CHAPTER THIRTY TWO (A).

65 9 2
                                    

"Cinta bukan tentang memaksakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta bukan tentang memaksakan. Cinta sejati adalah tentang melepaskan dan mengikhlaskan, jika memang itu jalan terbaik untuk sebuah babak kehidupan. Dan juga kebahagiannya".
- Lee Seung Heon -
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Lee Seung Heon baru saja selesai dari rapat penting dengan kepala beberapa distrik terkait kebijakan baru, saat ia memasuki kantor dan berpapasan dengan tim Choi Sang Ho. Mereka terlihat cemas juga khawatir.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Seung Heon, menghadang si ketua tim.

"Sebuah insiden terjadi di galeri Parkgayoung. Ada orang mengamuk dan menyandera pemilik serta pengunjung di sana" Sang Ho terlihat cemas.

Seung Heon tersentak kaget. "Mwo?!" air mukanya berubah panik. Tentu saja, itu adalah galeri milik Park Chae Young serta Yoon Yoon Gi.

"Benar, itu galeri milik keluarga Nona Yoon juga bukan?" Taecyeon akhirnya bergerak maju. Bicara.

"Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Aish sialan! Kenapa harus di saat seperti ini!" Seung Heon mengumpat.

Mereka lantas berlari-larian menuju lapangan parkir depan. Seung Heon memberikan instruksi melalui alat komunikasi untuk menurunkan tim bantuan sebanyak dua regu.

Cha Jong Un, salah satu anggota baru yang masuk ke dalam divisi cyber ikut bergabung bersama mereka, sambil membawa peralatan alat pelacak serta laptop miliknya.

Seung Heon satu mobil dengan tim kapten Choi. Ia duduk di bagian tengah, dihimpit oleh agen Cha dan Taecyeon. Sementara agen Jin Ki Nam yang menyetir dan kapten Choi duduk di depan. Agen Han Bong Gu berada di kursi paling belakang.

Kendaraan mereka melaju bersama tiga mobil lain serta dua mobil patroli.

"Timjangnim, ini informasi yang kudapat. Pelakunya ada Heo Seong Min, seorang pengajar tidak tetap untuk akademi seni S, yang baru saja dikeluarkan dari tempatnya bekerja karena menyerang seorang anak didiknya. Dia di diagnosis memiliki gangguan psikosis cukup parah akibat skizofrenia, di antaranya halusinasi audio dan visual" Jong Un menjelaskan.

"Aish, jadi kita berurusan dengan penderita gangguan mental lagi??" Sang Ho menyeletuk.

"Aigo! Bagaimana bisa. Timjangnim, saya berhasil mendapatkan rekaman kamera pengawas dari lokasi galeri melalui perusahaan keamanannya. Dan sungguh ini bukan hal yang baik" tambah Jong Un lagi. Rupanya berubah ngeri sambil menatap ke arah layar tabletnya.

"Mana. Aku ingin melihat" kata Seung Heon. Meraih benda persegi berwarna silver tersebut dari juniornya tersebut.

Dan begitu melihat apa yang ada dalam layar, sepasang mata Seung Heon mendelik. Ia terkejut karena Heo Seong Min tengah menyandera seorang wanita muda sambil mengarahkan pisaunya ke leher perempuan tersebut. Jika tidak melihat proporsi serta tingginya, Seung Heon bakal panik serta mengira kalau orang tersebut adalah Ha Na. Dari samping, figur mereka begitu mirip.

Lalu dari arah kamera pengawas, nampak jelas Chae Young serta Yoon Gi berdiri dalam jarak beberapa meter di sisi kanan. Meski agak kurang jelas namun terlihat kalau kedua anak itu seperti shock. Kecemasan merambat di dada Seung Heon. Akan tetapi....

"SHIM HYE YOON-SSI!"

Suara teriakan Taecyeon membuat gendang telinga Seung Heon sebelah kanan berdenging kencang. Menolehkan kepala ke samping, sebetulnya dia hampir mengomeli pemuda itu jika saja tak melihat betapa pucat muka Taecyeon.

"Hye Yoon-ssi" lantas merebut tablet di tangan Seung Heon. Bahu Taecyeon merosot.

"Yak. Agen Jang kenapa denganmu?" tanya Bong Gu yang kini mendekatkan kepalanya ke arah bahu Taecyeon.

"Aku mengenalnya. Gadis yang disandera ini" jawab Taecyeon. Pandangannya kosong. Ekspresinya membeku.

"Mwo?!" Semua orang dalam kendaraan tersebut terkejut kecuali Seung Heon.

"Apa dia bekerja di galeri?" tanya Seung Heon.

Taecyeon menggeleng lemah. "Dia bekerja di penerbitan, pasti ada urusan makanya ke galeri itu. Tapi Nona Shim juga sangat menyukai seni" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari arah layar.

Seung Heon mulai melihat kemungkinan-kemungkinannya.

Shim Hye Yoon bekerja di penerbitan- galeri Chae Young- Yoon Gi adalah penulis. Bisa jadi Hye Yoon adalah kenalan Yoon Gi. Dan gadis itu berada di waktu serta saat yang salah.

"Sunbae, bisa tolong lebih cepat sedikit" Taecyeon akhirnya mengangkat wajahnya dari layar. Sedikit memajukan tubuh. Berbicara pada Ki Nam yang sedang menyetir.

"Arrasseo. Berpeganganlah semua yang erat" kata Ki Nam. Satu kaki maju, menekan pedal gas sekencang dia bisa.

Seung Heon melirik Taecyeon, mengetahui kalau isi pikiran pemuda itu pasti sama kalutnya dengannya sekarang. Seseorang yang ia kenal berada dalam marabahaya pasti bukan hal mudah baginya.

Seung Heon membuka ponsel, terbersit niatannya untuk menghubungi nama yang tertera pada layar. Tapi dengan cepat mengurungkan niatnya.

Kondisi jantung Ha Na sedang sangat tidak bagus, satu kabar buruk lagi dan entah apa yang akan terjadi padanya. Sebagai gantinya Seung Heon mengetikkan sebuah pesan lalu mengirimkannya pada seseorang. Menjelaskan situasi saat ini secara sederhana serta meminta orang itu untuk menahan Ha Na selama dia bisa hingga kondisi menjadi aman.

Selanjutnya Seung Heon memasukkan ponsel ke dalam saku, sesudah mengirim pesan pribadi kepada Kim Jin Wook. Berdoa agar segalanya belum terlambat saat mereka tiba nanti.

🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃🌃

Maaf ya part ini panjang sekali, saya terpaksa menjadi beberapa bagian ;")
Dan sori saya baru up setelah agak lama karena kemarin harus menuntaskan work di Voice of Awaken dulu.
.
Selamat membaca semua. Warm and regards 💕

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang