Di tengah istirahat syuting hari ini, kubuka pesan dari Lana yang mengabari bahwa ia berada di Lotte World dengan Hana. Tak lupa dengan sombongnya ia pamerkan permainan apa saja yang sudah ia naiki.
Jadwal syuting hari ini berakhir tepat waktu. Sekitar pukul delapan malam aku sudah selesai mandi dan sedang bersantai ketika ponselku bergetar dan nama Junho berpendar di layar.
"Eo, Junho-ya?" Anak itu harusnya juga sedang sibuk syuting akhir-akhir ini, karena drama kami akan tayang hampir bersamaan.
"Hyeong, eodiya?" Suara Junho terdengar sedikit panik.
"Rumah. Wae?" Aku langsung duduk di tempat tidur dan menajamkan pendengaranku.
"Apa kau mendapat kabar dari Lana? Dia bilang mereka sedang berada di rumah sakit."
"Mwo?!" Aku sontak menegakkan tubuhku. "Siapa yang sakit? Ada apa? Lana terakhir mengabariku tadi sore saat ia dan Hana berada di Lotte World."
"Kalau kau tak sibuk, sebaiknya kau kemari dan kita ke rumah sakit, Hyeong. Aku benar-benar panik sekarang."
Aku bergegas mematikan sambungan telepon dan menyambar jaketku serta kunci mobil, lalu melesat menuju apartemen Junho. Junho sendiri sudah menunggu di pinggir jalan lengkap dengan topi dan masker hitam saat aku datang.
"Kau benar-benar sepanik itu?" Aku meledeknya ketika ia menjatuhkan diri di jok mobil.
"Cepatlah jalan! Aku tak punya waktu lagi. Ponsel dua perempuan gila itu tak ada yang bisa dihubungi!" Junho lebih terdengar seperti merengek dibandingkan dengan marah.
Aku menginjak pedal gas dan kami melesat menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Junho berinisiatif mencari nama Park Hana atau Kelana di daftar pasien, namun nihil.
"Hyeong.. bagaimana ini?"
Aku diam dan mengingat apa yang mungkin dilakukan dua manusia itu di rumah sakit. Lalu sekelebat acara pernikahan Dong Wook melintas di kepalaku. Kalau tak salah ingat, saat itu ada seorang perempuan hamil yang hadir.
"Permisi, di mana letak ruang bersalin?" Kutanyakan pada resepsionis yang kemudian menunjukkan jalan.
"Ah, benar juga! Lana tadi mengatakan bahwa Hana akan melahirkan anak rubah. Tapi kukira mereka hanya bercanda." Junho tetap berjalan di sampingku meski baru saja kujitak kepalanya karena geram.
Lana yang sedang duduk di bangku ruang tunggu langsung berdiri menyambutku. Kalau tak ingat sedang di rumah sakit, sudah kupeluk dia sejak awal.
"Jadi, bagaimana proses melahirkannya?" Aku penasaran, apa benar perempuan di pernikahan Dong Wook yang melahirkan hari ini.
"Masih bukaan sembilan. Sejauh ini aman, meski tanganku jadi korban. Lihatlah betapa perempuan cantik pun bisa jadi brutal." Lana menunjukkan lengannya yang memerah dengan beberapa bekas cakaran.
Kuusap lengan Lana. "Lalu, kenapa kalian yang menemaninya? Bukankah dia punya suami?"
"Aish, mulutmu!" Lana memukul lenganku. "Tentu saja Min Young Eonni punya suami! Kau juga kan mengenal Seo Joon Oppa."
"Aah, jadi istrinya Seo Joon yang akan melahirkan." Aku menganggukkan kepalaku.
"Dan istrinya Kyung. Mereka sudah di dalam. Tadi Seo Joon Oppa sedang ada urusan di Jeju, sementara Kyung ke Busan. Dua perempuan itu kan tak mungkin menunggu."
Lagi-lagi aku mengangguk. Cukup obrolan soal melahirkannya. Kualihkan pembicaraan dengan bertanya apa ia senang pergi dengan Hana hari ini.
"Uhh, wanjeon! Aku hampir mati mengikuti ritme permainannya!" Lana bercerita dengan semangat. Aku tertawa menanggapinya, bukan karena ceritanya, tapi karena dia sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
Hayran KurguTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...