53.Fakta

1.1K 40 6
                                    


***

"Bukannya lo jadian sama rara ya?

Denis dan livia tertawa mendengar perkataan dion.

"Harusnya gw bilang makasih sama ade lo dion. Berkat dia gw udah sadar.. ucap denis

"Iya,kalo ada kesempatan gw pengen berterimakasih secara langsung sama rara lanjut livia

"Bentar² ini maksudnya gmna sih gw ga ngerti...waktu itu gw pulang ke Jakarta tapi gw liat lo lagi meluk rara den..

Dion di buat kebingungan oleh denis dan livia. Pasalnya ia sangat yakin sekali bahwa dulu ia tidak salah lihat, bahwa rara dan denis berpelukan

"Iya,emg gitu kenyataannya..ucap denis
"Tapi broo, gw mau ngasih tau, itu pelukan perpisahan gw sama rara, dia bilang gw harus balik sama livia, bahkan dia nganggep gw layaknya abang nya sendiri.. lanjut denis

Dion mematung sejenak hingga ia di sadarkan oleh tepukan pelan yang denis berikan

"Dan bro,,gw kasian sama dia, dia sempet bilang..kalo dia butuh bantuan gw supaya bisa ngebuktiin kalo omongan lo salah...emg lo ngomong apa sama dia, sampe rara mohon² sama gw buat bantuin dia

"Gw sempet bilang sama dia,kalo dia ngga beda jauh sama mama kandungnya,sama² jalang..ucap dion lirih

Buk buk
"Brengsek lo dion..

Denis memberi dion sedikit pukulan, mungkin dengan itu dion sedik sadar dengan apa yang telah ia perbuat

"Denis udah cukup..Ucap livia mencoba menghentikan

"Bentar yang aku mau ngomong sama dia..tunjuk denis pada dion

"Yon. Gw liat di mata rara dia bener² lelah. Yang gw tau rara bener² sayang sama lo, lo sebaiknya minta maaf sama rara sebelum terlambat...

Denis dan livia melenggang pergi meninggalkan dion yang sedang berkecamuk dengan pikirannya sendiri

***

Tok tok tok

"Pah..maah, ini dioon

Tidak menunggu lama muncul erik dari balik pintu dengan senyum yang merekah

"Loh, dion.. ko ga bilang dulu mau kesini

"Rara mana pah?

Tidak mau menunggu lama dion langsung menanyakan rara. Toh memang itu kan tujuan dion datang ke Jakarta se-larut ini

"Ayo masuk dulu..ajak erik pada dion

Dengan di temani oleh teh hangat dion dan erik berbincang di ruang tamu

"Jadi papa ngga tau dimana rara sekarang?!

"Rara kabur dion

"Rara ga bakal kabur kalo tanpa sebab pah. Pasti papa yang jadi penyebab rara kabur kan? JAWAB PAH?!

"DION!

Bukan. Bukan erik yang berbicara, melainkan devi yang entah dari mana datangnya

"Kamu berani membentak papah kamu hanya demi anak ga tau diri itu?!

"Iya dion. Kami penyebab rara kabur dari rumah. Kami menjual rara pada pengusaha kaya

"MAMAH!

"Kenapa? Apa kami salah menuntut balas perbuatan baik kami karena telah merawat rara dari kecil?

"Salah mah. Salah besar, apa menurut mama dengan kalian 'mencaci bahkan memaki rara' itu adalah perbuatan baik, dengan kalian yang selalu 'merendahkan' rara itu adalah perbuatan baik?

"Terserah dion. Kamu memang selalu keras kepala

Setelah mendengar ucapan dari mama-nya dion melenggang pergi meninggalkan orang tuanya itu, ia pergi ke kamar rara

Tok tok tok
Dion mengetuk pintu Seolah meminta izin untuk memasuki kamar adiknya itu

"Ra.. kamu dimana

Dion menatap sekeliling kamar yang bernuansa abu-abu itu, ia menatap satu persatu foto yang terpajang di dinding kamar adiknya itu

"Abang kangen ra,, kamu bener, ada saatnya abang yang akan kangen sama kamu















Vote yaaaa.....

Dear ABANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang