spesial".
Sebuah senyum lebar kini menghiasi wajah Jin Wook. Entah kenapa dadanya berdebar membayangkan dirinya dan Ha Na akan pergi berdua saja ke acara pameran nanti sore.
Setidaknya, itulah yang ia kira saat ini.
🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌
Karena rupanya mereka tidak benar-benar pergi berdua. Ada pihak ketiga yang akan ikut bersama mereka.
Dan itu adalah.....
"Maaf, oppa Seung Heon tadi diberitahu Yoon Gi soal pameran dan dia ingin ikut" bisik Ha Na ketika Jin Wook berjalan mendekatinya untuk membukakan pintu penumpang tengah bagi Ha Na.
Yang omong-omong, Ha Na tampak luar biasa menawan dalam balutan baju terusan warna putih sepanjang tulang betis, berbahan renda, berlengan panjang, yang memiliki kerutan melingkar di sekitar perut. Ha Na juga melakukan sesuatu pada rambutnya, membiarkannya tergerai mencapai punggung tapi memberikan sentuhan ikal di akhir ujungnya. Ditambah aroma bunga-bunga lembut tercium dari tubuhnya.
Untuk beberapa saat, Jin Wook nyaris kesulitan berkata-kata.
"Bukan masalah sungguh. Semakin ramai semakin menyenangkan" jawab Jin Wook.
Tentu saja, dia berbohong.
Entah sudah berapa kali Jin Wook berbohong pada Ha Na karena tak ingin perempuan itu kecewa padanya. Selama seumur hidupnya Jin Wook nyaris jarang mengatakan omong kosong, dia bahkan cenderung irit bicara, namun Yoon Ha Na tampaknya mulai membuatnya berubah. Jin Wook sendiri heran pada dirinya sendiri.
"Sungguh. Terima kasih banyak, Kim Jin Wook-ssi" Ha Na terlihat lega, lalu masuk ke dalam mobil Jin Wook.
Jin Wook dan Seung Heon saling menatap sekarang, atasan Jin Wook itu tersenyum kelewat lebar.
"Ku rasa sore ini akan sangat menyenangkan" tukasnya penuh semangat. Kemudian masuk ke bagian jok penumpang depan tanpa perlu disuruh oleh si empunya kendaraan lagi.
Kim Jin Wook menarik nafas dalam serta menghembuskan perlahan. Mendadak ia sadar kalau jalannya masih akan sangat panjang dan terjal.
🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌🌌
Pahit pahit..... 😂 Mau kencan berdua aja yang mikut satu kampung. Tapi yang begini beneran ada lo 😂😂😂🤣 sabar ya bang Jin Uk, namanya juga lagi pedekate sama orang istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice.
FanfictionYoon Hana (34) Wanita cantik berhati lembut yang selalu percaya pada cinta, serta dunia namun sayangnya tak memiliki banyak waktu. Kim Jin Wook (35) Detektif tampan dengan ekspresi datar, hanya ingin sukses dengan karirnya. Namun justru jatuh cinta...