Aku beneran terbang ke Paris, sendirian. Shin Hae udah kubujuk rayu segala rupa, tapi tentu nggak mempan karena dia masih harus ngeberesin ini dan itu buat syarat kelengkapan wisuda bulan depan. Padahal di Paris pun aku nggak lama-lama. Anak-anak 2PM yang lama di sana. Mereka udah dari awal bulan.
Taecyeon nggak ngasih tau anak-anak kalo aku terbang ke Paris. Jadi setelah konser, mereka heboh nyambut aku. Padahal ini bukan yang pertama kalinya aku tiba-tiba dateng ke konser mereka.
Hari ini jadwal kosong sebelum kami pulang nanti malem ke Korea. Aku emang cuma dua hari semalem di sini, karena anak-anak 2PM juga pulang sehari setelah konser terakhir mereka.
"Ada yang sudah memutuskan mau makan apa?" Kami lagi diskusi mau makan apa siang ini.
"Apa saja! Kurasa aku bisa makan menara Eiffel saking laparnya!" Junho ngejawab pertanyaan Nickhun. Keliatan sih, anak itu kayak kelaperan banget.
"Salahmu sendiri bangun kesiangan!" Wooyoung ngeplak kepala Junho sambil lewat.
"Pun tidak bangun kesiangan, aku bosan makan roti keras!" Junho protes.
"Namanya baguette." Aku meluruskan.
"Terserah!" Aku udah mau maju buat ngeplak kepala Junho yang melet ke arakhu, tapi ditahan Taecyeon.
"Kenapa tidak minta rekomendasi pada Hana?" Taecyeon tiba-tiba ngasih ide.
"NAH!!" Aku buru-buru ngambil ponselku dan mencet nomer Hana. "Hana punya restoran di sini. Sebentar kutanya." Aku ngejawab pertanyaan enam pasang mata yang ngeliatin aku.
"BONJOUR, HANA!!" Aku sengaja teriak waktu telepon tersambung.
"Berdarah nih kuping gue Lan! Kenapa? Ada apa?" Aku ngikik. Hana jelas protes, persis kayak dugaanku.
"Coba dong kasih tau, restoran punya Park Hana itu di jalan apa, ya?" Aku langsung nanya nggak basa-basi.
"Hah? Buat apaan?"
"Eeehh, buru dodol! Kelaperan nih gue, mau ngerasain makanan orang Perancis." Aku ngeledek Hana.
"Bentar deh, lo lagi mabok ya? Di Korea kan ada makanan Perancis." Hana masih nggak ngerti kalo kode pertamaku di awal tadi udah nunjukin aku lagi nggak di Korea.
"Euh, sia (kamu, bahasa Sunda kasar) mah! Hese (susah, bahasa Sunda kasar) ngomong sama orang sibuk. Gue di Paris, lagi nggak di Korea."
Hana hening beberapa saat. Kayaknya otaknya lagi mencerna omonganku. "Yang bener lo? Dari kapan? Lo nginep di mana? Jangan bercanda anda, Kelana!" Nah, setelah nyambung obrolannya, mulai deh rusuhnya keluar.
"Ngapain sih bohongin orang? Dosa! Gue nginep di Intercontinental nih."
"Wihhh, banyak duit sekarang. Nginep aja mahal bener. Kenapa gak dirumah gue aja sih?"
"Emang lo mau nampung tujuh orang?" Aku mencibir.
"Tujuh? Lo kagak sendirian ke sininya?" Hana lagi-lagi nggak konek.
"Ya mana sanggup gue, gadis yang idup di Korea aja mengharapkan gratisan demi pengiritan, sekalinya ke Paris nginep di tempat mahal. Sama anak-anak sirkus laaahh."
"Heh? Kalian ngapain kesini?"
Aku berdecak. Ini anak katanya Hottest, tapi artisnya konser dia nggak tau. "Bener-bener lu ya, udah nggak ada waktu emang mengikuti perkembangan zaman? Pantesan kemaren nggak ada. Gue kira lo bakal bediri paling depan kemaren, pas konser mereka. Udah ih, buruan kasih alamatnya. Ceritanya nanti aja. Ini gue diliatin enam pasang mata yang kelaparan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Beast
FanfictionTentang Lana, seorang gadis Indonesia yang pergi ke Korea demi menyusul tunangannya, Rian. Namun, di Korea Rian menjalin cinta dengan perempuan lain. Di saat seperti itu, Lana bertemu Taecyeon, lelaki humoris yang mampu meluluhkan hatinya. Sayangnya...
