Judul lagu multimedia : BTOB - Missing You.
Shim Hye Yoon menenggak sisa hazelnut latte miliknya. Ini sudah gelas kedua dalam satu setengah jam terakhir yang ia pesan dan belum ada tanda-tanda kedatangan kliennya. Hye Yoon mulai cemas, berulang kali ia melirik jam tangan, lalu memainkan ponselnya, dan berakhir dengan melakukan panggilan telpon namun lagi-lagi tersambung ke pesan suara.
Menyandarkan punggung, Hye Yoon melipat kedua tangan depan dada lalu menghembuskan nafas keras ke atas udara, membuat poni ratanya sedikit tersembul. Tepat saat itulah seorang gadis cantik, dengan rambut dikepang, serta mengenakan baju serba ungu yang menjadi seragam kafe tempatnya menunggu, berjalan mendatanginya.
"Ahgassi apa anda mau cangkir anda di isi ulang dengan teh atau kopi?" tanyanya sopan, bibirnya menyunggingkan seulas senyum.
"Ah. Anio. Sebentar lagi teman saya akan datang kok" Hye Yoon seketika menegakkan bahu. Mendadak merasa tidak enak. Karena dia sudah cukup lama berada di tempat itu namun hanya memesan menu serupa sejak tadi.
"Tidak masalah, ini free dari kami" tambah si pegawai.
Hye Yoon menggigit bibir, lantas mengamati sekilas gadis dengan papan nama bertuliskan Cha Min Ah tersebut. Melihat penampilannya yang agak berbeda dari pegawai lain di kafe ini, serta caranya berbicaya, Hye Yoon menebak dia pasti seorang penanggung jawab atau level di atasnya.
"Baiklah, kalau tidak keberatan. Teh saja" kata Hye Yoon akhirnya. Merasa sedikit malu.
"Sama sekali bukan. Ini memang bentuk pelayanan khusus bagi pelanggan yang baru pertama kali datang ke kafe Morning Star" Min Ah lantas kembali ke dapur lagi, dan tak lama kemudian datang membawa nampan berisi teko kaca yang uapnya masih menguap serta sebuah cangkir keramik berwarna putih gading lainnya.
Ia lantas meletakkan cangkir tersebut ke atas meja Hye Yoon, dan menuangkan isinya ke dalam benda tersebut.
Hye Yoon mendekatkan wajahnya ke arah cangkir, saat indra penciumannya menangkap aroma harum dari seduhan daun teh bercampur bunga melati, ia tak bisa menahan diri untuk memejamkan mata serta berkata . "Aromanya harum sekali".
"Benarkah? Ini adalah teh campuran resep dari Sajangnim kami sendiri" ucap Min Ah.
"Jinja?" Hye Yoon tampak kagum.
"Silahkan dinikmati" kata Min Ah mempersilahkan.
Hye Yoon mengucapkan terima kasih lalu segera menyesap cairan kental berwarna hitam tersebut perlahan-lahan. Dan.... Saat lidahnya menyentuh air teh, hal pertama yang ia rasakan adalah pahit, sedikit manis di ujung namun seketika mampu membuatnya rileks. Semua kekesalannya akibat menunggu seseorang berangsur menghilang, digantikan rasa damai.
"Ini enak sekali. Sajangnim kalian pasti jago membuat racikan" puji Hye Yoon seraya menatap Min Ah.
"Benarkah. Jika anda mau kami bisa memberikan sedikit bahan mentahnya dan anda bisa mencampurkannya sendiri di rumah".
"Sungguh. Daebak. Terima kasih banyak, Cha Min Ah-ssi. Aku pasti akan mempromosikan kafe kalian ke depannya" kata Hye Yoon. Terlihat bersungguh-sungguh.
"Gomawo. Ahgassi.. "
"Hye Yoon. Shim Hye Yoon".
"Aa...Nona Shim. Tapi ngomong-ngomong apa anda sedang menunggu seseorang?".
"Ne".
"Apa teman kencan?".
"Ne?" Hye Yoon melongo. "Anio...dia klien di kantorku" Hye Yoon melambaikan dua tangan depan wajah.
Min Ah terkekeh geli. "Mian, saya pikir teman kencan. Kafe kami suka menjadi langganan acara kencan buta" katanya lugas.
Kedua alis Hye Yoon sampai terangkat naik.
Tepat saat itulah terdengar bunyi denting bel dari arah pintu, pertanda kalau ada pelanggan baru datang.
"Ah, selamat datang" sapa para pelayan kafe yang bertugas di dekat kasir serta etalase kue.
Min Ah memiringkan tubuh, membuat Hye Yoon bisa melihat lebih jelas.
Sosok itu bertubuh tinggi, ramping, memakai topi hitam serta masker warna putih. Terlihat kasual dalam balutan kaus putih dari balik jaket windbreaker hitamnya, dipadu sepasang sneakers biru muda. Hye Yoon awalnya tidak menyadarinya, sampai orang tersebut melepaskan maskernya serta berjalan perlahan ke dekat etalase, tampak berbicara bersama beberapa pelayan.
Hye Yoon seketika berdiri dari bangkunya, terlalu cepat hingga membuat kursinya berderit menimbulkan suara. Min Ah menoleh ke arah Hye Yoon, tepat ketika Hye Yoon beranjak mendekati sosok pria muda yang berhenti di depan etalase kue tersebut.
"Yoon Yoon Gi Jagganim?" Hye Yoon bertanya untuk memastikan lagi.
Pria yang dipanggilnya otomatis menolehkan kepala.
"Saya dari penerbitan Winter Ice, editor anda yang baru. Shim Hye Yoon" Hye Yoon memperkenalkan dirinya diikuti senyuman lebar.
Akan tetapi, reaksi seniman sekaligus penulis peraih sejumlah penghargaan kepenulisan bergengsi di Korea Selatan tersebut hanya melemparkan pandangan datar kepadanya.
" Ah, benar. Anda pasti ingin memesan lebih dulu" Hye Yoon lantas menyadari kesalahannya. Dengan kikuk dia sedikit memundurkan badan.
Yoon Gi mengalihkan tatapannya lagi ke arah etalase. Tepat saat itu Min Ah sudah kembali ke tempatnya.
"Oppa, mau pesan apa?" tanya Min Ah. Sembari mengelap tangannya dengan kain.
Hye Yoon seketika mencelos. 'Oppa?' . Netranya melirik antara Yoon Gi dan Min Ah bergantian.
"Seperti biasa saja. Apa vanilla almondnya sudah matang?" suara Yoon Gi terdengar lembut saat bicara pada Min Ah.
"Sebentar lagi, sekitar tiga menit. Akan kusiapkan. Dan Ice Americano, less ice bukan. Empat sendok kopi?" Min Ah mulai sibuk menyiapkan dari balik etalase.
Yoon Gi mengangguk. "Terima kasih, Min Ah-ssi".
"Duduklah, nanti ku antar" tambah Min Ah.
Yoon Gi lantas berjalan melewati Hye Yoon begitu saja, namun baru beberapa langkah, dia menolehkan kepala melalui bahu serta berkata.
"Sampai kapan anda mau berdiri di sana, saya tak punya banyak waktu" lalu memalingkan wajahnya lagi ke depan, serta berjalan ke arah meja tempat tadi Hye Yoon duduk dengan cueknya.
Mendengar ucapan Yoon Gi barusan, kesabaran Hye Yoon mencapai puncaknya. Dalam hati dia mengomel.
'Yang benar saja! Dia yang terlambat dan bukannya minta maaf malah bersikap seenaknya!'.
Akhirnya, Hye Yoon mulai paham mengapa editor Yoon Gi yang terdahulu sampai memutuskan mengundurkan diri serta menyerahkan jabatan sepenting itu pada dirinya yang terbilang masih karyawan baru serta seorang junior.
Menghadapi seorang Yoon Yoon Gi tak akan mudah!.
🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆🌆
Partnya panjang jadi saya bagi menjadi dua ya xD.
Next part mungkin baru akan saya up besok . Dunyat sedang riweuh2nya. Gomawo yeorobun ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice.
FanfictionYoon Hana (34) Wanita cantik berhati lembut yang selalu percaya pada cinta, serta dunia namun sayangnya tak memiliki banyak waktu. Kim Jin Wook (35) Detektif tampan dengan ekspresi datar, hanya ingin sukses dengan karirnya. Namun justru jatuh cinta...