***
Sudah hampir 3 minggu rara memejamkan matanya, bahkan ia masih berada di kota Surabaya saat ini. Tentunya bersama ke3 sahabatnya
"Dokter, kalo semisal rara di rawat di Jakarta bisa ngga ya?
"Bisa saja, asal dia di beri penanganan khusus. Karena keadaan pasien sekarang sudah sangat memburuk
"Iya dokter kalo itu mah udah pasti, kira-kira kapan rara di pindahkan ke Jakarta?
"Tunggu sampai pasien sadar, baru nanti surat rujukannya akan saya proses
"Baik dokter, terimakasih
Santi dan raena hanya menyimak percakapan putri dengan dokter tadi. Setelah dokter itu pegi, semuanya kembali hening, hanya terdengar suara mesin EKG yang mengisi keheningan tersebut
Ke-3 nya tengah bergelut dengan pikirannya masing-masing, tidak ada lagi canda tawa yang mengisi hari mereka setelah rara terbaring di atas ranjang rumah sakit itu
"Ra, gw kangen suara lo ra. Lo kapan bangunannya sih ucap raena memecah keheningan
"Iya ra, lo bukan sleeping beauty jadi ga pantes tidur lama-lama
***
Dion yang tengah bersiap siap untuk mencari rara di cegah oleh erik yang entah sejak kapan sudah berada di depan dion sekarang
"Mau kemana kamu?
"Nyari rara
"Adik kamu sudah besar. Dia bisa jaga diri
"Terserah dion dong. Toh yang nyari juga bukan papah
"Kamu mau nyari rara ke sekolahnya kan? Darimana papa nya tau kalau dion akan pergi ke sekolah rara
"Percuma dion. Rara sudah tidak bersekolah di sekolah itu lagi. Dia sudah di DO dari sekolahan itu lanjut erikDion hendak pergi akan tetapi langkahnya terhenti setelah mendengar ucapan papah nya
Dion hanya berkecamuk dengan pikirannya, kemana sebenarnya adiknya itu, apa yang membuat adiknya di DO dari sekolahannya
..
"Kamu kaka-nya rara kan ya?
"Ah iya bu, saya Dion kaka'nya rara
"Ada perlu apa nak kamu datang ke sini, kan rara sudah tidak bersekolah di sini lagi
"Memang itu yang ingin saya tanyakan bu, kenapa rara bisa keluar dari sekolah ini?
"Lebih tepatnya di keluarkan nak dion
"Loh ko bisa bu? Tanya dion lagi
"Rara sudah beberapa kali bolos sekolah, bahkan tanpa ada keterangan. Saya sudah beberapa kali mengirimkan surat undangan orang tua, tapi tidak ada yang datang samasekali. Dan satu lagi, rara sering sekali membuat onar di sekolah, jadi dengan terpaksa saya mengeluarkan rara dari sekolah ini
Dion hanya diam mendengar jawaban dari Bu Endang, ia benar-benar di buat bingung sekarang.
Mengapa Rara-Nya berubah, yang di ceritakan Bu Endang tadi seperti bukan sosok adiknya Rara.
"Yasudah bu, saya permisi. Terimakasih atas waktunya
"Iya nak Dion, tidak apa-apa
Dion melenggang pergi dengan pertanyaan-pertanyaan yang penuh dalam otaknya.
***
Brakk
"Dion! Ada apasih. Pelan-pelan bisa kan
"Sebenarnya selama dion ga tinggal disini apa yang terjadi mah?
"Apa maksud kamu dion? Tanya devi bingung
"Rara di perlakukan dengan baik kan mah? Kalian ngga nyakitin rara kan?
"Oh, adik kamu lagi? Hahhh depi meng-hela nafasnya pelan dion, kamu ga cape apa ngurusin orang ga tau diri itu
"Terserah mah! Terserah!!
Devi hanya melihat dion yang pergi menjauh setelah mendengar jawaban darinya.
Dan lagi-lagi dion mendatangi kamar rara, hanya kamar itu yang dapat mengobati rasa rindunya pada adik semata wayangnya itu
"Kamu dimana ra,,
"Bahkan handphone kamu ga aktif
"Maafin abang ra
Prakk
Saat hendak mengambil bantal yang biasa rara gunakan untuk tidur, dion melihat buku terjatuh 'mungkin ini Diary rara' pikir dionDion mengambil buku ber-motif kelinci itu, dan membukanya.
Lembar demi lembar dion membaca apa yang rara tulis dulu. Hingga pada satu halaman ia di kejutkan dengan sesuatu yang membuat ia menitikkan air mat-nya"Kamu.. sakit kanker ra 'ucap dion lirih
Vote yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear ABANG
Teen Fiction"..Tidak semua orang memiliki hidup yang mudah.meski berusaha, adakalanya dunia tidak mengizinkannya bahagia.." Rara ingin menentukan rencana takdir nya sendiri. Di buat se-indah mungkin tapi.. Kadang takdir berjalan tidak sesuai rencana,tapi dari s...