49.Salah paham

745 30 2
                                    

Selamat membaca


Dion dengan perasaan yang masih kalang kabut menyetir mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, ia ingin sekali memeluk adik semata wayang nya itu..

"Ra,,maafin abang ya..gumam dion

Hendak memasuki area komplek perumahan, dion melihat seseorang yang begitu ia kenal..

Dion menyipitkan pandangannya mencoba melihat apa yang ada di depannya dengan jelas ..

Bukk
Dion memukul stir mobil yang berada di depannya

"Sekalinya anak jalang. Ya tetep anak jalang. Abang kecewa ra.

Dion memutar arah mobil yang ia kendarai, dan kembali menuju Surabaya

***

Brakk
Dion mendorong pintu apartemennya dengan penuh emosi. Tangannya mengepal memperlihatkan urat-urat tangannya, rahangnya mengeras bahkan wajahnya merah padam menandakan ia benar-benar marah

Prang

Pyaar

Brakk

Suara pecahan gelas dan benda² berjatuhan ulah dion. Apartemennya kini benar-benar berantakan

"Gw emang goblok. Bisa²nya mau minta maaf sama anak jalang. Percayalah jika rara mendengar itu pasti hatinya sangat sakit:)

"Gw bodoh ra. Udah mau percaya sama lo.

Dion benar-benar berantakan sekang ini. Ia bahkan melampiaskan luka nya dengan meminum minuman keras. Yah..bisa di tebak, sekarang dion berada di klub

***

Sudah hampir 2 bulan lebih rara tidak pernah berkomunikasi dengan abang nya lagi,bahkan sekedar menanyakan kabar saja hanya lewat omahnya...

"San, gw kangen abang..

"Sabar ya ra, gw juga ga tau lgi harus gmna..

"Gw jga kangen papa sama mama devi..

"Tapi mreka udah nyakitin lo ra. Lo bisa²nya masih mikirin mreka

"Mereka udah rawat gw san. Klo ngga ada mreka gw ga bkl ada...

Santi bungkam, ia melamun sejenak mengingat kejadian saat ia pulang dari sekolah nya beberapa hari lalu

Ketika hendak menunggu bus yang biasa santi tumpangi saat pulang sekolah, ia di kejutkan oleh sebuah mobil yang seperti sengaja terparkir di depannya

"Eh. Kamu tmennya rara kan, kamu tau rara ada dmna skarang?

"Ko, om malah tanya saya. Saya cuma tmnnya om, tapi om papa nya masa ngga tau anaknya dmna

"Dimana sopan santun kamu. Orang tua kamu ga ngajarin sopan santun ya!

"Orangtua saya ngajarin sopan santun ko, om. Tapi bukan terhadap orang seperti om

"Terserah! Sekarang yang mau saya tanya dimana rara?!

"Saya ngga tau d mna rara,tapi saya yakin dia sekarang aman. Daripada sama om, dia lbih ga aman. Pertama-tama saya minta maaf,tapi saya harus bilang sama om.. kalo om ga bisa buat rara bahagia setidaknya jangan buat rara menderita om. Dia udah cukup menderita sama penyakitnya.

Santi meninggalkan erik yang hanya diam di dalam mobilnya.

"Bahkan setelah tau lo sakit papa lo masih ngga peduli ra ucap santi bergumam

"Hahh? Knapa san? Lo ngomong apaan si kaga denger gw

"Eh ngga. Itu loh masa si ipin botak

"Lah kan emg si ipin udah botak dari dulu bodoh

"Lah emg iya..

"Iya anjir..haha...

Melihat rara tertawa akan hal kecil seperti itu membuat santi tau bahwa rara memiliki banyak masalah. Karna pada dasarnya orang yang sering tertawa akan ha kecil adalah orang yang paling banyak mempunyai masalah emang iya?

***

Sudah lama rasanya rara tidak menginjakan kakinya lagi di sekolah. Ia rindu suasana sekolah

"Loh, lo masih sekolah disini ya ra?

"Iya. Emang knapa? Ga suka?

"Heh. Nama lo itu udah ga ada di absen

"So tau lo nenek lampir

"Hilih ga percaya'an lagi.

Rara hendak pergi meninggalkan luna, tapi luna terlebih dahulu menarik tangan rara

"Lepas bangsat!

"Weis kasar. Oh iya ra, ini kenang kenangan gw buat lo, sebelum lo keluar dari sekolah

Prok prokk
Luna menepuk tangannya seolah memberi isyarat

Byurrr
Baju yang rara kenakan basah kuyup

"Sialan umpat rara

Buk buk
Tubuh rara di penuhi kotoran yang di lemparkan oleh teman-temannya

"Huuu dasar anak haram...

"Lo kira ni sekolah punya nenek moyang lo. Masuk se'enaknya

"Masih punya muka lo hahh!!

Bukk bukk
Kertas kertas berhamburan mengenai tubuh rara, bahkan ada juga yang melempari rara batu

"KALO BERANI TURUN KALIAN SEMUA! SINI LAWAN GW. BERANINYA KEROYOKAN LO SEMUA!! Teriak rara

(Jadi, anak-anak yang ngelemparin rara itu ada di lantai atas sekolah mereka, di balkonnya gitu lohh, ngerti kaan)

Bukannya takut, tapi seolah tidak mendengar teriakan rara, semua siswa malah kembali melempari rara dengan batu

Dukk
Rara meringis kesakitan pasalnya salah satu batu yang temannya lempar mengenai pelipisnya hingga membuat pelipis rara mengeluarkan darah

"Bangsat! Sini lo anjing! Turun lo semua!!

Ting tong
( Perhatian kepada seluruh siswa agar memasuki ruang kelasnya masing-masing. Dan teruntuk Arrasya dirgantara di tunggu di ruang guru )

Sebenarnya santi, raena, dan putri yang memberi tahu pihak guru mengenai keributan tadi.

"Rara, dengan berat hati saya mengeluarkan kamu dari sekolah

Rara hanya diam tak menjawab, ia bingung harus apa

"Kamu selalu membuat onar disini, bahkan sudah berapa kali saya mengirim surat undangan orang tua. Tapi orang tua kamu tidak kunjung datang sampai sekarang

"Maaf bu hanya kata itu yang keluar dari mulut rara














(Raena, putri sama santi nolongin rara ko gaes, kalo ga ada mereka mungkin rara masih jadi tontonan dan bahan bulian sekarang)

Vote
Vote

Dear ABANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang