Satu tahun berlalu sangat cepat. Kugelengkan kepalaku mengingat pertemuan pertamaku dengan Lana di awal tahun sebagai orang asing dan mengakhirinya sebagai sepasang kekasih.
"Hyeong, kau sudah belanja, kan? Boleh kupinjanh mobilmu?" Chansung mengetuk pintu kamarku yang terbuka.
"Eo. Eodigayo?"
"Membeli dekorasi dan kembang api untuk nanti malam." Chansung menangkap kunci mobil yang kulemparkan. "Mmmm.. Hyeong.. selain mobilmu, aku izin mengajak pacarmu, ya?"
"Wae?"
"Dia pasti lebih baik dalam memilih dekorasi. Lagi pula aku tak mungkin mengajak Hana atau Shin Hae. Aku tak sedekat itu dengan mereka."
"Tapi jangan macam-macam!" Kulayangkan tatapan mengancam pada Chansung.
"Yah, mau macam-macam bagaimana, Lana sudah setengah mati cemburu pada Hana saat kalian di Jepang. Tak mungkin ada tempat untuk orang lain." Chansung bicara sambil berlalu.
Aku turun ke dapur, mendapati Junho sedang duduk di depan televisi dengan pemutar musik menyala.
"Kau tak menjemput pacarmu?" Aku bertanya sambil lalu ke dapur.
"Yak, nanti terciduk lagi, aku dimarahi lagi! Biar dia pergi sendiri dengan sahabat gilanya." Junho membalasku setengah berteriak.
Aku sedang berada di taman saat Hana dan Shin Hae datang bersama Bri. Lana sudah pasti absen karena pergi dengan Chansung.
Melihat Hana yang melirikku dari dalam dengan wajah gugup, aku jadi ingin mengusilinya. Harusnya Lana yang kukerjai, tapi anak itu sedang tidak ada.
Aku masuk dan menatap Hana juga Junho yang duduk sangat rapat. Pantas saja media gerah, mereka benar-benar seperti perangko yang melekat pada amplop.
"Neo..." Kutatap Hana tajam. "Sebaiknya bantu aku di dapur!" Aku berjalan ke dapur.
"Dan kalian sebaiknya juga mulai bergerak. Semakin sore kalian siapkan pestanya, akan semakin repot nantinya!" Kuingatkan anak-anak yang lain untuk menyiapkan apa saja untuk pesta nanti malam.
Hana hanya berdiri diam melihatku. Kuserahkan beberapa mangkuk bahan untuk membuat barbeque padanya dan menyuruhnya menyusun di tusukan.
Setelah melihat Hana mengangguk, kutinggalkan ia ke kamar, mengecek ponselku yang sedang di-charge. Nihil, tak ada pesan apa pun dari Lana.
Karena pengisian daya nya belum selesai, kutinggalkan lagi ponselku dan begerak ke taman, mendekati Nickhun. Kutepuk bahunya dan mengajaknya sedikit menjauh dari yang lain.
"Mwo?" Nickhun sepertinya tahu aku ingin bertanya.
"Kalau kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan nanti malam sebelum pergantian tahun untuk membuat kekasihmu senang?" Aku bertanya langsung ke inti.
"Karena konteksnya kalau aku jadi kau, yang paling mungkin adalah memainkan lagu. Pilih saja satu dari ribuan yang menggambarkan kalian." Nickhun mengedikkan bahunya. "Karena kalau aku jadi aku, akan kubuatkan makan malam romantis dengan makanan hasil masakanku ditambah wine, dan hadian kecil seperti perhiasan misalnya."
Aku memukul bahunya. Kalau hanya berdua sih mungkin kulakukan. Tapi sekarang banyak manusia, ditambah kenyataan bahwa Lana sedang pergi dengan Chansung membuatku memilih ide yang pertama.
"Kira-kira lagu apa menurutmu?" Aku bertanya lagi.
"Molla. Ingatlah sejak hari pertama kalian bertemu. Apa yang muncul di kepalamu?" Nickhun memancing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...