Aku memijat pelipisku saat lagi-lagi mendapat kabar bahwa Junho dan Hana tertangkap kamera. Kali ini sedang makan di sebuah restoran, padahal kabar pertama saat mereka sedang berdua di perancang busana sehari sebelum pesta pernikahan belum juga kami bahas.
Semua anggota yang lain menanyaiku karena mereka tahu, Hana adalah sahabat Lana. Dan mereka juga tahu aku hadir di pernikahan itu.
Yang menyebalkan adalah Junho tak bicara sedikit pun pada kami soal itu, bahkan tak menampakkan dirinya di basecamp sejak pertemuanku terakhir dengannya di apartemennya, semalam sebelum pernikahan.
Akhirnya aku memutuskan untuk mengundang semua anggota dan mengadakan rapat singkat hari ini. Selain membicarakan soal Junho, aku juga ingin menitipkan Lana pada mereka.
Dan pagi ini, semua sudah hadir kecuali sang fokus pembicaraan: Lee Junho. Aku akhirnya memulai obrolan sambil menunggu.
"Aku tau, sepertinya berlebihan kalau kuminta kalian menjaga Lana. Karena yah, sebenarnya itu tugasku. Tapi melihat Junho dan pacar barunya yang ternyata adalah sahabat pacarku, aku tak bisa tak meminta tolong pada kalian." Aku mulai dengan tatapan mengiba.
"Maksudku, aku tau betapa kalian juga lebih sibuk dari aku. Tapi kuharap sekali dua kali kalian bisa bergantian memantaunya." Aku membuka ponselku dan mengirimkan beberapa data di grup chat kami.
"Ini nama lengkap dan data-datanya. Aku juga sudah masukkan akun media sosialnya. Kalau-kalau suatu hari kalian menemukan berita atau apa pun terkait Lana dari informasi ini."
"Yaaahh rasanya seperti punya maknae." Wooyoung menghela nafas.
Aku tertawa. Ingin rasanya kubilang pada Lana, cita-citanya tercapai. "Eo. Dia memang sangat berharap bisa jadi maknae di sini."
"Asal tak menyusahkan seperti pinguin jahanam, aku tak masalah." Wooyoung mengangguk sambil menyimpan kembali ponselnya.
"Justru itu aku meminta tolong pada kalian, agar sebelum ia menyusahkan kalian sudah bisa mencegah."
"Tapi apa Lana tau kau menitipkannya pada kami?" Nickhun berkomentar.
"Kurasa tidak. Dan sebaiknya memang tidak." Jun-K mewakili jawabanku. Aku mengangguk membenarkan ucapan Jun-K.
"Eo, baiklah. Toh Lana sudah jadi adikku sejak malam setelah konser Jepang, di kedai." Chansung juga mengangguk.
"Yaaakkk, kau sudah sedekat itu sebelum Taec Hyung menyatakan cintanya pada Lana?" Wooyoung melempar bantal sofa pada Chansung.
"Yak, bukan salahku! Salahkan saja yang malah mengejar Hana saat mereka berdua bertengkar." Chansung tak terima.
"Yak, yak, Hwang Chansung." Aku mengingatkannya bahwa aku ada di sini. Tapi ia hanya menggumam dengan wajah polos. "Hhh.. sudahlah, yang jelas aku berterima kasih pada kalian semua. Aku tak mungkin bisa tanpa kalian."
"Tapi, ngomong-ngomong ke mana Lee Junho? Apa kau sudah bilang kita menunggunya?" Jun-K melirik jam tangannya.
"Tunggu, biar kuhubungi lagi." Aku menekan nomor Junho dan menunggu beberapa kali nada sambung, sampai suara perempuan menyapaku.
"Yeoboseyo.." aku geram mendengarnya tertawa kecil.
"Hana? Di mana Junho?"
"Lagi sarapan, kenapa?"
"Junho masih bersamamu di apartemen?" Aku tahu perempuan ini mungkin tidak mengerti keadaannya sekarang. Jadi kucoba untuk menahan diri.
"Masih, kenapa?"
"Ya Tuhan, apa yang kalian lakukan semalam hingga baru sarapan sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...