28.Makanan

490 27 0
                                        

Selamat membaca

**

Sekarang hari minggu,rara memutuskan untuk berhibernasi:)
Tapi sayang,devi tidak akan membiarkan itu. Bukan tanpa alasan rara tidur sepanjang hari,dia kembali lemah. Bahkan belakangan ini rara kembali mimisan, tubuhnya menjadi sangat lemah. Akibat sudah jarang kemoterapi

Brakk

"Rara! Bangun. Malas sekali anak satu ini,udah ga tau diri,pemalas, untuk apa kamu hidup!

"Iya,ma.. rara bangun ucap rara lemah

Jangan salah, sebenarnya rara sudah bangun dari tadi,tapi karna kepalanya pusing ia memutuskan untuk memejamkan matanya lagi,tapi ia tidak tertidur..( ngertikan?)

"Sana masak di dapur. Papa kamu blom sarapan

"Tapi ma, bukannya mama ya yang selalu masak buat papa,ko tiba-tiba nyuruh rara?

"Udah berani ya kamu!

"Bukan gitu maksud rara mah..

"Heh! Dengerin ya anak haram. Devi menjambak rambut rara. Inget,kamu disini cuma numpang tidur,dan makan. Bahkan papa kamu udah ngusir kamu. Jadi kamu idup di sini itu harus bayar,Bukan dengan uang,tapi dengan tenaga kamu. Seharusnya kamu bersyukur kami masih mau nampung kamu disini

Dukk

Setelah menjambak rambut rara, devi mendorong tubuh rara keras sampai kepala rara terbentur ujung meja yang berada di sisi ranjangnya. Hingga membuat Kepala rara yang tadinya pusing nambah pusing...

"Sabar ra. Tenaga lo baru terkumpul, jangan dengerin mama devi. Lo ga punya kuping,,hehe monolog rara

**

Sesuai perintah,rara memasak sarapan untuk erik papanya.

Praang
Erik melempar piringnya

"Makanan apa ini. Siapa yang masak?!

"Anak mu. Jawab devi

"RARAAA!!

Mendengar namanya di panggil rara langsung panik, secara dia tau letak kesalahannya. Saat ia memasak kepalanya sangat pusing dan membuatnya tidak pokus. Mungkin itu yang membuat papanya sekarang berteriak padanya pikir rara

"I-iya pa..kenapa?

"Masih tanya kenapa. Liat makanan itu tunjuk erik pada makanan yang berserakan di lantai

"Iya pa.. kenapa? udah rara liat ucap rara malas

Bukan-nya apa-apa, rara terlalu malas dan lemah jika harus melawan erik.

"Makan makanan itu dan beritahu saya bgaimana rasanya.

Rara berjalan menuju meja makan berniat ingin mencicipi makanan yang ia buat tadi

"Tunggu.

"Kenapa pa?

"Mau kmna kamu?

"YaNyobain makanan itu tunjuk rara pada makanan yang berada di meja makan. Tadi kata papa suru di cicipi kan

"Iya. Emang saya nyuruh kamu buat makan masakan kamu. Tapi bukan yang ada di meja makan. Tapi yang berada di lantai itu.

"Tapi pa..itu udah kotor.

"Ya terus. Emang saya peduli. Pokonya makan makanan itu! Titah erik pada rara

Apa-apaan ini, itu makanan kotor. Mana mungkin rara akan memakannya, sudah cukup dia merasa tersiksa jika harus memakan makanan sisa dari orang rumah. Lalu apa ini? Bahkan makanan kotor pun jadi makanannya kah sekarang?

"Rara ngga mau pa.

Brukk
Erik mendorong tubuh rara ketempat makanan yang berceceran itu.

"Makan!

"Ngga pa.. rara ngga mau. Itu kotoor

"Makan. Atau saya paksa.

Rara hanya diam menatap makanan itu, kucing saja jauh lebih tinggi mungkin derajatnya jika dibandingkan dengan rara sekarang.

Duk duk
Erik mendorong kepala rara hingga membentur lantai, bertujuan memaksa rara untuk memakan makanan itu

"Pwah..hiks..udah..pah..rara menutup mulutnya rapat. Tapi erik tetap membentur²kan kepala rara pada lantai hingga membuatnya meringis dan membuka mulutnya.

Dukk

"Uhuk uhuk..rara terbatuk akibat makanan itu masuk tanpa izin ke dalam mulut rara..

Brukk
Rara mendorong erik, ia benar-benar muak dengan kelakuan ayahnya itu

"Berani ya kamu sama saya.

"Rara! Erik menjambak rambut rara
Saya menyiksa kamu agar tiga hari kamu di rumah terbayar. Selama tiga hari itu juga kamu harus merasa sakit

"J-jadi, papa udah tau?

"Iya! Saya tau! Kamu di skors kan.
Memang kamu sangat berbeda dengan abang mu. Sudah tau bodoh, kelakuan mu seperti anak yang tidak di didik.

"Emang rara ga pernah di didik sama papa mama kan?. Papa mama selalu pokus sama abang IYA KAN!

"Anak Kurangajar kamu. Apa balasan kamu pada saya! Saya cape cape kerja buat nyekolahin anak bodoh seperti kamu!!

Bukk bukk
Erik menendang perut rara hingga mulut anak itu mengeluarkan darah

Rasa mual yang rara rasakan saat ini. Tega sekali papanya itu, sekarang rara pikir dirinya benar-benar bukanlah anak dari papanya.

Erik pergi meninggalkan rara dan devi.. mungkin sudah puas dengan melihat rara yang menderita sekarang. Bahkan devi yang berada di situ hanya menonton, tidak ada niat untuk menolong rara sedikitpun

***

Setelah erik pergi rara memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya,ia memuntahkan makanan yang tadi di paksa masuk ke dalam mulutnya

"Apa ini. Tega banget papa sama gw. Gw ga tau diri ya? Gw harus gimana hiks.. Tangis rara pecah didalam kamar mandi

Tidak berpikir lama,rara menghubungi dion. Ia benar-benar butuh sosok dion sekarang

Tapi akankah dion mau mendengarkan nya sekarang, apa ini waktu yang tepat untuk menghubungi dion























Semoga suka.






Vote

Dear ABANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang