48.Denis!

769 29 0
                                    

Selamat membaca

***

Rara sekarang sedang berada di kamar santi, sudah terbilang cukup lama rara tinggal bersama santi. Ia juga tidak tau akan tinggal bersama santi sampai kapan.

Rara hanya menatap lurus ke langit-langit kamar santi yang berwarna putih polos. Entah apa yang ada di pikiran rara sekarang ia hanya menatap dalam langit-langit itu

Kreek
Pintu kamar santi terbuka, menampakkan santi dengan seragam sekolahnya

"Eh,san baru pulang? Ko telat

"Gw abis kerkom nih. Eh gw laper nih ra,mau k warteg sebelah mau nitip sesuatu ngga?

"Gw aja deh yang beli, lo pasti masih cape kan..

"Uh rara ku caiyang. Paling ngertiin dech

"Jijik san jijik sumpah

"Eum ra,,

"Iya??

"Nih ada surat dari bu endang ucap santi menyodorkan kertas putih itu pada rara

"Palingan surat panggilan orang tua ucap rara

***

"Ah baru jalan bnerapa langkah aja udah cape..keluh rara

Hendak memasuki gang rumah santi rara di buat penasaran oleh sosok laki-laki yang dari tadi cuma mondar-mandir tidak jelas.

"Bang denis...

Ah benar saja pikir rara, dari tadi ia memang merasa kenal dengan laki-laki itu dan ternyata itu denis pacar dari livia sahabat masa kecil dion

"Rara...huft akhirnyaketemu juga ucap denis merasa lega

"Loh emg knapa bang

"Gw kesini mau nemuin lo ra..gw mau ngomong sesuatu...

Rara sudah mengetahui arah pembicaraan denis, ia membawa denis pergi ke tempat yang lebih nyaman untuk ber bicara

"Rara juga pen ngomong sesuatu..

Tanpa menunggu lama denis ber terus terang dengan tujuannya ingin bertemu dengan rara

"Ra..gw suka sama lo

Tanpa sepengetahuan mereka, bukan hanya rara yang mendengar pernyataan yang di katakan denis melainkan ada seseorang juga yang mendengarnya

"Bang, rasa suka abang ke rara itu bukan rasa suka atas dasar cinta, abang sama ka livia kan udah pacaran lama, ga mungkin bang denis tiba² suka sama rara, secara rara sama bang denis ajakan baru kenal

Grepp
Denis memeluk erat rara. Dan tanpa sepengetahuan mereka ada seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi

"Gw bener² sayang sama lo ra...

Rara melepaskan pelukan denis

"Bang,,sebelum abang ngomonggitu, coba pikirin gimana perasaan ka livia, pas abang mutusin ka livia abang emg udah ngerasa bener sama keputusan abang itu?

"Bang sebelumnya,rara mau ngomong dulu sama abang,,,

"Bang denis udah rara Anggap kaka sendiri layaknya rara nganggep bang dion. Kalian sama di mata rara..

"Asal abang tau..rara menjeda kalimatnya
Bang dion sekarangudah benci sama rara,karna bang dion pikir rara ngerebut abang dari ka livia, yang notabenenya ka livia sahabat dari kecilnya bang dion..
Tapi tenang bang, rara ngga bakal benci sama abang, tapi se'enggaknya bantu rara ngebukti'in ke bang dion kalo omongan bang dion ke rara itu salah..lanjut rara

"Abang harus balik lagi ke ka livia,,pasti ka livia seneng..pinta rara pada denis

"Tapi ra,,

"Bang,bantu rara ya,rara mohon.. Rara udah cukup di cap jelek sama mama papa rara,jangan nambah lagi.. rara pamit bang...

Rara melenggang pergi meninggalkan denis yang sedari tadi mematung.

***

Akhirnya rara sampai di rumah santi, tapi pikirannya masih berada di tempat tadi. Ia yakin denis pasti akan sangat membencinya, tapi itu tidak mengapa yang penting rara membuktikan bahwa perkataan abang nya itu salah besar

"Yaampun ra..lo beli makanan di planet mars ya. Lama amat..laper nih gw..rengek santi

"Maaf ya san,udah buat lo nunggu..

"Oh iya san, besok gw mau sekolah lagi,,

"Lo yakin ra?

"Iyaa gw yakin














Vote
Vote

Dear ABANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang