14.Siapa Dia?

450 32 1
                                    

Selamat membaca

**

Erik yang sedang mondar-mandir bak setrikaan tengah menunggu rara. Dari rau muka yang ia tunjukan telah tercetak jelas bahwasanya ia sedang benar² marah sekarang.

"Rara! Sini kamu

"Iya pa.. knapa?

"Dasar anak ga tau di untung ucap erik sambil menjambak rambut rara nilai kamu kenapa banyak yang di bawah 85 rara!!

Sudah masuk minggu ke-1 setelah ulangan, nilai langsung di bagikan kepada orang tua murid. Inilah hal yang paling rara takutkan

"Maaf pah..rara ngga terlalu pokus, belakangan ini rara sering sakit kepala

"Saya ga peduli. Saya cape kerja. Sudah untung saya mau nyekolahin kamu! Kamu nya ga tau diri

"Pah, itu udah termasuk nilai bagus loh. Tolong hargai sedikit aja hasil kerja keras rara pa!

"Udah berani ya kamu ngebantah.

"Harus di hukum dulu kamu baru akan jera rara

"Jangan pah. Badan rara udah sakit² semua

"Sini kamu erik menyeret rara,lagi² kedalam gudang rumahnya.

Devi yang melihat itu hanya diam, seolah tidak melihat apa².

Brukk

"Ampun pa..

Ctarr
Ctarr

"Anak sialan!

Ctarr

"Anak ga tau di untung!

Ctarr

Erik mengangkat tubuh rara agar berdiri

"Saya benci kamu rara!

"Tapi rara sayang papa..'ucap rara pelan,tapi masih bisa terdengar oleh erik

Brukk

Erik mendorong tubuh rara hingga kepala rara mengenai ujung kursi. Kemudian pergi meninggalkan rara

"Aww..'ringis rara

"Ra, jangan nangis. Lo kuat ra. Lo kuat..
Masa baru di giniin udah nangis ra, lo blom di buang, lo blom di usir ra... Jadi ga perlu nangis..

Tess

Bukan air mata. Lagi² darah sialan itu menetes di hidung rara.

"Sebenarnya gw knapa, apa sesulit ini buat gw bahagia?

Lebam di tubuh rara semakin banyak, membuat siapapun yang melihatnya akan meringis seolah dapat merasakan apa yang rara rasakan

***

"Assalamualaikum..

"Waalaikumusalam..k-ko tumben mama kesini?

"Emang ngga boleh mama kesini,kamu sama erik ngunjungin mama terakhir kali pas dion masih kecil

"Eum..i-iya ma, maaf soalnya kami sibuk

"Yaudah gapapa..eh mana cucu mama?

"Dion kan udah kuliah ma, kuliahnya juga kan di Surabaya, satu kota sama mama

"Bukan dion. Tapi rara, kalo dion mah, sering ngunjungin mama pas di Surabaya

"Eu..itu mah,,rara lagi belajar di kamarnya

/Di dalam gudang/

Jadi sejak semalaman rara tidur di gudang, karena erik menguncinya dari luar

"Rara!

"Rara bangun!

Tak kunjung bangun devi menendang punggung rara (rara tidurnya meringkuk ya gais). Dan akhirnya membuat rara terbangun.

"I-iya ma..knapa

"Di luar ada ibu dari papa kamu. Sana temuin. Tapi bersihin dulu tuh badan kamu. Udah kayak gembel!

"Iya ma..

Kalo gw ga inget dia mama gw, udah gw cakar² mukanya'ucap rara dalam hati

Sabar ra ini ulangan. Bukan lagi ujian ,karna hal seperti ini sudah sering sekali terjadi

**

"Omah?

Wanita yang terhitung sudah lumayan tua itu berbalik badan

"Rara..

"Yaampun kamu udah besar ya...dulu terakhir omah liat kamu,itu kamu masih bayi..

"Rara malah ngga tau omah kaya gmna..'jawab rara

"Kamu cantik..

"Makasih omah..

"Kapan² maen ke Surabaya ya..abang kamu sering maen ke rumah omah,, nanti kamu maen juga ya..

"Iya omah..

"Eh..bibir kamu knapa? Ko lebam..terus itu jidat kamu juga memar sayang..ucap omah rara, memperhatikan luka yang berbeda di wajah rara

"Rara nggapapa ko omah, tadi rara kebentur pintu pas mau kesini..

"Yaudah rara. Kamu masuk kamar lagi,tadi kan lagi belajar di lanjut aja ya..'ucap devi mengalihkan pembicaraan rara dan omah nya

"Iya ma..

Sebelum rara memasuki kamarnya rara mendengar pembicaraan serius diantara omah nya dan mama nya.. bukannya tidak sopan,tapi ini sungguh sesuatu yang membuat rara ingin sekali mendengarnya

"Devi. Perlakukan rara seperti kamu memperlakukan dion. Dia tidak tau apa² soal masalah kalian.

"Tapi devi selalu keinget mendiang mamanya rara mah. Setiap devi liat rara. Pasti devi inget penghianatan yang dilakuin sama mas erik sama tiara mah

"Yang salah itu ibunya rara. Bukan rara devi, dia bahkan ga tau ibu dia itu siapa.

**

"Tiara siapa?

"Gw kenal kah sama yang namanya tiara?

"Penghianatan yang di lakuin papa sama tiara?

"Tiara siapa?

"Aw..kpala gw pusing lagi. Rara meringis sambil memegangi kepalanya yang terasa lebih nyeri sekarang

Memikirkan hal yang kita tidak tau sama sekali itu sangat merepotkan. Tidak dipikirkan namun terpikirkan..ngerti kan..














Semoga suka

Vote
Komen

Dear ABANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang