16. Taecyeon - Selamat Ulang Tahun!

69 12 3
                                    

Kami sudah setengah jalan menuju asramanya. Aku harus segera mengalihkannya dan mengajaknya pergi. Ya, tentu saja, aku punya rencana lain hari ini!

---
Sesaat sebelum aku sampai di K-Arts, kutekan nomor telepon teman flat Lana. Kuharap ia tipe orang yang menyebut namanya saat mengangkat telepon, karena aku tak ingat namanya dan hanya menyimpan kontaknya dengan nama 'teman flat Lana'.

Untungnya aku benar. Ia menyebutkan namanya, dan aku bisa leluasa bertanya tanpa harus merasa tak enak karena lupa namanya.

"Apa kau tau tempat yang Lana sukai? Kurasa aku ingin mengajaknya keluar hari ini." To the point. Aku tak suka bertele-tele.

"Lana suka udara sejuk. Pantai atau gunung mungkin pilihan yang baik."

Isi kepalaku berkelana saat mendengar udara sejuk. Senyumku mengembang saat teringat sebuah tempat yang cukup tenang tapi tak terlalu jauh dari sini.

"Berapa ukuran kakinya, dan apa warna kesukaannya?" Kalau Lana kuliah menggunakan flat shoes, aku tak ingin merusak flat shoes nya.

"Kurasa sekitar 245 milimeter. Dan warnanya biru, biru muda."

"Arasseo. Neomu kamsahaeyo, Shin Hae-ssi." Aku sudah akan menutup telepon ketika Shin Hae tiba-tiba memamggilku lagi.

"Apa kau tau hari ini adalah hari ulang tahun Lana?"

"Ah, geureohge? Baiklah, terima kasih informasinya!"

Berbagai macam ide bermunculan di kepalaku. Namun yang pasti, aku perlu membeli sepatu terlebih dahulu. Setelah mendapatkan sepatunya, aku melihat keranjang piknik saat melewati sebuah toko. Kupikir, bukankah piknik sepertinya ide yang menarik?
---

Maka begitulah, rencana berikutnya adalah mengajaknya pergi piknik, sebagai hadiah ulang tahunnya. Kuharap mengajaknya tak sesulit itu.

Sambil memikirkan bagaimana cara mengajaknya, mataku berhenti pada beberapa tangkai bunga ungu kecil yang tergeletak di tanah. Aku terkekeh geli sambil mengumpulkan bunga-bunga itu. Rasanya seperti sedang syuting adegan drama.

"Lana-ya.." aku tahu, kalau kupanggil ia akan menoleh. Maka segera kugeser tubuhku saat ia berbalik.

Dan ta-da! Kurasa aku berhasil mengejutkannya saat melihat raut wajahnya. Ekspresi berikutnya benar-benar membuatku ingin tertawa.

"Yak!" Ia menyambar bunganya dan mengacungkannya ke depan wajahku. "Kau tak boleh mengambilnya begitu saja!"

Aku tahu hal itu sangat mungkin terjadi. "Wae?" Kulipat tanganku di depan dada. Dan kutunjukkan wajah kesal meski kuyakin dia tak bisa melihatnya. "Aku mengumpulkan yang sudah jatuh."

"Mereka bisa jadi pupuk untuk tanaman yang lain!" Ia bersikeras.

"Tapi mereka cantik. Sepertimu." Aku tertegun dengan kejujuran yang meluncur begitu saja. Kadang, cantik tak selalu harus seperti yang kau imani selama ini.

"Aish!!" Ia mengepalkan tangannya dengan kesal, namun tak melakukan apapun lagi setelahnya. "Ka!" Ia kemudian berbalik.

"Ikutlah denganku, Lana-ya.." kulontarkan ajakan itu begitu saja. Ajakan yang lebih mirip permohonan.

"Ke mana? Aku harus pulang sebelum gelap. Nanti Shin Hae mengomel kalau aku pulang terlambat." Ia luluh, meski masih terlihat sedikit terpaksa.

"Kol!" Sebelum ia berubah pikiran, aku harus menguncinya. "Aku akan membawamu pulang sebelum gelap. Yaksokhanda!" Meski aku tak yakin apa janjiku dapat kurealisasikan.

Lovely BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang