83. Taecyeon - Kembali ke Realita

44 5 2
                                    

Kami berkendara ke Sanur, namun kantor yang dituju Lana rupanya sedang tutup. Akhirnya kami mampir ke sebuah restoran di pinggir pantai.

"Jagiya, kau tau di mana tempat untuk surfing?" Sudah lama sejak terakhir kali aku surfing, karenanya aku dan Junho sudah sepakat akan surfing di hari terakhir ini.

"Eo? Pantai Berawa. Aku hanya tau di sana. Tapi jauh, jadi jangan berharap." Lana menyuapkan makanan ke mulutnya.

Aku memanyunkan bibirku dan menenggak air di gelasku. Entah bagaimana, aku akan membuat Lana membawa kami ke Berawa.

Seorang perempuan mendekati kami dan mengobrol dengan Lana dan Shin Hae. Dan kalau bisa, aku rasanya ingin berterima kasih yang sangat banyak pada perempuan bernama Dayu itu. Kalau bukan karena ia tiba-tiba membahas sekolah rakyat, Lana tak mungkin beralasan akan mengantarku surfing ke Berawa.

Dan kami benar-benar ke Berawa! Aku tak bisa menahan adrenalin yang seperti ingin melompat keluar saat melihat ombak tinggi.

Kami bertiga menyewa papan surfing berkat bantuan Bri, sementara Lana dan Shin Hae duduk di pinggir pantai. Aku melepas pakaianku dan melakukan pemanasan.

"Junho-ya!" Aku meneriaki Junho dan kami berlari menuju ombak.

Setelah lama tak surfing, berkali-kali aku dan Junho tergulung ombak. Kami saling menertawai satu sama lain. Saat semakin sering tergulung ombak, saat itulah kuputuskan untuk berhenti. Agaknya tubuhku sudah lelah meski aku masih ingin.

"Junho-ya, pacarmu sudah kembali. Kajja!" Kuajak Junho menyudahi kegiatan surfing kami, dan menunjuk ke arah para perempuan yang kini sedang mengobrol dengan Bri.

Kubuka kausku dan kukibaskan rambut yang basah oleh air laut. Junho mengangguk dan kami membersihkan diri.

Kami menuju ke Kendra Galery, lalu ke restoran Meksiko tempat Hana bertemu dua temannya. Setelah makan malam, kami kembali ke hotel.

Seperti biasa Lana mandi lebih dulu, lalu aku setelahnya. Sambil menunggu Lana di kamar mandi, kukabari Nickhun dan Chansung bahwa kami akan pulang besok dan akan langsung ke basecamp untuk memberi kejutan pada Jun-K yang ulang tahunnya sudah terlewat.

Hawa dingin dari pendingin ruangan membuatku bergidik saat keluar dari kamar mandi. Entah karena aku mandi dengan air panas, atau memang pendingin ruangannya terlalu dingin. Pantas saja Lana sudah bergulung di dalam selimut.

Ia bergeser dan berbagai selimut denganku, lalu mengingatkanku untuk mengabari anak-anak bahwa kami akan membuat kejutan besok untuk Jun-K.

Kuyakinkan padanya bahwa aku sudah mengabari mereka, dan mereka akan berkumpul di basecamp.

Pagi berikutnya, Lana sudah sibuk sepagian mengatur isi kopernya. Aku yang baru bangun hanya tersenyum melihat Lana.

"Oppa, segera mandi dan kita sarapan. Aku yakin, anak dua di sebelah harus dibangunkan. Entah apa yang mereka lakukan semalam, mengingat mereka sudah berbaikan." Lana bicara tanpa melihat padaku.

"Yak, bagaimana kau tau aku sudah bangun?" Aku bersandar ke headboard dan menguap, lalu meregangkan tubuhku.

Lana hanya mengedikkan bahu sambil terus menyusun isi kopernya. Melihat Lana yang tak mungkin diganggu, aku mengalah dan segera mandi.

Penerbangan kami jam satu siang. Setelah check out, kami bergerak menuju bandara diantar oleh sopir Je Hoon. Hana yang bangun terlambat dan belum sarapan meminta agar kami mampir ke tempat oleh-oleh dan membeli banyak pie susu.

Lovely BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang