Aku dan Taecyeon akan ketemu siang ini. Taecyeon bilang hari ini dia libur, jadi kami bisa ketemu. Meski rasanya nggak rela, tapi mau nggak mau kuakui aku harus berterima kasih ke Hana dan siluman rubahnya karena udah maksa kami buat ngomong. Ya meski baru nanya kabar abis itu mereka berbuat mesum, tapi paling nggak setelahnya kami teleponan langsung.
Aku ngakak begitu Taecyeon sampe di depan flat dengan sebuket bunga mawar merah yang besar nutupin mukanya. Mataku tiba-tiba panas dan berair, sementara jantungku berdetak nggak karuan. Setelah pertemuan terakhir di mini konsernya, rasanya aneh ketemu dia lagi setelah bertengkar.
"Perempuan suka bunga, kenapa kau tertawa?" Taecyeon nurunin buket bunganya dan nunjukin muka kecewa.
"Aku tidak. Kau buang-buang uang untuk hal yang tidak perlu. Bunganya harusnya masih ada di taman, bukan dipotong dan diperjualbelikan seperti ini! Lagipula mungkin hanya bertahan dua hari. Lalu kau mau aku berbuat apa dengan bunganya selain dibuang?" Kuambil bunga di tangannya dan bergegas ngisi vas pake air, lalu kusimpen bunganya di sana.
"Ada tempat yang ingin kau datangi?" Taecyeon mengamit lenganku, yang langsung kukeplak. Dia nggak inget apa pura-pura bodoh sih kalo aku abis diteror sasaeng?!
"Ke bukit tempat Oppa mengajakku piknik? Atau ke basecamp?" Aku langsung masang sabuk pengaman begitu kami naik ke mobil.
"Ke basecamp dulu kalau begitu, kita ganti pakai motor." Aku ngangguk-ngangguk waktu Taecyeon mindahin tuas persneling dan kami bergerak meninggalkan gedung asrama.
Basecamp sepi hari ini. Benar-benar nggak ada orang satu pun, jadi kami emang cuma ngambil motor aja dan pergi lagi. Kali ini karena ditutup helm dan aku udah jadi pacarnya, aku nggak ragu melukin punggungnya meski dia nggak ngebut sekalipun.
Aku duduk di bawah pohon yang sama kayak waktu dulu Taecyeon ngajak piknik. Bedanya, ya sekarang nggak ada alas dan perlengkapan piknik. Taecyeon nyusul dan duduk nyender ke pohon di sebelahku.
"Oppa, kau lelah?" Aku noleh ke samping kiri dan ngeliat Taecyeon lagi nutup mata.
"Eo. Aku lelah merasa bersalah padamu. Jadi kalau aku minta maaf, apa kau akan memaafkan?" Taecyeon ngebuka matanya dan natap aku.
"Lana-ya, aku baru saja selesai syuting waktu kau meneleponku beberapa hari yang lalu. Pun kami kehujanan di set, dan karena hujannya tidak deras jadi kami tak berhenti. Tapi ternyata itu membuatku sakit kepala. Lalu kau tiba-tiba bilang begitu menjelang pagi. Mianhae, jagiya, harusnya aku tak bilang begitu."
Kuacak rambut Taecyeon. Kenapa hari ini aku cengeng banget, dikit-dikit pengen nangis. Sekarang aja setelah ngacak rambutnya, aku malah nyender di pohon ngebelakangin dia, takut keliatan kalo nangis. Sialnya, Taecyeon mentang-mentang nggak ada orang jadi seenak jidat narik dan meluk aku dari belakang.
"Yak, apa kau mau menjelaskan detailnya padaku? Aku tau garis besarnya dari Shin Hae." Taecyeon berbisik, terus naro dagunya di ceruk bahuku.
"Hmm.. aku hanya tak tau harus mulai dari mana." Aku menghela nafas.
Taecyeon diem aja. Dia kayaknya bener-bener nunggu aku ngejelasin sendiri, jadi kujelasin semuanya dari nilaiku yang jelek dan nggak diganti meski aku udah ngirim tugas, sampai penyelesaian perkara kemarin yang dibantuin sama Seo Joon Oppa.
Selesai aku cerita, Taecyeon masih diem tapi pelukannya makin erat. Dia menghela nafas berkali-kali.
"Untung kau dibantu Seo Joon. Untung aku tak sedang di Seoul. Untung aku baru tau sekarang." Taecyeon kedengeran banget berusaha bikin nada suaranya normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...