Masakanku sudah selesai. Kuminta So Hyun menempatkannya di piring-piring dan merapikannya sebelum dibawa keluar. Sementara aku akan membantu anak-anak menata meja.
Kulepas celemekku dan menggantungnya di gantungan celemek lalu bergegas menuju taman. Persis pada saat itu, kulihat Lana berpegangan pada Chansung, tubuhnya seperti limbung.
"Lana-ya, wae?" Aku bertanya padanya dengan nada rendah. Tak kusangka ia malah terkejut dan kembali limbung. Apa dia punya sakit jantung?
"Yaak, Taecyeon-ah!!" Lana berbalik. "Bisakah kau berhenti mengejutkanku?!"
Kurasa dia baik-baik saja. "Kalau sudah tak terkejut sebaiknya kau lepaskan tanganmu!" Kutinggalkan Lana yang masih berpegangan dengan Chansung dan bergegas membantu Wooyoung membereskan meja.
Sekilas kudengar percakapan Lana dan Chansung tentang tekanan darah rendahnya. Menyebalkan rasanya ketika aku harus mendengar hal itu dari mulutnya, tapi ia bukan bicara padaku.
"Ah, kenapa aku jadi merasa dia harusnya bicara padaku lebih dulu dibandingkan pada Chansung?!" Tanpa sadar aku menggerutu dan meninggalkan mereka semua di taman. Bukannya ke dapur dan mengambil makanan, aku malah naik ke kamarku.
"Yak, Ok Taecyeon!" Suara Nickhun yang memanggilku tak kutanggapi. Kubiarkan ia mengikutiku sampai ke depan pintu kamarku. "Ada apa denganmu?"
Aku mendengus mendengar pertanyaannya. Pertanyaan klise yang tak ingin kudengar saat ini.
"Entahlah. Menurutmu, ada apa denganku?""Kau yakin akan membahasnya di sini?" Nickhun melirik ke arah dapur.
Aku sampai lupa ada So Hyun. Kubuka pintu kamarku dan kubiarkan Nichkhun duduk di tempat biasa, sementara aku merebahkan tubuhku di atas kasur.
"Kau hanya akan duduk di sana?" Biasanya Nickhun akan ikut naik ke kasur kalau aku tak duduk di sofa.
"Eo. Aku masih punya tamu untuk ditemani." Nickhun menyandarkan punggungnya. "Jadi, apa kau mau tau apa yang terjadi padamu, menurutku?"
Aku bergumam mengiyakan sambil terus menatap langit-langit.
"Kau jatuh cinta, Taecyeon-ah. Akui saja. Kau cemburu melihat Lana tertawa dengan Chansung. Kau cemburu melihat Lana dibantu oleh Chansung, yang terlihat seperti mereka hanya berpegang tangan dari matamu, begitu kan? Menurutku kau harusnya bersyukur karena kurasa hampir semua member bisa menerima Lana. Kecuali Minjun. Entahlah, dia bersikap agak dingin pada Lana. Mereka bahkan belum saling bertegur sapa." Nickhun mengedikkan bahunya dan berdiri. "Sudahlah, aku akan turun. Kalau kau memang masih belum bisa menata perasaanmu, diamlah dulu di sini. Akan kubilang pada mereka kalau kau tak enak badan."
Aku bangkit dan duduk di ujung kasur. "Tolong bantu So Hyun membawa makanan ke taman. Aku akan turun sebentar lagi, eo?"
Nickhun mengangguk dan menepuk pundakku. "Berpikirlah yang jernih. Konser kita tinggal sebulan lagi. Kalau memang dia bisa jadi pemantik kebakaran besar, sebaiknya kau lupakan dulu untuk sekarang. Karena kau jadi lebih bodoh daripada saat kau bersama Yoona." Nickhun menatapku tajam. "Apa perasaanmu pada Yoona sudah selesai? Jangan sampai kau mendekatinya karena perasaanmu yang belum selesai."
Kutopang kepalaku dengan kedua tangan di atas paha setelah Nickhun keluar dari kamarku. Yoona, perempuan cantik yang dibawa Minjun ke JYPE hari itu, terlihat sangat menarik dan periang.
---
Aku sedang duduk dengan earphone menempel di telinga waktu perempuan itu tiba-tiba duduk di sampingku. Ia menarik sebelah earphone dari telingaku dan memasangnya ke telinganya sendiri."Kalian kan sedang latihan. Harusnya kalau saatnya jeda, kau berhenti memikirkan latihan." Ia bersandar ke dinding, membuat earphone yang tinggal satu menempel di telingaku jadi terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...