Setelah acara pernikahan dan lamar-melamar selesai, Dong Wook Oppa masih nerusin pesta dengan ngundang kami makan malam. Makan malam private yang sekarang semakin ramai karena selain ada Taecyeon, juga ada Bara yang terpaksa masih di sini, karena Bri nggak mau hadir kalo Bara nggak hadir.
Kami duduk berputar di meja panjang, dengan Hana jadi pusatnya. Dong Wook Oppa memulai sambutan dengan ungkapan perasaannya ke Hana, dilanjut sama semua orang di meja.
Sampai akhirnya, sekarang giliran Shin Hae yang duduk di deket Hana. Aku mati-matian berdoa supaya Shin Hae nggak ngomong macem-macem. Bisa tengsin lah diliatin sekomplotan lengkap gini.
"Untuk Hana, yang sama gilanya dengan temanku Lana. Baru sebentar aku mengenalmu, tapi sudah banyak cerita yang kudengar dan kulihat tentangmu. Hana kamu keren!" Shin Hae ngangkat gelasnya dan nepuk tangan Hana pake tangannya yg lain. Aku mendesah lega, anak itu bisa waras juga.
"Untuk Hana, sahabat kecilku. Manusia paling ajaib yang pernah aku temui. 20 tahun yang lalu, terima kasih sudah membelaku saat yang lain mengangguku. Terima kasih sudah menjadi teman bersaingku. Terima kasih sudah mengajarkanku berbagai macam hal. Hana teman gilaku!" Kuangkat gelas di tanganku, dan natap Hana dengan mata berkaca-kaca.
"Untuk Hana, gadis berkepang yang paling pintar. Saya baru bertemu lagi denganmu, tapi banyak sekali kebaikan yang kau berikan kepada orang-orang di sekitarmu. Terima kasih 20 tahun yang lalu sudah meminjamkan saya papan jalan dan pensilmu agar saya bisa ujian." Bara ketawa.
Katanya, dulu Bara nggak bawa perlengkapan ujian, jadi disuruh keluar. Untungnya Hana udah selesai dan minjemin papan jalan sekaligus pensilnya biar Bara bisa ikut ujian.
"Untuk Hana. Aku baru mengenalmu, tapi sepertinya kau gadis yang luar biasa. Jadi tetaplah seperti itu" Bri ngangkat gelas sambil senyum ke Hana.
Aku tau sekarang giliran Taecyeon. Kutahan kepalaku biar nggak kentara banget ngeliatin ekspresi Taecyeon sekarang.
"Untuk Hana, you're a crazy girl. But you have a big heart. Jangan berkecil hati, Hana. Kau punya banyak hal yang bisa membawamu, kemana pun kau ingin pergi." Kurasa Taecyeon juga ngangkat gelasnya. Entahlah, aku nggak berani liat, takut tiba-tiba dia ngelirik ke arahku terus kami bertatapan nggak sengaja.
Ucapan demi ucapan terus disuarakan, sampai terakhir Joon Gi Oppa yang bicara. Dasar lovebird, ucapannya diakhiri dengan kecupan manis di tangan Hana. Aku nyikut Shin Hae yang ngeliatinnya nggak ngedip.
"Untuk kalian yang sampai hari ini selalu memberikan aku harapan, selalu memberikan aku semangat dan selalu memberikan maaf untukku." Hana berdiri, ngelepas flatshoes-nya, dan berputar 32 kali. Tanpa sepatu balet, dan hanya tangan kiri sebagai penyeimbang karena tangan kanannya masih di gips.
"Itu ucapan terima kasihku kepada kalian semua. Sulitnya melakukan gerakan itu tanpa sepatuku, menjelaskan betapa sulitnya aku mengeluarkan kata-kata selain Terima Kasih, Merci Beaucoup, Gracias, Kamsahamnida." Hana membungkuk beberapa kali kayak baru selesai pertunjukan.
"LO GILA HANA, LO YANG MUTER GUE YANG NGERI LO KECENGKLAK!!" Aku nggak bisa nahan lagi buat nggak neriakin anak gila yang kadang kayak nggak ada otaknya ini. Sungguh, pengennya aku ngejerit 'nggak ada otak emang lo, Han!' tapi kayaknya nggak enak meski yang lain nggak ngerti.Selesai acara makan, Hana ngajak aku dan Shin Hae misahin diri agak jauh dari kerumunan. Hebatnya Hana masih berhasil menyelundupkan sampanye dan ngajak aku sama Shin Hae minum.
Setelah beberapa gelas, Hana dan Shin Hae mulai keliatan oleng. Mereka mulai berulah dan ngeledekin aku sama Taecyeon. Aku yang bener-bener nggak ingin ada keributan memilih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...