Aku mencelat terbangun saat ketukan di pintu kamarku berubah menjadi suara pukulan. Kudengar suara JYP meneriakkan namaku berkali-kali. Kulirik jam di tanganku dan bergegas turun dari kasur, lalu membuka pintu.
"APA YANG KAU PIKIR SEDANG KAU LAKUKAN SAAT INI?!" JYP menyemburku begitu pintu terbuka.
"Mianhaeyo, boss. Semalam aku merasa tak enak badan dan meminum obat tidur. Mungkin itu sebabnya aku tertidur lebih lama." Aku menggosok mataku dan berharap JYP tak sadar bahwa semalam aku sedikit mabuk.
"Bukan karena kau akan segera syuting drama baru?" JYP melihatku dengan tatapan menyelidik.
Di satu sisi aku senang beliau salah sangka. Namun di sisi yang lain, perkara ini juga harus kubicarakan dengannya cepat atau lambat. Karena aku tak mungkin terus mangkir kalau sedang syuting, dan aku tak yakin bosku ini akan meloloskan ajuan syuting dramaku yang lain, mengingat aku akan sering mangkir.
"Ayolah segera bersiap. Kutunggu kau lima menit." Aku langsung melesat ke kamar mandi dan mandi secepat kilat setelah JYP turun.
Kusambar baju dan celana yang nyaman karena kami masih punya waktu untuk mandi satu kali lagi sebelum naik ke stage. Aku turun kurang dari lima menit, dan nampaknya JYP cukup puas dengan prestasiku kali ini.
Kami bergegas menuju ke Seoul Olympic Stadium untuk melakukan sound check. Aku dan Nickhun semobil dengan JYP, sementara anak-anak yang lain di mobil satunya.
"Apa mood-nya baik?" Nickhun berbisik padaku saat aku menutup pintu. Kuanggukkan sedikit kepalaku, hanya agar Nickhun dapat melihatnya.
"Yak.. apa menurutmu sebaiknya aku pindah agensi saja?" Aku berbisik pada Nickhun sambil melirik JYP dari kaca spion.
"Mwo?" Nickhun ikut berbisik.
"Dia membahas syuting dramaku. Kurasa tak akan berjalan mulus kalau aku tetap di sini."
Nickhun membuat gerakan mengunci mulut dengan tangannya lalu mengedikkan bahu. Kuhela nafasku. Aku tahu hal ini akan terjadi cepat atau lambat.
Kami tiba beberapa saat kemudian dan langsung melakukan sound check. Kami juga sempat berlatih sebentar.
"Khunnie-ya, apa Lana mengabarimu?" Kutanya Nickhun ketika kami rehat. Aku sebenarnya tak yakin mereka bertukar nomor, tapi tak ada salahnya mencoba.
"Apa kau tak akan cemburu kalau dia mengabariku alih-alih kau?" Nickhun memukulku dengan handuknya. Sial, kenapa mereka jadi sering menggodaku begitu?!
"WooJun!" Dua makhluk serupa tapi tak sama yang lewat di depanku juga jadi sasaran pertanyaanku.
"Aniyo, Hyeong. Kami tak punya nomornya. Kau harusnya tanya pada Chan atau Jun Hyeong. Bukankah Chan pernah mengantarnya pulang dan Jun Hyeong pernah mengobrol cukup lama dengannya?" Junho menjawab pertanyaanku bahkan sebelum aku bertanya.
Aku baru akan bertanya pada Chansung dan Jun-K ketika kami dipanggil untuk bersiap karena matahari sudah semakin tenggelam.
#
Mianhaeyo : maaf
Mwo : apa
Aniyo : tidak
Hyeong : panggilan untuk laki-laki yang lebih tua digunakan oleh laki-laki*
Kami sudah bersiap di belakang panggung ketika lampu mulai diredupkan dan enam lampu sorot menyorot tanpa ampun ke panggung. Kuajak teman-temanku berkumpul dan kami saling berangkulan satu sama lain.
"Apa kalian pikir Lana akan datang?" Aku masih sempat bertanya sebelum meneriakkan yel-yel kami, yang langsung disambut oleh tamparan di punggungku dari Nickhun dan Jun-K.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...