CHAPTER THIRTY FOUR (C).

76 9 12
                                    

Judul lagu multimedia : Elaine - Hear For You.

Detak jantung Ha Na bagai drum yang tengah dimainkan dalam konser musik rock

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detak jantung Ha Na bagai drum yang tengah dimainkan dalam konser musik rock. Berdentum dengan sangat kencang, hingga membuat kerja otot di sekitarnya bergerak ekstra. Denyutan nyeri mulai terasa namun ia berusaha mengabaikannya. Semua karena shock, efek dari pengakuan Lee Seung Heon barusan.

"Aku sudah jatuh cinta padamu. Sejak dulu. Maaf karena baru menyatakannya sekarang" ujar lelaki itu lagi dengan suara parau bernada lebih tegas. Semakin memperketat pelukannya. Dan satu tangan berada di belakang kepala Ha Na.

Kedua netra Ha Na rasanya sampai mau keluar dari dalam rongga saking kagetnya.

Hening. Sepi. Ha Na kesulitan bernafas dalam artian sebenarnya untuk sesaat. Sampai lelaki itu melepaskan kontak fisik di antara mereka lebih dulu, Ha Na baru berani menghembuskan nafas panjang sambil mendesah berat.

Seung Heon meletakkan kedua tangannya di atas bahu Ha Na, sedikit membungkukkan badan hingga wajah mereka sejajar lalu berucap. "Sekarang masuk dan tidurlah. Aku pulang dulu".

Ha Na tidak berani menatap langsung ke arah mata Seung Heon, dia bahkan tak tahu harus menjawab apa. Hanya mampu mematung, membisu, serta bernafas teramat pelan.

Seung Heon berjalan memutari Ha Na sambil melemparinya senyum sedih satu kali, wanita itu juga ikut membalikkan badan  sambil berkata. "Oppa...".

Akan tetapi kalimatnya langsung tertahan di ujung lidah. Pasalnya ia melihat keberadaan pria tersebut.

Kim Jin Wook.

Berdiri tegak. Rahangnya mengeras. Kemarahan terpancar jelas dari kedua sorot matanya. Kedua tangannya terkepal erat di samping badan, salah satunya menggenggam ponsel berwarna ungu muda milik Ha Na terlalu kencang hingga ia yakin bakal bisa meremukkannya dalam tangan.

"Oh...sial" bisik Ha Na dalam hati dengan bahu merosot serta organ dalam tubuhnya seakan ikut turun ke atas tanah.

Sewaktu Seung Heon berjalan persis di samping Jin Wook, Seung Heon sempat berhenti sesaat, melemparkan pandangan datar satu kali. Sementara Ha Na yang masih berdiri di tempatnya sudah merasa ketakutan setengah mati kalau-kalau kedua lelaki itu bakal saling bergelut di atas tanah akibat kejadian barusan.

Namun beruntung, kecemasan Ha Na tak terjadi. Jin Wook terlihat bisa menahan diri dengan sangat baik. Membiarkan Seung Heon berlalu begitu saja meninggalkan rumah Ha Na tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Selanjutnya Jin Wook melangkah menuju ke tempat Ha Na berdiri, dada Ha Na kembali berdenyut nyeri.

"Jin Wook-ssi aku bisa jelaskan".

"Kita bicara di dalam saja" potong pria itu cepat. Terlihat gusar. Lalu berjalan mendahului Ha Na naik ke atas undakan menuju teras depan.

Ha Na menarik nafas lambat-lambat, kedua tangan terkepal di samping badan. Mencoba menguatkan dirinya sendiri, Ha Na mengikuti langkah kekasihnya. Berdoa dalam hati supaya hal terburuk tidak terjadi di antara mereka.

[COMPLETED] The Voice of the Spring: #01. Dwilogy the Season of the Voice. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang