CHAPTER SIX.

113 18 1
                                    

Judul lagu multimedia : Kim Yeon Ji -Words of Your Heart instrumental version (Ost. I'm not Robot).

💗💗💕💕💗💗💕💕💗💗💕💕

"Manusia yang hebat adalah. Yang dapat membedakan nafsu dan cinta. Serta mengendalikan perasaannya, alih-alih menahannya".

Shin Dae Hee sempat mendengarkan sisa percakapan antara adik-kakak Yoon dengan dokter Lim sesaat setelah ia keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shin Dae Hee sempat mendengarkan sisa percakapan antara adik-kakak Yoon dengan dokter Lim sesaat setelah ia keluar dari kamar. Sesuatu seperti waktu Ha Na serta hal buruk yang bisa menimpanya jika ia kebal terhadap obat barunya. Rasa cemasnya tak bisa ia kontrol, bahkan saat dia berpura-pura sibuk menerima telpon dan nyaris saja menabrak seseorang hingga terjatuh. Beruntung refleksnya bagus sehingga Dae Hee bisa menyeimbangkan diri dengan cepat.

"Joesonghaeyo. Saya kurang fokus tadi, anda tidak apa-apa kan?" Dae Hee segera membungkuk, meminta maaf. Lalu melihat kalau ia telah membuat belanjaan di tangan orang yang ditabraknya berjatuhan di atas lantai.

"Biar saya bantu" kata Dae Hee. Bergerak dengan gesit, berjongkok di atas lantai untuk mengambil butiran apel serta jeruk yang tersebar di sekitarnya.

"Opsoyo, saya bisa melakukannya sendiri" sebuah suara bass, serak, maskulin, menjawab Dae Hee.

Wanita itu mendongakkan kepala, mendapati sesosok pria bertubuh tinggi tegap, dengan bahu kokoh serta punggung tegak, tengah menatap lurus ke bawah, ke arahnya. Dae Hee sempat terpesona sesaat. Alasannya mudah saja, karena lelaki itu tampan.

Meski terlihat galak dan sedikit berbahaya, namun dia memang benar-benar terlihat keren. Lalu matanya, Dae Hee seperti bisa melihat bintang yang ditaburkan ke dalam retina pria itu. Sedikit berlebihan memang, namun irisnya begitu indah. Jenis warna hitam dengan sedikit kuning atau perak dibagian luarnya. Entahlah.

Yang jelas Shin Dae Hee memang cukup terpesona.

Lelaki itu akhirnya ikut berjongkok di hadapan Dae Hee dan mulai memunguti buah miliknya yang terjatuh. Dae Hee tersadar lalu bergerak cepat untuk membantunya. Saat akhirnya mereka selesai memasukkan lagi semua buah tangan ke dalam plastik putih milik pria tersebut, Dae Hee berdeham pelan sambil berkata.

"Maaf sekali lagi, saya biasanya tidak ceroboh seperti itu" Dae Hee berkata seraya merendahkan suaranya.

Pria itu memasang wajah datar, mengangguk satu kali lalu berjalan melalui Dae Hee begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.

Setelah kepergian pria tersebut, Dae Hee sampai memegangi dadanya sendiri seakan tak percaya pada penglihatannya. "Wooa...apa-apaan itu tadi. Dia Dewa atau manusia?"

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang